12 Rekomendasi Oleh-oleh Pontianak, dari Tenun Corak Insang sampai Liang Teh

12 Rekomendasi Oleh-oleh Pontianak, dari Tenun Corak Insang sampai Liang Teh

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Selasa, 20 Mei 2025 08:16 WIB
Kain tenun corak insang.
Tenun corak insang. Foto: Dok. Ditjen Kebudayaan Kemdikbud
Pontianak -

Mengunjungi Kota Pontianak tidak lengkap rasanya tanpa membawa pulang oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya dan cita rasa Kalimantan Barat. Oleh-oleh khas yang kamu bawa tentu bisa menjadi pengingat indahnya perjalanan.

Kota yang dikenal sebagai Kota Khatulistiwa ini menyimpan banyak pilihan buah tangan menarik. Mulai dari kerajinan tradisional seperti tenun corak insang yang penuh filosofi, hingga minuman herbal menyegarkan seperti liang teh.

Rekomendasi Oleh-oleh Khas Pontianak

Dari kain tenun yang sarat makna hingga minuman herbal yang menyegarkan, Pontianak menawarkan beragam buah tangan unik yang tak hanya memikat mata, tapi juga menyentuh hati. Berikut rekomendasi oleh-oleh khas Pontianak yang beragam, dirangkum dari berbagai literatur:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kain Tenun Corak Insang

Kain tenun corak insang.Kain tenun corak insang. Foto: Dok. Ditjen Kebudayaan Kemdikbud

Kain ini mirip tenun ikat, tetapi bahan bakunya tidak menggunakan benang emas melainkan dengan benang sutera atau katun. Biasanya kain ini dipakai oleh kaum pria.

Dalam buku Etnomatematika Nusantara karya Zaenuri Mastur, dijelaskan tenun corak insang merupakan tenunan tradisional masyarakat Melayu Kota Pontianak pada masa Kesultanan Kadriah, saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie tahun 1771 sampai sekarang.

Corak insang mulanya dipakai kaum bangsawan di Istana Kadriah. Kain ini juga biasa digunakan oleh kalangan bangsawan sebagai simbol status sosial dan menjadi ukuran keterampilan bagi para gadis yang dipingit.

Di masa lalu, kain ini juga kerap dijadikan persembahan kepada raja, terutama saat hari ulang tahun, serta sebagai bagian dari hantaran dalam upacara pernikahan dan tradisi adat lainnya. Dalam busana pernikahan, kain ini digunakan sebagai pelengkap baju Telok Belangga untuk pria dan sebagai bawahan baju kurung bagi wanita.

Namun, seiring berjalannya waktu, tenun corak insang mulai digunakan masyarakat luas Pontianak. Selain dipakai sebagai seragam, corak insang juga umum dikenakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, khitanan, gunting rambut, hari besar keagamaan, dan penyambutan tamu kehormatan.

Kain corak insang menjadi cerminan dari kehidupan masyarakat Pontianak yang dominan dan berhubungan dengan Sungai Kapuas. Filosofi motifnya yakni sebagai simbol dari nafas, hidup, dan bergerak. Tenun ini juga ungkapan rasa cinta pada alam dan lingkungan.

Pada laman Kemdikbud, dijelaskan dalam artikel yang ditulis Peneliti BPNB Kalimantan Barat Neni Puji Nur Rahmawati, bahwa kain atau tenun bermotif corak insang masih menjadi bagian dari keseharian masyarakat Pontianak, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Motif insang ikan yang digunakan pada tenun ini melambangkan kedekatan masyarakat Melayu Pontianak dengan profesi nelayan dan alam sekitarnya. Insang, sebagai alat pernapasan ikan, diangkat sebagai simbol filosofi tentang kehidupan, semangat kebaharian, serta dorongan untuk terus maju dan berkembang.

Dahulu, proses pewarnaan kain menggunakan bahan alami yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Warna kuning diambil dari kunyit atau temu, merah dari daun pacar atau inai, sedangkan hitam dan cokelat dari kayu samak. Kini, proses pewarnaan lebih banyak menggunakan bahan kimia, meskipun nilai artistik dan budayanya tetap dipertahankan.

2. Kain Tenun Mempawah

Kain tenun Mempawah.Kain tenun Mempawah. Foto: Dok. Dekranasda Kalbar

Tenun Mempawah berasal dari Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Kota Mempawah adalah ibu kota Kabupaten Mempawah yang terletak di jalur perdagangan antara Pontianak, Singkawang, dan Sambas. Kain tenun Mempawah biasanya juga menjadi oleh-oleh khas Pontianak.

Kain khas Mempawah dikenal pula dengan kain bermotif awan berarak. Mirip seperti awal mula kain corak insang, dulunya kain ini hanya dikenakan kaum kerabat Keraton Amantubillah Mempawah dan untuk acara-acara besar kerajaan.

Kain ini disebut terbuat dari bahan yang lembut dengan corak yang unik. Benang yang digunakan juga halus, sehingga nyaman untuk dikenakan. Motif khas Mempawah kemudian berkembang seiring waktu, sehingga menjadi semakin beragam.

Dilansir dari berbagai sumber, proses penenunan kainnya juga membutuhkan proses yang cukup panjang. Jika kain lebih dari tiga warna misalnya, maka proses ikat dan celup juga dilakukan tiga kali.

3. Tas Manik Kalimantan

Tas manik Kalimantan.Tas manik Kalimantan. Foto: Dok. Media Center Kota Palangka Raya

Tas Manik Kalimantan adalah salah satu kerajinan tangan khas Kalimantan yang memukau, dan sangat cocok dijadikan oleh-oleh khas dari Pontianak maupun daerah lain di Kalimantan Barat. Tas ini dibuat dengan teknik anyaman atau sulaman manik-manik berwarna-warni yang disusun membentuk pola etnik khas suku Dayak.

Kerajinan ini bukan hanya sekadar aksesori fesyen, tetapi juga merupakan representasi kekayaan budaya masyarakat Dayak yang telah diwariskan secara turun-temurun. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian tinggi dan waktu yang cukup lama, karena setiap manik disusun satu per satu dengan tangan.

Hal ini membuat setiap tas menjadi unik dan bernilai seni tinggi. Tak heran jika harga tas manik Kalimantan mungkin akan sedikit mahal daripada tas kain biasa. Tas manik-manik biasanya dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran-mulai dari tas selempang kecil, clutch, hingga handbag.

4. Miniatur Tugu Khatulistiwa

Miniatur Tugu Khatulistiwa.Miniatur Tugu Khatulistiwa. Foto: Dok. Dekranasda Kalbar

Miniatur Tugu Khatulistiwa merupakan salah satu oleh-oleh khas Pontianak yang cukup populer di kalangan wisatawan. Miniatur ini merupakan replika dari Tugu Khatulistiwa, monumen ikonik yang menandai titik nol derajat lintang, tempat di mana garis khatulistiwa membelah bumi. Lokasi tepatnya berada di utara Kota Pontianak dan menjadi salah satu destinasi wisata utama di Kalimantan Barat.

Selain miniatur Tugu Khatulistiwa, beberapa pengrajin biasanya juga membuat miniatur rumah khas Dayak. Miniatur ini hadir dalam berbagai ukuran mulai dari yang kecil untuk hiasan meja, hingga ukuran sedang untuk dipajang di ruang tamu. Selain sebagai cendera mata, miniatur ini juga menjadi simbol kenangan bahwa seseorang pernah mengunjungi salah satu tempat yang sangat unik di dunia, yakni kota yang dilalui langsung oleh garis ekuator.

5. Miniatur Mandau

Mandau senjata tradisional suku Dayak di Kalimantan.Mandau. Foto: Istimewa

Mandau adalah senjata tradisional khas suku Dayak di Kalimantan yang sarat akan nilai budaya dan sejarah. Mandau asli dikenal sebagai senjata tajam dengan ukiran-ukiran khas pada gagang dan sarungnya, serta dipercaya memiliki kekuatan magis dalam tradisi Dayak. Sebagai simbol keberanian, kehormatan, dan perlindungan, Mandau bukan sekadar senjata, tetapi juga lambang identitas budaya yang sangat dihormati.

Kamu juga bisa memilih souvenir miniatur Mandau yang biasanya dibuat dalam ukuran kecil dan tidak tajam, sehingga aman untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh atau pajangan. Bahan yang digunakan bisa berupa kayu, logam ringan, atau kombinasi keduanya, lengkap dengan ukiran dan hiasan bulu yang meniru bentuk aslinya. Beberapa versi souvenir juga dilengkapi dengan dudukan kayu agar bisa dipajang dengan estetis di rumah atau kantor.

6. Kopi Asiang

Warung Kopi Asiang PontianakKopi Asiang Pontianak Foto: detikfood

Bukan sekadar kopi, Kopi Asiang punya nilai historis yang kuat di Pontianak. Kopi ini disajikan dengan metode tradisional dan dikenal lewat racikan kopi hitam tanpa ampas yang kuat tapi tidak asam.

Minuman yang satu ini menjadi simbol kedai kopi tua yang mewakili budaya nongkrong pagi masyarakat Tionghoa-Melayu di kota ini. Warung Kopi Asiang sudah berdiri sejak tahun 1958, dan masih jadi kopi yang legendaris di Pontianak.

7. Manisan Asam Payak Pontianak

Manisan asam payak Pontianak.Manisan asam payak Pontianak. Foto: Dok. Istimewa (Instagram Oleh-oleh Laris)

Asam payak merupakan sejenis palma dari famili Arecaceae yang memiliki rasa buah sangat asam. Buah dari hutan ini nyatanya banyak diolah jadi manisan yang lezat dan banyak diburu untuk jadi oleh-oleh.

Asam payak punya istilah lain yakni kelubi, asam kelubi, atau salak hutan (Eleiodoxa conferta). Beberapa orang bilang buah ini punya kemiripan dengan salak, tetapi lebih kecil.

Pohonnya dapat ditanam di daerah rawa. Tumbuhan ini membutuhkan banyak air, tanah yang subur dan asam, serta cahaya matahari yang hangat. Di habitatnya, jantung palem asam paya dapat dikonsumsi dan daunnya digunakan untuk jerami.

Buahnya sering diasamkan dan dijadikan pengganti asam jawa atau dibuat manisan, yakni dicampur air panas dengan gula. Kamu bisa membawa manisan asam paya menjadi buah tangan keluarga atau kerabat.

8. Kue Bingke

Kue bingke.Kue bingke. Foto: Dok. Istimewa (Instagram Bingke Kamboja)

Kue bingke adalah salah satu kue basah yang berasal dari Pontianak. Dikutip dari jurnal Mutu Glikemik Kue Bingke Variasi Umbi di Kota Pontianak yang ditulis Oke Anandika Lestari, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi, dan Mardiana Putri, kue bingke memiliki tekstur yang empuk, lembut, dan basah.

Umumnya, masa penyimpanan kue bingke tidak terlalu lama karena termasuk kue basah. Bentuknya cukup unik, yakni seperti bunga dengan enam kelopak. Bahan pembuatan kue bingke pun cukup mudah ditemukan, yakni adonan tepung terigu, telur, gula, dan santan.

9. Chai Kue

Chai KueChai Kue Foto: youtube

Chai kue disebut juga sebagai choi pan. Makanan yang satu ini merupakan warisan turun temurun dari masyarakat Tionghoa di Pontianak. Dalam laman Kemenkeu disebut dalam bahasa Hakka, choi pan berarti kue (pan) berisi sayuran (choi).

Bentuknya mirip seperti gyoza, dengan kulit tipis berwarna putih yang dibuat dari sagu dan tepung beras. Tidak hanya digoreng, ada pula oleh-oleh chai kue yang dikukus maupun dibakar.

Adapun isian choi pan dapat berupa bengkuang, rebung, kucai, talas, dan dilengkapi juga dengan ebi. Sebagai pelengkap, choi pan dinikmati dengan taburan bawang putih goreng dan saus cabe spesial.

10. Sirup Sengkit

Sirup Sengkit adalah salah satu oleh-oleh khas Pontianak yang mulai banyak digemari karena rasanya yang unik dan segar. Sirup sengkit dibuat dari perasan buah sengkit yang dicampur dengan gula, kemudian diolah hingga menjadi sirup pekat yang bisa dicampur dengan air dingin atau es batu saat disajikan.

Sengkit yang juga dikenal sebagai limau sengkit, merupakan buah citrus lokal dengan rasa asam segar dan aroma harum yang khas. Buah ini telah lama digunakan oleh masyarakat Kalimantan Barat, baik sebagai campuran dalam masakan maupun bahan dasar minuman tradisional.

Bahan utama untuk membuat sirup sengkit adalah jeruk Pontianak dan buah plum yang diawetkan. Sirup sengkit memiliki tekstur yang cukup kental. Biasanya, sirup sengkit dikemas dalam wadah semacam toples yang berukuran cukup besar.

Rasanya asam-manis dengan sensasi citrus alami yang menyegarkan, cocok untuk dinikmati di cuaca panas khas Pontianak. Jika kamu mencari oleh-oleh yang tidak hanya enak tetapi juga mencerminkan kekayaan rasa lokal Kalimantan Barat, sirup sengkit bisa jadi pilihan yang tepat.

11. Olahan Lidah Buaya

Minuman lidah buaya khas Pontianak.Minuman lidah buaya khas Pontianak. Foto: Dok. Kementerian Koperasi

Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, seperti daerah Pontianak yang dikenal dengan tanaman lidah buaya. Sebagai kota yang dilintasi garis khatulistiwa, Pontianak cocok untuk pertumbuhan lidah buaya.

Bahkan, lidah buaya Pontianak dianggap mengandung lebih banyak daging buah dan merupakan spesies lidah buaya berkualitas. Pada buku Khasiat & Manfaat Lidah Buaya oleh Irni Furnawanthi, disebut lidah buaya dengan jenis Aloe chinensis Baker berasal dari Cina dan banyak ditanam komersial di Kalimantan Barat, sehingga kini lebih dikenal dengan nama lidah buaya Pontianak.

Di Pontianak, hasil panen lidah buaya yang melimpah kemudian diolah menjadi aneka oleh-oleh yang lezat seperti teh, olahan minuman lidah buaya, hingga dodol. Murdijati-Gardjito dkk menerangkan dalam bukunya yang berjudul Ragam Minuman Khas Indonesia, lidah buaya bisa diolah menjadi teh seduh yang dianggap memiliki khasiat.

Di antaranya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit, menghilangkan stres, dan menyembuhkan sakit pencernaan. Selain itu, ada juga olahan daging lidah buaya yang diolah menjadi semacam jelly untuk diminum.

Cara penyajiannya dengan tambahan gula, biji selasih, dan es batu. Rasanya kenyal hampir mirip es rumput laut. Atau, kamu juga bisa membeli dodol lidah buaya yang berbahan dasar daging lidah buaya, santan, tepung beras, gula pasir, gula merah, dan sedikit garam.

12. Liang Teh

Liang Teh AyongLiang Teh Ayong Foto: Instagram ram_yu/makanmana

Liang Teh adalah minuman herbal yang telah menjadi bagian dari tradisi kesehatan di Asia, termasuk di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Liang teh (tio ciu) atau liong cah adalah minuman khas masyarakat Tionghoa yang tinggal di Pontianak.

Bahan utamanya yakni tanaman herbal daun pinten (Dicliptera chinensis) yang menyebabkan minuman ini berwarna kecoklatan seperti warna teh umumnya. Liang artinya dingin, sebab minuman ini dapat mendinginkan tenggorokan tanpa perlu ditambah dengan es batu.

Liang teh tersedia dalam dua versi yakni manis dan pahit, kalau yang versi pahit banyak dicari untuk penderita panas dalam. Sementara liang teh manis dapat dikonsumsi sehari-hari untuk melepas dahaga.

Selain tersedia bentuk liang teh yang sudah tinggal diminum, kamu juga bisa membeli racikan liang teh yang tinggal seduh. Biasanya tersedia di berbagai toko oleh-oleh Pontianak.

Nah, itulah tadi daftar oleh-oleh khas Pontianak. Kira-kira dari rekomendasi di atas, ada yang membuatmu tertarik mencicipinya?




(des/des)
Hide Ads