Istana Kadriah merupakan peninggalan bersejarah dari Kesultanan Pontianak. Tempat ini bisa menjadi pilihan destinasi wisata sejarah saat traveler berkunjung ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Simak artikel ini untuk mengetahui sejarah mengenai Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, lengkap dengan daya tarik, harga tiket masuk, hingga lokasinya.
Sejarah Istana Kadriah
Dikutip dari Jurnal Edukasi, Vol 1, No 1, Juni 2014 karya Basuki Wibowo, dkk dari IKIP PGRI, Istana Kadriah berdiri pada 1771. Pendirinya adalah Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, putra dari Habib Husein Alkadrie yang dikenal sebagai ulama asal Arab yang menyebarkan agama Islam di Pontianak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Habib Husein Alkadrie wafat, anak-anaknya beserta para pengikut ingin mencari tempat tinggal dengan menyusuri sungai. Setelah melewati Sungai Kapuas Kecil, mereka sampai di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Di sana mereka menebang pohon untuk dibuat sebagai bahan bangunan. Mereka lalu membangun Kesultanan Kadriah dan Masjid Djami. Syarif Alkadrie akhirnya dinobatkan sebagai Sultan Pontianak atau Kadriah bergelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Selama berdiri hingga 1950, Kesultanan Kadriah telah dipimpin oleh delapan sultan. Kesultanan ini kemudian bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Inilah yang juga menjadi cikal bakal Kota Pontianak.
Raja terakhirnya, Sultan Syarif Hamid II Alkadrie atau Sultan Hamid II (1945-1950) turut berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia. Sultan Hamid II adalah perancang lambang burung garuda berkalung perisai Pancasila.
Daya Tarik Istana Kadriah
Istana Kadriah memiliki sejumlah daya tarik, di antaranya sebagai berikut:
1. Bangunan Rumah Panggung
Selain karena sejarahnya, Istana Kadriah juga memiliki bangunan yang khas. Dilansir dari situs Kemdikbud, istana ini berbentuk rumah panggung khas Melayu yang berdiri di atas tiang-tiang.
Mulanya, istana ini terdiri atas 3 balai, yaitu Balai Cermin untuk sultan menerima tamu, Balai Kisi-Kisi untuk tinggal kerabat Sultan, dan Balai Sari untuk tinggal putri-putri istana. Namun setelah bangunannya rusak, istana kembali dibangun dengan ukuran yang lebih kecil.
Susunan ruangnya terdiri dari teras, ruang singgasana, ruang belakang, dan ruang lain. Atapnya dibuat bertingkat tiga. Uniknya, bagian pertengahan atap dipengaruhi dengan gaya Eropa. Ini terlihat pada ukiran pintu, jendela berukuran lebar dilengkapi kaca kristal berwarna.
Pengaruh Eropa juga terlihat pada keramik, mebel, singgasana, peralatan rumah tangga, dan meja marmer. Pengaruh Timur Tengah juga terasa, antara lain terlihat dari tiang-tiang berlengkung dan hiasan kerawang yang berbentuk bulan, bintang, atau bulatan yang berada di atas pintu.
2. Peninggalan Bersejarah
Sebagai bangunan bersejarah, Istana Kadriah juga masih dilengkapi berbagai peninggalan berharga yang masih tersusun rapi. Beberapa peninggalannya seperti foto-foto Sultan Pontianak, simbol kesultanan, lampu hias, keris, meja giok, kipas angin, hingga singgasana.
Ada juga cermin pecah seribu yang disebut-sebut ajaib karena bisa melihat 1.000 wajah kita. Yang menarik, terdapat Al-Quran 30 juz yang ditulis tangan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Bagian belakangnya terdapat senjata, pakaian sultan dan permaisuri, dan arca-arca. Di luar istana, yakni di sebelah kanan, tengah, dan kiri terdapat 13 meriam kuno buatan Portugis dan Prancis. Selain itu, ada pula lancang kuning, yaitu alat transportasi laut tradisional Kesultanan Pontianak.
3. Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie
Bagi umat Islam, jangan lupa untuk mampir ke Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang masih satu kompleks dengan Istana Kadriah. Jaraknya hanya sekitar 300 meter.
Masjid dibangun bersamaan dengan Istana Kadriah. Sebagai kerajaan Islam, keberadaan masjid sangat penting untuk melakukan ibadah dan dakwah.
Meski berupa bangunan kuno, masjid ini tampak megah dengan struktur kayunya. Lokasinya yang berada dekat sungai membuat pemandangan di sini semakin menarik.
HTM dan Lokasi
Istana Kadriah dibuka untuk umum. Pengunjung tidak perlu memikirkan harga tiket masuk (HTM), karena gratis. Namun sebaiknya pengunjung memberikan dana seikhlasnya ke tempat yang disediakan.
Tempat ini sudah menjadi destinasi wisata Kota Pontianak, sehingga fasilitasnya lengkap. Di sekitar lokasi terdapat warung makan, restoran terapung, pusat oleh-oleh dan cenderamata, hingga persewaan sampan atau speed boat.
Lokasi Istana Kadriah yakni di Jalan Tanjung Raya 1, Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Letaknya masih berada di pusat kota. Traveler bisa ke sana menggunakan jalur darat maupun sungai.
Demikian informasi mengenai Istana Kadriah peninggalan Kesultanan Pontianak, mulai dari sejarah, daya tarik, harga tiket, dan lokasinya. Jangan lupa datang ke sini jika sedang berkunjung ke Pontianak.
(des/des)