Bayi orang utan itu bernama Lukas. Selama satu bulan Lukas di sana, dokter muda asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini fokus merawat dan memantau tumbuh kembangnya, layaknya merawat bayi manusia.
Meski baru pertama kali menangani orang utan, ia mengaku sangat antusias mencari tahu bagaimana merawat hewan dilindungi itu, melalui banyak sumber.
"Kalau kendala sih pasti ada ya, ini juga pertama kalinya aku merawat orang utan dan itu bayi, dan di sini pun (PPS Long Sam) baru pertama kalinya menerima orang utan, bayi pula. Karena kita belum ada manualnya, kita bertanya-tanyalah (berbagai sumber)," jelas wanita berusia 25 tahun itu kepada detikKalimantan.
Sebagai dokter yang paling aktif di PPS Long Sam sekaligus ibu asuh Lukas, drh Oci membeberkan jika perkembangan Lukas sangat baik. Yang awalnya belum bisa menyangga lehernya sendiri, sekarang Lukas sudah bisa tengkurap.
"Karena kan saat dibawa ke sini masih sangat kecil sekali, bahkan kalau menangis belum bisa tengkurap, tetapi sekarang bisa dan sudah bisa mencengkeram kuat layaknya bergantung ke induknya," terangnya.
Direktur Conservation Action Network (CAN), yang juga pendiri PPS Long Sam, Paulinus Kristianto mengungkapkan Lukas merupakan salah satu orang utan yang diselamatkan warga. Saat itu, pihaknya menerima informasi Lukas sempat dirawat oleh warga di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
"Saat diselamatkan tim medis mengonfirmasi jika Lukas memang sangat kecil, kurang lebih usia 2-3 bulan karena memang saat itu tidak ada gigi," tuturnya.
Meski ditemukan dalam kondisi sehat, Paulinus mengatakan Lukas tetaplah bayi. Di mana dia masih sangat membutuhkan penanganan yang sangat kompleks dan tetap membutuhkan kasih sayang induk.
"Bayi tetaplah bayi, karena membutuhkan penanganan kompleks dan membutuhkan ibu asuh, jadi perawat di sini menjadi ibu asuh bagi Lukas," terangnya.
Ada dua dokter di PPS Long Sam Merasa, yakni drh Oci dan drh Milda. Mereka berdua yang saat ini menjadi ibu asuh bagi Lukas.
"Jadi ada dua dokter, satunya saat ini tidak ada di PPS, tetapi mereka (berdua) menjaga Lukas hampir 24 jam secara bergantian, memastikan Lukas mendapat perhatian. Karena bayi membutuhkan perhatian khusus, baik memberi susu maupun mengganti pampersnya," terangnya.
Sebagai informasi, PPS Long Sam didirikan pada 2020 oleh kelompok pemuda Dayak di kampung Merasa, Kelay. Dimulai dari kelompok kecil, CAN, kini terus berevolusi tak hanya menjadi tempat penyelamatan satwa tetapi juga restorasi hutan.
(sun/des)