Orang Utan di Kutim Kerap Turun ke Jalan-Tambang karena Kelaparan

Kalimantan Timur

Orang Utan di Kutim Kerap Turun ke Jalan-Tambang karena Kelaparan

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Senin, 10 Mar 2025 19:30 WIB
Orang utan ditemukan di pinggir jalan di Kecamatan Bengalon, Kutim.
Foto: Orang utan ditemukan di pinggir jalan di Kecamatan Bengalon, Kutim. (Dok. Istimewa)
Kutai Timur -

Orang utan sering kali terlihat di pinggir jalan Simpang Perdau dan area pertambangan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Masyarakat menyebut jika primata tersebut bahkan sering turun ke jalan karena kelaparan.

Pantauan detikcom di Jalan Simpang Perdau sepanjang 17 kilometer, terlihat 4 individu orang utan yang sedang berkeliaran mencari makan di pohon. Seorang tukang bakso bernama Ahmad yang kebetulan melintas dan hendak berjualan di area perkebunan sawit mengatakan jika orang utan memang kerap muncul di jalan.

"Susuri saja jalan ini, biasa ada itu. Tiga hari lalu saya ketemu (orang utan), besar dan memang sepertinya sudah tua jadi duduk di situ saja," kata Ahmad kepada detikcom, Senin (10/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua RT 2 Desa Sepaso Barat, Kecamatan Bengalon Muhammad Rusli mengatakan, jika pemandangan orang utan yang meminta makan ke pengguna jalan sudah tak asing lagi. Kata dia, hal itu merupakan dampak dari tidak adanya pakan di area hutan yang ada di sekitar jalan tersebut.

"Kalau sekitar sini gak terlalu luas (hutannya) paling sekitar 200-500 meter, tempat makannya orang utan itu sudah tidak ada. Jadi kadang dia mengharap makanan dari orang lewat saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Rusli mengatakan, dahulu hutan di Simpang Perdau cukup lebat dengan jarangnya orang utan turun ke jalan, area tambang, dan sawit. Namun sekarang bahkan kera kecil pun terlihat berani meminta makan di jalan.

"Dulu itu kita susah liat monyet-monyet itu kempes perutnya. Sekarang? Seakan-akan kalau dia manusia pasti bilang kasih makanlah aku," tuturnya.

Melihat kondisi tersebut, Rusli berharap orang utan dapat segera dipindahkan dari jalan Simpang Perdau. Mengingat ruang makan mereka semakin terhimpit.

"Kalau secara perasaan lebih baik mereka dicarikan tempat yang istilahnya mencukupi makanannya, kalau di sini hutan sudah tidak ada. Semua sudah disentuh baik orang berkebun, perkebunan perusahaan, tambang, di sini kita sudah terjepit," jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Kutim AKBP Chandra Hermawan menegaskan pihaknya akan menanggapi dengan serius laporan terkait adanya orang utan. Apalagi hewan primata tersebut merupakan hewan dilindungi dan kerap menjadi sorotan nasional dan internasional.

"Kita pasti akan tindak tegas, karena satwa yang dilindungi ini bukan main-main, karena menjadi sorotan di Indonesia maupun dunia, untuk selanjutnya jika ada laporan akan kita tindak tegas pelaku-pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan satwa yang dilindungi ini," pungkasnya.




(ata/sar)

Hide Ads