Regional

Ayah-Ibu Prada Lucky Marah di Sidang, Yakin Kematian Anak Sudah Di-Setting

Yufengki Bria - detikKalimantan
Senin, 03 Nov 2025 18:00 WIB
Foto: Orang tua Prada Lucky mengamuk di Pengadilan Militer III-15 Kupang, NTT, Senin (3/11/2025). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)
Kupang -

Orang tua Prada Lucky Chepril Saputra Namo murka di sidang lanjutan kasus kematian anak mereka. Ayah Prada Lucky, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo bahkan menuding kematian Lucky hingga keterangan para saksi di persidangan sudah di-setting.

Dilansir detikBali, sidang lanjutan digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (3/11). Pratu Kanisius Wae sebagai senior Lucky serta provos atau penegak kedisiplinan memberikan keterangan sebagai saksi.

Kanisius mengaku sempat mendengar teriakan Lucky pada saat disiksa dan dicambuk oleh para seniornya. Namun, Kanisius menegaskan tidak tahu siapa yang memukul korban.

"Kami mendengar suara teriakan ampun beberapa kali dari almarhum (Lucky), hanya kami tidak melihat siapa yang memukul. Yang kami dengar banyak (teriakan). Yang kami dengar cambuk pakai selang warna biru," tutur Kanisius, Senin (3/11/2025).

Kanisius juga mengaku sempat melihat senior bernama Pratu Abner masuk lalu bertanya terkait asal Lucky. Lucky menjawab bahwa ia berasal dari Kupang. Setelah itulah Pratu Abner disebut mencambuk bahu Lucky sebanyak tiga kali dengan selang biru, disaksikan oleh sejumlah atasannya.

"Ada Danton Letda Lukman, ada Dasintel. Jam 12 malam kami melihat Letda Thorik, Sertu Andre Mahoklori, Pratu Rifaldi, dan Pratu Firdaus masuk ke ruangan," ujar Kanisius.

Keterangan Kanisius itu membuat kedua orang tua Lucky geram. Menurut ibu Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, seharusnya Kanisius sebagai provos bisa mengambil tindakan dan mengamankan pelaku penganiayaan.

"Itu saksi (Kanisius) tadi saksi putar balik (bohong). Provos apa yang begitu? Harusnya dia amankan bukan membiarkan," ujar Sepriana.

"Hadirkan saksi palsu. Masa provos kerjanya hanya tidak tahu dan tidur saja. Terus dia kerja apa saja? Makan gaji buta! Di saat anak saya disiksa malah dia naik tidur," imbuhnya.

Ayah Lucky, Serma Christian Namo, juga marah. Ia menduga kesaksian Kanisius sudah di-setting alias tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Ia juga kecewa karena Kanisius tidak mengambil tindakan untuk menghentikan penyiksaan terhadap Lucky.

"Ini semua sudah di-setting, ingat baik-baik! Kematian Lucky semua sudah ada setting-an. Anak saya tidak akan hidup lagi. Kalian akan mendapatkan karma!" tegas Christian.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia di RS Aeramo, Nagekeo, NTT pada 6 Agustus 2025 lalu. Diduga ia tewas setelah menerima penyiksaan dari para seniornya. Total ada 22 terdakwa dari kalangan prajurit TNI.

Baca selengkapnya di sini.



Simak Video "Video Keluarga Ungkap Ada Luka Sayat-Benturan di Tubuh Prada Lucky"

(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork