Perayaan Galungan di Bulungan, Soroti Eksploitasi Alam Berlebihan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Kamis, 20 Nov 2025 11:00 WIB
Umat Hindu di Kabupaten Bulungan usai menggelar persembahyangan Hari Raya Galungan. Foto: Dok. Istimewa
Tanjung Selor -

Umat Hindu di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menggelar persembahyangan Hari Raya Galungan dengan penuh khidmat pada Rabu (19/11/2025). Momen suci ini tidak hanya dimaknai sebagai ritual rutin, tetapi juga sebagai pengingat akan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Utara Ida Bagus Sidharaharja menegaskan bahwa Galungan memiliki makna filosofis yang sangat relevan dengan kehidupan modern. Menurutnya, esensi utama Galungan adalah kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

"Semangat kemenangan Dharma atas Adharma bukan hanya cerita mitologis semata, tetapi pedoman hidup. Ini mengingatkan umat untuk menegakkan kejujuran dan moralitas di tengah tantangan dunia modern yang penuh godaan," ujar Ida Bagus kepada detikKalimantan, Rabu (19/11/2025).

Selain simbol kemenangan, Ida Bagus menekankan bahwa Galungan adalah waktu yang tepat untuk introspeksi atau mulat sarira. Umat diajak untuk mengikis sifat-sifat buruk seperti amarah, iri hati, dan hawa nafsu yang menghambat kemajuan spiritual.

"Ini adalah momen membersihkan batin dari energi negatif dan menggantinya dengan kebajikan," jelasnya.

Perayaan ini juga menjadi wujud bakti kepada leluhur (Pitru). Melalui doa dan persembahyangan, umat Hindu di Kaltara diajak mengenang warisan budaya dan spiritual yang telah diturunkan, sekaligus memperkuat identitas dan akar budaya mereka.

Dalam perayaan di Bulungan ini, PHDI Kaltara juga menyoroti pentingnya hubungan manusia dengan alam semesta. Ida Bagus mengingatkan kembali konsep Tri Hita Karana, yakni keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam dan lingkungan.

Simbolisasi ini terlihat dari pendirian Penjor bambu hias yang menjulang tinggi sebagai lambang rasa syukur dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta serta alam.

"Galungan mengingatkan kita untuk tidak mengeksploitasi alam berlebihan. Kita harus hidup harmonis, menjaga ekosistem, dan merespons isu lingkungan seperti perubahan iklim dengan tindakan nyata," tegas Ida Bagus.

Menutup pesannya, Ida Bagus berharap Galungan tahun ini menjadi wadah transformasi spiritual bagi umat Hindu di Kaltara. Dengan mengembangkan sifat kasih sayang, empati, dan kebijaksanaan, umat diharapkan mampu meminimalisir konflik sosial dan membawa kedamaian.

"Lebih dari sekadar ritual, Galungan memanggil setiap individu untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan berdedikasi pada kebaikan," pungkasnya.



Simak Video "Video: Arus Balik Galungan, Lalin Denpasar-Singaraja Macet"

(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork