Lagu Balarut di Sungai Mahakam ciptaan Djuriansyah menggambarkan kehidupan masyarakat Samarinda dan sekitarnya yang begitu lekat dengan Sungai Mahakam. Sungai ini dikenal sebagai yang terbesar sekaligus urat nadi ekonomi, sosial, dan budaya di Kalimantan Timur.
Balarut di Sungai Mahakam banyak dibawakan dalam berbagai acara lokal, mulai dari festival hingga acara kecil di sekolah. Lagu ini juga sering dijadikan pengiring tarian modern di Kaltim.
Lirik Lagu Balarut di Sungai Mahakam
Cipt: Drs. Djuriansyah, SE
Sungai Mahakam
Memecah buih
Basinar putih
Diayun angin puhun rumbia
Perahu tambangan
Balarut banyu
Membawa urang
Basinggah-singgah di jembatan
Dari hulu Sungai Mahakam
Tambangan bawa hasel bumi
Batu bara wan batang kayu
Matan jaman Mulawarman
Tambangan balarut sini
Kada' heran balarut di Sungai Mahakam.. 2x
Mahakam.. Mahakam...
Makna Lagu Balarut di Sungai Mahakam
Menurut kajian ekolinguistik berjudul Ekoleksikon dalam Kumpulan Lagu Daerah Suku Kutai, Kalimantan Timur oleh Rahman dkk (2024), lagu ini sarat dengan simbol dan penggambaran kehidupan masyarakat Kalimantan Timur. Ada beberapa makna penting yang bisa ditafsirkan, di antaranya:
1. Sungai Mahakam sebagai Urat Nadi Kehidupan
Baris pembuka "Sungai Mahakam memecah buih, basinar putih" menggambarkan kejernihan dan keindahan Mahakam. Sungai ini tidak sekadar aliran air, melainkan sumber kehidupan masyarakat Samarinda sejak dulu.
2. Perahu Tambangan sebagai Transportasi Tradisional
Penyebutan "perahu tambangan balarut banyu" melukiskan transportasi air yang digunakan masyarakat untuk menyeberang sungai atau membawa barang. Tambangan menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari warga tepian Mahakam.
3. Hasil Bumi dari Hulu ke Hilir
Pada bait "Dari hulu Sungai Mahakam, tambangan bawa hasel bumi, batu bara wan batang kayu", jelas tergambar bagaimana Mahakam menjadi jalur perdagangan utama. Batu bara dan kayu, dua komoditas penting Kalimantan, dibawa menyusuri sungai hingga ke Samarinda.
4. Jejak Sejarah Kerajaan Mulawarman
Penyebutan "Matan jaman Mulawarman" menunjukkan bahwa Sungai Mahakam telah menjadi saksi sejarah sejak masa kerajaan kuno di Kutai. Artinya, hubungan masyarakat dengan sungai ini sudah berlangsung ribuan tahun, bukan hanya di masa sekarang.
5. Identitas Budaya Masyarakat Samarinda
Refrain "Kada' heran balarut di Sungai Mahakam" menegaskan bahwa pemandangan perahu yang hilir mudik di Mahakam adalah hal biasa. Inilah identitas kota Samarinda di mana kehidupannya tidak bisa dipisahkan dari sungai.
Dari bait ke bait, melalui lagi ini kita bisa merasakan bagaimana Sungai Mahakam menjadi saksi sejarah, jalur perdagangan, hingga penopang ekonomi yang membentuk identitas budaya Kalimantan Timur.
Simak Video "Video: Ini Penyebab Kapal Tongkang Sampai Menabrak Kafe di Sungai Mahakam"
(des/des)