Kisah Petani Bawang Tarakan Sarjanakan 3 Anak Hingga Dokter

Oktavian Balang - detikKalimantan
Sabtu, 13 Des 2025 06:59 WIB
Mukilan, petani bawang asal Tarakan yang mampu menyekolahkan anak-anaknya jadi sarjana hingga dokter. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Sebuah rumah sederhana yang dikelilingi sayur maupun buah-buahan, di RT 3, Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat, Kalimantan Utara, menjadi saksi Mukilan membesarkan tiga anaknya. Tak disangka, seorang petani biasa mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana, bahkan menjadi dokter.

Dari tangan yang kasar dan berurat, terlihat Mukilan sudah puluhan tahun akrab dengan cangkul dan tanah. Meski sering dianggap 'hanya' menanam bawang, dia membuktikan keyakinan dapat mengubah masa depan.

"Kalau pakai logika manusia, pendapatan saya ini minus. Untuk biaya anak-anak itu sebulan butuh lima belas juta, pendapatan kadang cuma Rp 5 juta. Tapi kalau pakai mata Tuhan, hitungannya beda," ujar Mukilan, di depan pintu rumah sederhananya, Jumat (12/12/2025)

Nama Mukilan sempat menjadi buah bibir di kalangan petani Tarakan sekitar tahun 2017 karena menanam bawang merah. Padahal saat itu, ada mitos kuat yang dipercaya banyak orang, yakni tanah Tarakan tidak bisa ditanami bawang merah. Tanahnya dianggap terlalu masam, cuacanya tak menentu.

Namun perantau asal Pare, Kediri, Jawa Timur, ini membuktikan kesuksesannya menanam bawang. Bukan karena ahli pertanian, pria yang datang di Tarakan sejak 2006 ini justru buta soal pertanian.

Ia sebelumnya adalah peternak lele. Niat awal dirinya merantau sederhana, yakni tergiur harga lele di Tarakan yang saat itu Rp 200 per ekor, jauh di atas harga di Jawa yang hanya Rp 15 per ekor.

"Dinas Pertanian saja heran. Dinyatakan Tarakan tidak bisa ditanami bawang merah, ternyata aku bisa," kenang Mukilan.



Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"


(bai/bai)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork