Membacakan dongeng sebelum tidur adalah salah satu momen istimewa antara orang tua dan anak. Selain mempererat hubungan emosional, kegiatan ini juga membantu anak merasa tenang dan nyaman menjelang tidur.
Dongeng bukan hanya sekadar cerita pengantar tidur. Banyak kisah tradisional maupun modern yang mengandung pesan moral, seperti pentingnya kejujuran, kerja keras, hingga arti persahabatan.
Melalui dongeng, anak bisa belajar nilai-nilai kehidupan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Dongeng yang dibacakan sebelum tidur, juga jadi salah satu cara terbaik untuk membangun ikatan dengan si kecil, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Dongeng Sebelum Tidur
Dengan alur yang sederhana, kisah-kisah ini sangat pas dijadikan bacaan sebelum tidur karena bersifat edukatif sekaligus menghibur. Berikut 5 dongeng menarik yang bisa kamu bacakan untuk si kecil, disadur dari buku Aesop's Fables edisi 1994 dan Dongeng Anak Dunia oleh Syaff Banta:
1. Kancil dan Buaya
Di suatu senja, seekor kancil berjalan girang menuju sebuah sungai. la bermaksud menyeberangi sungai itu untuk menemui temannya, kelinci.
Kancil menuruni tanah yang cukup terjal dan sampailah di tepi sungai. Saat kancil akan menyeberang, tiba-tiba munculah seekor buaya. Kancil terkejut dan langsung naik lagi ke tepi sungai.
"Hai buaya, kau telah mengagetkanku!," kata kancil.
"Ha..ha..aku mau memakanmu," kata buaya.
"Aku pikir kau tidak akan habis memakanku sendirian. Panggillah saudara-saudaramu yang lain," ujar kancil.
"Oh begitu ya. Baiklah, aku akan panggil saudara-saudaraku yang lain," ucap buaya.
Tidak berapa lama. Muncullah sekelompok buaya.
"Kalian berjejerlah menuju tepi sungai. Aku ingin menghitung jumlah kalian dulu", ujar kancil.
Buaya-buaya itu pun berjejer dari tepi sungai mengarah ke seberang sungai. Lalu, kancil melangkah di atas buaya-buaya itu sambil menghitungnya menuju seberang. Begitu sudah dekat ke seberang sungai, kancil melompat ke tepian. Kancil pun sudah berada di seberang sungai.
"Wahai para buaya, terima kasih kau telah membantuku menyeberang sungai", kata kancil.
Kancil berjalan melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan temannya, kelinci.
Sementara itu, buaya-buaya itu saling pandang dan tidak menyadari apa yang telah terjadi.
Pesan Moral:
Ketika menghadapi bahaya, tetaplah tenang. Berpikirlah dengan cerdik untuk menemukan cara melepaskan diri dari bahaya itu. Lalu, perkuat dengan doa.
2. Semut dan Merpati
Di suatu siang, seekor semut merayap dengan gesit menuju tepi sungai untuk minum.
Semut itu biasa menghilangkan dahaga dengan meminum air dari sungai itu. Semut terlihat berhati-hati menuruni jalan ke tepi sungai agar tidak terpeleset dan jatuh ke air. Sesampainya di tepi sungai, semut itu pun minum untuk menghilangkan dahaganya.
Akan tetapi, saat akan merayap lagi ke atas, semut terhempas oleh angin yang berhembus ke arah dirinya. Semut itu jatuh ke sungai. Semut berjuang sekuat tenaga untuk menepi. Namun, arus sungai cukup deras menyeretnya.
"Tolong aku, tolong aku," teriak semut. Berharap ada binatang lain yang mendengarnya.
Namun, suaranya tertelan oleh suara arus sungai. Tidak ada binatang lain yang mendengar teriakannya. Semut tidak putus asa. la mengumpulkan tenaga. Kemudian, sekali lagi berteriak.
"Tolong aku, tolong aku!," teriak semut.
Teriakan semut kali ini didengar oleh seekor merpati yang sedang asyik hinggap di sebuah dahan pohon di tepi sungai itu. Merpati langsung mencari asal suara.
Ternyata itu suara seekor semut yang terseret arus sungai. Merpati bergegas memetik selembar daun dengan mulutnya dan terbang menuju semut.
"Naiklah ke daun ini", ujar merpati sambil mendekatkan daun itu ke semut.
Semut berusaha naik ke atas daun dengan sekuat tenaga. Semut berhasil naik ke atas daun. Kemudian, merpati terbang membawa daun itu ke dahan sebuah pohon. Semut pun selamat.
"Terima kasih, kau telah menolongku," ujar semut kepada merpati.
"Sama-sama. Kita sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT. Sudah semestinya kita tolong-menolong," kata merpati.
Beberapa hari kemudian, saat merpati tengah asyik bersantai di sebuah dahan pohon, ada seorang pemburu yang tengah mengincarnya. la mengarahkan senapannya ke arah merpati itu.
Secara tak sengaja, semut tengah mencari makan di tempat itu. la melihat pemburu hendak membidik merpati yang tempo hari menolongnya. Semut pun berusaha merayap secepat-cepatnya.
Semut itu menggigit kaki si pemburu sekuat-kuatnya. Pemburu berteriak kesakitan. Teriakan pemburu itu mengejutkan merpati.
Merpati pun segera terbang menjauhi si pemburu. Merpati selamat dari ancaman bidikan pemburu.
Merpati sempat melihat semut yang tempo hari ditolongnya. Kali ini semut itu yang menolong dirinya. Merpati itu mengucapkan terima kasih.
Semut tersenyum. la merasa bahagia dapat membalas kebaikan merpati.
Pesan Moral:
Jika ada orang yang berbuat baik kepada kita, maka ucapkanlah terima kasih. Selain itu, berusahalah untuk membalas kebaikannya sesuai dengan kemampuan kita.
Baca juga: Legenda Pesut Mahakam Asal Kalimantan Timur |
3. Kisah Seekor Gagak
Seekor gagak terbang berputar-putar di sebuah taman. Rupanya ia sedang mencari air.
Gagak itu kehausan. Akan tetapi, gagak belum juga menemukan air. Namun, gagak tidak putus asa. la terus berputar-putar mengelilingi taman untuk mencari air. Akhirnya, gagak menemukan sebuah tempat berisi air.
Gagak segera menukik menuju tempat itu. Namun, ternyata air di dalamnya tidak penuh. Hanya berisi setengah. Gagak tidak bisa meminum airnya. Kemudian, ia berusaha mematuk tempat itu dengan patuknya agar bocor.
Namun, tempat air itu terlalu keras dan kuat bagi si gagak. Gagak berpikir bagaimana caranya agar ia dapat meminum air dari situ.
Akhirnya, gagak dapat ide. Gagak memungut kerikil dan memasukkannya ke dalam tempat air. Semakin banyak kerikil yang masuk ke dalam kendi itu, semakin naik permukaan airnya.
Gagak terus memasukkan kerikil ke dalam tempat air dengan sabar. Sampai permukaan airnya naik dan bisa dijangkaunya. Kemudian, gagak pun minum air itu untuk menghilangkan dahaganya.
Pesan Moral:
Saat menemui hambatan, seperti kesulitan mengerjakan PR, jangan putus asa. Bersabar dan terus berusaha mengatasi hambatan. Carilah cara kreatif untuk dapat mengatasinya.
4. Kejujuran Seorang Tukang Kayu
Seorang laki-laki bolak-balik di tepi hutan. Sepertinya ia mencari sesuatu. Oh, rupanya ia mencari kapak miliknya yang hilang.
Sudah berkali-kali ia bolak-balik menyusuri jalan yang dilaluinya untuk mencari kapaknya. Namun, kapaknya belum juga ditemukan. Karena hari sudah senja, laki-laki itu memutuskan pulang.
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, laki-laki itu bersedih. la tidak bisa mencari nafkah tanpa kapak. Laki-laki itu bekerja sebagai tukang kayu. la juga tidak memiliki uang untuk membeli kapak baru.
Sesampainya di rumah, ia hanya termenung. Tidak lama berselang muncullah orang asing mendekatinya.
"Mengapa kau terlihat bersedih?," tanya orang asing itu.
"Aku kehilangan kapakku," jawabnya.
"Oh, tepat sekali. Aku menemukan kapak ini di hutan. Mungkin ini milikmu", kata orang asing sambil menyodoran sebilah kapak yang terbuat dari emas.
Laki-laki itu memperhatikan kapak itu. "Bukan. Ini bukan kapak milikku," sahutnya.
"Kalau yang ini mungkin milikmu", ujar orang asing itu sambil menyodorkan sebilah kapak yang terbuat dari perak.
"Oh bukan. Kapak ini juga bukan milikku. Aku tidak mungkin memiliki uang untuk membeli kapak terbuat dari perak," jawabnya.
"Kalau kapak ini, rasanya milikmu. Aku menemukannya di hutan," ujar orang asing. Tangannya menyodorkan sebilah kapak terbuat dari besi.
"Ya, benar. Ini memang kapak milikku. Aku bisa kembali bekerja mencari kayu. Terima kasih," kata laki-laki itu.
"Ambillah ketiga kapak ini. Aku senang bertemu dengan orang jujur. Aku menghadiahkan kapak emas dan perak ini untukmu," terang orang asing itu.
Tukang kayu sangat senang memeroleh hadiah kapak emas dan perak. Sekali lagi ia mengucapkan terima kasih kepada orang asing itu.
Pesan Moral:
Ambillah hanya apa yang menjadi milik kita. Jangan pernah mengambil apa yang bukan milik kita.
5. Raja dan Gajah
Seorang kaisar negeri Cina memperoleh hadiah seekor gajah dari raja negeri India. Sang kaisar baru pertama kali melihat gajah. Karena itu, ia merasa senang sekaligus penasaran.
Kaisar merasa penasaran berapa berat gajah itu. Kaisar pun mengumpulkan menteri-menterinya.
"Siapa di antara kalian yang tahu cara menimbang gajah?," tanya kaisar.
"Maaf kaisar, kita tidak memiliki timbangan besar yang bisa digunakan untuk menimbang gajah ini," ujar salah seorang menteri.
Menteri-menteri lainnya sependapat dengan menteri itu. Tidak ada alat yang bisa digunakan untuk menimbang binatang sebesar itu.
"Aku tahu caranya, ayah," ujar putra kaisar yang baru berumur delapan tahun. Saat itu, ia ikut dengan ayahnya berkumpul dengan para menteri.
"Oh ya, bagaimana caranya kita mengetahui berat gajah itu?," tanyanya.
"Serahkan padaku," kata putra kaisar dengan mantap.
Kemudian, putra kaisar itu meminta disiapkan perahu di tepi danau. Gajah itu dinaikkan ke atas perahu. Putra kaisar meminta prajurit menandai batas garis air pada perahu. Lalu, gajah di bawa lagi ke tepi danau dan di turunkan.
Setelah itu, putra kaisar meminta agar perahu diisi dengan batu bata sampai air danau menyentuh garis saat perahu dinaikki gajah.
"Timbanglah semua batu bata itu. Dengan demikian, kita tahu berapa berat gajah ini," terang putra kaisar.
Sang kaisar dan semua yang hadir merasa bangga dengan kecerdasan putra kaisar.
Pesan Moral:
Selalu ada cara untuk mengatasi masalah. Berlatihlah berpikir kreatif dalam memecahkan setiap masalah.
6. Gajah yang Ingin Terbang
Gajah kecil bernama Gigi sangat ingin terbang seperti burung. Ia mencoba menggunakan daun sebagai sayap, melompat dari batu, bahkan minta diajari oleh burung.
"Kamu tidak bisa terbang, Gigi. Tapi kamu punya kekuatan lain yakni kekuatanmu, telingamu yang lebar, dan hatimu yang baik," kata burung.
Suatu hari, angin kencang meniup sarang burung kecil dari pohon. Gigi dengan cepat menangkap sarangnya dengan belalainya dan menyelamatkan anak-anak burung itu.
Sejak hari itu, Gigi sadar, ia tak perlu bisa terbang untuk menjadi istimewa.
Pesan Moral:
Setiap makhluk punya kelebihan masing-masing. Kita tak perlu menjadi seperti orang lain untuk berharga.
Nah, itulah tadi kumpulan dongeng sebelum tidur untuk anak. Semoga membantu!
(aau/bai)