Goa Batu Hapu yang terletak di Desa Batu Hapu, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, merupakan salah satu destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Goa ini terkenal dengan formasi batu kapurnya yang unik dan legenda rakyat yang melekat padanya.
Terletak di kawasan Geoprak Meratus, Goa Batu Hapu menjadi destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi. Goa ini memiliki mulut goa yang besar dan dua bibir goa yang terhubung dengan tangga beton. Di dalamnya, terdapat stalaktit dan stalagmit yang terbentuk secara alami, menciptakan pemandangan yang memanjakan mata. Suasana di dalam goa ini cukup gelap karena tidak ada lampu penerangan, meskipun kabel dan sakelar listrik sudah terpasang.
Penasaran dengan keindahan dan kisah yang tersembunyi di balik Goa Batu Hapu? Yuk, bersama detikKalimantan, kita telusuri lebih dalam keajaiban alam dan legenda yang menyelimuti goa ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunikan Geologi dan Keindahan Alam
Goa Batu Hapu merupakan goa karst yang terbentuk dari batu gamping Formasi Berai berumur antara 16 hingga 36,5 juta tahun yang lalu (Oligosen-Miosen Awal). Formasi ini terbentuk pada kondisi laut dangkal, kurang dari 30 meter.
Di dalam goa, pengunjung dapat melihat stalaktit dan stalagmit yang menghiasi langit-langit dan lantai goa. Formasi batuan ini memberikan gambaran tentang proses geologi yang berlangsung selama jutaan tahun.
Selain itu, terdapat fenomena "ray of light" yang terjadi saat sinar matahari menembus celah-celah goa, biasanya terjadi antara pukul 12.00 hingga 13.00 Wita. Fenomena ini menciptakan pemandangan yang sangat memukau dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Goa ini juga memiliki tiga goa rahasia yang tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan atau pengunjung umum, sehingga menambah misteri dan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Legenda Angui dan Nini Kudampai
Menurut legenda masyarakat setempat, dahulu kala hiduplah seorang janda miskin bernama Nini Kudampai bersama putranya, Angui, di perbatasan desa Tambarangan dan Lawahan. Mereka hidup sederhana, namun penuh kasih sayang. Angui tumbuh menjadi pemuda tampan dan cerdas, sementara ibunya sibuk mencari makan untuk keduanya.
Suatu hari, seorang saudagar dari Keling melihat Angui dan terkesan dengan penampilannya. Saudagar tersebut membawa Angui ke negeri Keling, di mana ia akhirnya menikahi putri raja. Setelah menjadi menantu raja, Angui kembali ke kampung halamannya. Namun, ia malu mengakui ibunya yang miskin dan menolaknya.
Nini Kudampai yang sedih dan marah mengutuk Angui. Saat Angui berlayar, topan besar datang dan menghancurkan kapalnya. Pecahan kapal dan isinya terdampar di antara Tambarangan dan Lawahan, yang kemudian dikenal sebagai Goa Batu Hapu.
Akses, Fasilitas, dan Lokasi Goa Batu Hapu
Goa Batu Hapu terletak sekitar 43 km dari Kota Rantau dan 154 km dari Banjarmasin. Dari Pasar Binuang, perjalanan akan dilanjutkan sejauh 16 km menuju lokasi goa. Akses jalan menuju goa pun cukup baik, meskipun terdapat beberapa jembatan yang sedang diperbaiki.
Fasilitas di sekitar goa meliputi area parkir, musholla, toilet, dan beberapa gazebo untuk bersantai. Namun, pengunjung disarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri karena belum tersedia warung makan di sekitar lokasi.
Tips Berkunjung
Untuk menikmati fenomena "ray of light", disarankan berkunjung antara pukul 12.00 hingga 13.00 WITA. Detikers perlu membawa senter atau headlamp untuk penerangan di dalam goa karena penerangan belum tersedia. Gunakan alas kaki yang nyaman dan perhatikan keselamatan saat menjelajahi goa. Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan dan hindari merusak formasi batuan di dalam goa.
Goa Batu Hapu menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan keindahan alam dan kisah legenda yang menarik. Keunikan geologi dan cerita rakyat yang melekat pada goa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
(des/des)