Dalam kehidupan, kita tidak bisa lepas dari keberadaan sungai. Terlebih di daerah tertentu, sungai menjadi jalur transportasi utama, mata pencaharian, hingga sumber makanan dan minuman.
Di Indonesia, sungai-sungai besar banyak ditemukan di Kalimantan dan Sumatera. Bahkan Kalimantan disebut sebagai Pulau Seribu Sungai, di antaranya adalah Sungai Kapuas, Mahakam, dan Barito.
Untuk mengenal sungai lebih dekat, simak penjelasannya dalam artikel. Kita akan mengulas macam-macam sungai dan pola alirannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macam-macam Sungai
Dikutip dari buku Dinamika Hidrosfer Geografi Kelas X Penyusun oleh Agus Pratomo yang diterbitkan Kemdikbud, sungai dibedakan berdasarkan sumber air, arah aliran, dan volumenya.
Sungai Menurut Sumber Airnya
Sungai dapat diklasifikasikan menurut sumber airnya ke dalam empat golongan utama. Setiap jenis memiliki karakteristik wilayah dan kondisi alam yang berbeda.
1. Sungai Mata Air
Sungai mata air memiliki sumber dari air tanah yang terus-menerus. Biasanya ditemukan di daerah bervegetasi lebat dengan curah hujan merata sepanjang tahun.
2. Sungai Air Hujan
Sungai air hujan hanya mengandalkan limpasan air hujan sebagai sumber utama.
Kebanyakan sungai di Indonesia termasuk dalam jenis ini, karena iklim tropis yang lembap.
3. Sungai Gletser
Sungai gletser terbentuk dari pencairan massa es dan salju di ketinggian. Umumnya hanya ada di pegunungan tinggi di atas 5.000 mdpl.
4. Sungai Campuran
Sungai campuran menggabungkan dua sumber, yaitu air hujan dan air hasil pencairan es. Contoh di Indonesia seperti Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.
Sungai Menurut Arah alirannya
Menurut arah alirannya, sungai dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
- Sungai konsekuen, adalah sungai yang alirannya mengikuti arah lereng asli permukaan bumi, sehingga sejalan dengan kemiringan topografi.
- Sungai insekuen, merupakan sungai yang arah alirannya tidak teratur dan tidak mengikuti pola tertentu, biasanya terbentuk tanpa dipengaruhi oleh struktur geologi.
- Sungai subsekuen, adalah anak sungai yang mengalir tegak lurus terhadap sungai konsekuen, memotong arah aliran utama.
- Sungai obsekuen, merupakan anak sungai dari sungai subsekuen yang arah alirannya justru berlawanan dengan sungai induk konsekuen.
- Sungai resekuen, adalah sungai subsekuen yang arah alirannya sejajar dengan sungai konsekuen, namun terbentuk kemudian sebagai hasil dari proses geomorfologi yang lebih lanjut.
Sungai Menurut Volumenya
Sungai dapat dikategorikan ke dalam empat jenis berdasarkan volume airnya sepanjang tahun:
1. Sungai Permanen
Merupakan jenis sungai yang memiliki aliran air tetap sepanjang tahun, tanpa dipengaruhi oleh musim. Contoh sungai permanen antara lain Sungai Kapuas di Kalimantan dan Sungai Musi di Sumatera.
2. Sungai Periodik (Musiman)
Jenis sungai ini mengalami perubahan debit air sesuai musim. Saat musim hujan, volume air meningkat secara signifikan, sedangkan di musim kemarau debit air menurun. Contoh sungai periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Sungai Progo di Pulau Jawa.
3. Sungai Episodik (Intermiten)
Sungai episodik hanya mengalir saat musim hujan, dengan volume air yang cukup besar. Namun, saat musim kemarau, sungai ini bisa menjadi kering sepenuhnya. Contoh dari jenis ini adalah Sungai Batanghari di Sumatera.
4. Sungai Ephemeral
Sungai ephemeral hanya memiliki aliran air yang sangat terbatas dan bersifat sementara, bahkan saat musim hujan sekalipun. Volume airnya cenderung kecil dan tidak berlangsung lama.
Macam Pola Aliran Sungai
Aliran sungai memiliki pola tertentu. Ada 8 macam pola aliran sungai, yaitu:
1. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik merupakan pola yang paling umum dijumpai. Aliran sungai ini menyerupai cabang atau akar pohon, dengan anak-anak sungai yang menyebar secara acak namun tetap mengalir menuju sungai induk.
Pola ini terbentuk di daerah dengan kemiringan batuan yang hampir horizontal dan memiliki tingkat resistensi batuan yang seragam, sehingga tidak ada pengaruh struktur geologi yang signifikan terhadap arah aliran sungai.
2. Pola Aliran Trelis
Pola trelis terbentuk di daerah yang memiliki struktur perlipatan atau bidang perlapisan batuan yang tersingkap panjang dan sejajar. Anak-anak sungai dalam pola ini mengalir hampir tegak lurus (membentuk sudut 90 derajat) terhadap sungai induk.
Alirannya menciptakan pola geometris menyerupai kisi-kisi atau persegi panjang. Pola ini banyak ditemukan di daerah pesisir dan wilayah dengan struktur geologi yang teratur.
3. Pola Aliran Rektangular
Pola aliran rektangular terbentuk akibat adanya patahan atau rekahan pada permukaan bumi. Aliran sungai mengikuti jalur rekahan tersebut, membentuk sudut-sudut tajam sekitar 90 derajat.
Berbeda dengan pola trelis, pola ini sangat dipengaruhi oleh struktur batuan dan sering kali tidak memiliki jaringan antarsungai yang terhubung. Jarak antar sungai pun cenderung lebih lebar dan tidak seragam.
4. Pola Aliran Paralel
Pola paralel ditandai dengan aliran sungai yang hampir sejajar satu sama lain dan mengikuti arah sungai induk. Pola ini terbentuk di daerah dengan kemiringan lereng yang seragam dan batuan yang homogen.
Umumnya pola ini ditemukan di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang, di mana aliran air mengikuti arah lereng secara konsisten.
5. Pola Aliran Radial Sentripetal
Pola radial sentripetal terjadi ketika sungai-sungai dari berbagai arah mengalir menuju satu titik pusat, seperti danau, laut pedalaman, atau cekungan struktural. Pola ini menunjukkan konsentrasi aliran air ke dalam suatu cekungan, sehingga membentuk sistem drainase yang terpusat.
6. Pola Aliran Radial Sentrifugal
Berbeda dari sentripetal, pola radial sentrifugal menunjukkan aliran sungai yang menyebar dari satu titik pusat ke segala arah. Pola ini biasanya ditemukan di daerah dengan topografi tinggi seperti kubah, bukit terisolasi, atau kerucut vulkanik. Sungai-sungai mengalir dari puncak dataran tinggi dan menyebar ke lereng-lereng di sekitarnya.
7. Pola Aliran Anular
Pola anular memiliki bentuk melingkar, di mana aliran sungai mengitari dataran tinggi. Pola ini terbentuk ketika batuan keras dan lunak tersusun secara konsentris dalam struktur seperti kubah. Sungai mengalir mengikuti jalur yang mengelilingi pusat topografi, menciptakan pola konsentrik yang khas.
8. Pola Aliran Pinnate
Pola aliran pinnate ditandai dengan anak-anak sungai yang bermuara ke sungai induk dengan sudut lancip. Pola ini banyak ditemukan di daerah dengan lereng yang curam dan tinggi, di mana aliran air bergerak cepat dan langsung menuju sungai utama.
Nah, itulah tadi berbagai macam sungai berdasarkan sumber air, arah, volume, hingga pola alirannya.