Buaya merupakan binatang buas yang mungkin menakutkan untuk diamati. Bahkan di kebun binatang, sering kali kita melihat buaya hanya diam atau bergerak saat makan.
Salah satu yang mungkin bikin detikers penasaran adalah bagaimana cara buaya berkembang biak. Mereka memiliki kebiasaan cukup unik, terutama saat menarik perhatian lawan jenisnya.
Untuk itu, simak informasi cara buaya berkembang biak berikut ini, mulai dari sistem reproduksi buaya, proses kawin, hingga cara bertelurnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Buaya dan Sistem Reproduksinya
Buaya secara garis besar merupakan bagian dari ordo Crocodylia dalam kelas Reptilia. Dikutip dari situs Restorasi Ekosistem Riau, ordo tersebut dibagi menjadi tiga famili, yaitu Crocodylidae, Alligatoridae, dan Gavialidae.
Masing-masing memiliki ciri khas, terutama pada bentuk fisiknya. Terkait perilaku, seluruh jenis buaya umumnya sama, termasuk caranya berkembang biak. Buaya berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur.
Thomas Ziegler dan Sven Olbort dalam penelitian berjudul Genital Structures and Sex Identification in Crocodiles, menjelaskan buaya jantan memiliki penis yang tersembunyi di dalam kloaka.
Dalam keadaan istirahat, alat kelamin jantan sulit diidentifikasi karena tidak terlihat, sehingga mirip dengan betina. Untuk mengetahuinya, maka harus diraba. Jantan memiliki sedikit tonjolan pada kloaka (saluran pembuangan dan reproduksi).
Dalam Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016, Ahmad Ripai dan Legowo Kamarubayana dari Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda meneliti tentang penangkaran buaya. Disebutkan alat kelamin ini bisa dideteksi setelah buaya berusia sekitar 2 tahun. Itu pun biasanya hanya bisa dilakukan seseorang yang sudah ahli.
Bagaimana Buaya Kawin?
Setidaknya terjadi dua proses, yakni saat mereka menarik perhatian lawan jenis dan proses melakukan perkawinan.
Menarik Perhatian Lawan Jenis
Sebelum kawin, buaya melakukan aktivitas unik untuk menarik perhatian lawan jenis. Dikutip dari LiveScience, buaya jantan akan berteriak di atas air sambil menghasilkan suara berfrekuensi rendah.
Buaya jantan juga memukulkan moncongnya ke air, menghembuskan air dari hidungnya, atau melakukan gerakan melengkung. Pada jarak yang lebih dekat, mereka mungkin melepaskan minyak, yang mengapung di permukaan air, untuk lebih memikat betina.
Proses Kawin
Buaya betina yang tertarik akan ikut menari bersama si jantan. Mereka akan saling menggosok moncong dan punggung dengan lembut, saling menunggangi, atau meniup gelembung.
Proses ini bisa berlangsung berjam-jam. Dikutip dari Gatoralley Farm, aktivitas ini juga seperti kontes untuk menunjukkan si jantan lebih baik dari buaya lain dan memenangkan hati betina.
Ketika pasangan ini siap untuk melakukan hubungan intim, mereka akan saling meliuk-liuk, mencoba menyelaraskan kloaka mereka. Beberapa detik setelah penyelarasan, pejantan akan menginseminasi betina dengan penisnya yang tersembunyi. Proses ini berlangsung cepat, sekitar 30 detik.
Seekor buaya terkadang kawin beberapa kali dalam beberapa hari. Namun mereka bisa saja berganti pasangan dengan yang lain.
Bertelur dan Menetas
Setelah buaya betina kawin beberapa kali selama musim kawin, mereka mulai membangun sarang dari lumpur, tanaman, dan ranting untuk bertelur. Buaya betina biasanya bertelur antara 20 hingga 50 butir.
Setelah telur bercangkang keras itu menetas, induk buaya akan menutupinya dengan lebih banyak lumpur, ranting, dan tanaman, lalu menunggu telur-telur itu menetas selama masa inkubasi 65 hari.
Nah, itulah tadi informasi tentang sistem reproduksi buaya, cara mereka kawin, hingga proses bertelurnya. Sudah nggak penasaran lagi, kan?
(bai/sun)