Menakar Kemampuan Kaltim Capai Target Swasembada Pangan Berdasarkan Data BPS

Yuda Almerio - detikKalimantan
Minggu, 11 Mei 2025 06:00 WIB
Ilustrasi lahan pertanian yang mulai tumbuh menghijau/Foto: Yuda Almerio/detikKalimantan
Samarinda -

Kalimantan Timur (Kaltim) punya potensi menjadi episentrum pertanian di Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Kaltim swasembada pangan paling lambat pada 2026.

"Paling lambat tahun depan. Kaltim sudah tak lagi membeli beras dari tempat (daerah) lain," ujar Amran kepada sejumlah media, Jumat (9/5/2025).

Sejatinya peluang tersebut bisa direngkuh bila melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Pada 2024, luas panen padi 61,94 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 4,86 ribu hektare (ha) atau 8,51 persen dibandingkan luas panen padi 2023 sebesar 57,08 ribu ha.

Sementara untuk produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 229,28 ribu ton gabah kering giling (GKG) mengalami kenaikan sebanyak 2,31 ribu ton GKG atau 1,01 persen dibandingkan produksi padi 2023 sebesar 226,97 ribu ton.

Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 133,36 ton, mengalami kenaikan sebanyak 1,34 ribu ton atau 1,01 persen dibandingkan produksi beras di 2023 sebesar 132,02 ribu ton. BPS juga mencatat luas panen padi di Kaltim pada Januari 2025 mencapai 0,21 ribu ha.

Masih dari data yang sama, dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, Kutai Kartanegara masih menjadi daerah dengan potensi panen terbesar di Bumi Mulawarman seluas 25 ribu ha. Disusul Penajam Paser Utara (PPU) 12 ribu ha dan Paser seluas 10 ribu ha. Sementara tujuh daerah lainnya tak mencapai potensi tersebut.

BPS juga memperkirakan luas panen padi di Bumi Etam akan mengalami kenaikan hingga 20 persen selama empat bulan pertama tahun 2025. Puncak panen padi pada 2024 juga mengalami pergeseran, dari Maret 2023 ke September 2024.

Demi mendukung target tersebut, Mentan Amran menerangkan Kementan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 500 miliar. Duit tersebut bakal difokuskan pada berbagai upaya percepatan produksi pangan di Kaltim. Mulai dari mempercepat pembukaan dan pencetakan lahan sawah baru, pemenuhan kebutuhan pupuk, serta perbaikan saluran irigasi.

"Intinya langkah pertama adalah mencetak sawah. Kemudian pupuk harus cukup dan irigasi harus diperbaiki," imbunya.

Amran optimistis swasembada pangan di Kaltim dapat dicapai sesuai jadwal dengan strategi terukur serta dukungan penuh dari semua pihak. Saat ini, kebutuhan konsumsi beras di Kaltim mencapai 450 ribu ton per tahun.

"Kaltim masih defisit 250 ton (beras) di Kaltim, sehingga daerah ini masih ketergantungan pasokan dari luar daerah," katanya lagi.

Amran juga menekankan perluasan lahan tanam melalui optimalisasi lahan tidur atau tidak produktif. Sebab provinsi ini memiliki potensi besar. Selain itu, ihwal lain yang perlu menjadi atensi ialah penggunaan varietas unggul, mekanisasi pertanian, dan sistem irigasi modern dinilai mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.

"Kami juga akan menggunakan teknologi tinggi seperti pesawat nir-awak untuk menabur benih," pungkasnya.



Simak Video "Video: Lihat Canggihnya Kota Shenzhen China, Rumah Bagi 74 Ribu Robot"

(sun/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork