Piala Dunia Antarklub 2025 menuai banyak kritik. Kritikan datang dari kalangan peserta, baik dari para pemain hingga pelatih.
Dilansir detikSepakbola Selasa (17/6/2025), kritikan mulai terdengar setelah beberapa laga dimainkan di gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 sejak Minggu (15/6) lalu.
Salah satu kritik menyasar kondisi lapangan MetLife Stadium saat laga Palmeiras vs Porto. Estevao, pemain Palmeiras, menilai rumputnya agak kering sehingga bola melambat. Padahal, bulan depan stadion itu akan dipakai menjadi venue final.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir lapangan seharusnya disiram lebih banyak karena bola sedikit lambat sehingga mengganggu kecepatan permainan. Hal itu baik bagi kami maupun Porto. Saat pertandingan berlangsung, hujan turun yang membuat bola bergulir sedikit lebih cepat," kata Estevao, dikutip detikSepakbola dari New York Times.
Di sisi lain, Paris Saint-Germain mengeluhkan kondisi cuaca saat melawan Atletico Madrid, Senin (16/6). Diketahui, Les Parisiens menghadapi Atletico di bawah terik matahari, sebab bermain pada pukul 12.00 siang waktu California.
Menurut data, temperatur mencapai 40 derajat saat pertandingan PSG vs Atletico Madrid digelar, yang dimenangkan PSG 4-0.
"Pertandingan jelas sangat terpengaruh temperatur. Dari segi permainan, tak mungkin bisa bermain di level tertinggi selama 90 menit," kata pelatih Luis Enrique.
Diketahui, gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi 'pemanasan' Amerika Serikat menggelar Piala Dunia 2026. Ada banyak isu lain yang bermunculan, termasuk soal lesunya penjualan tiket. FIFA bahkan menjual dengan harga yang lebih murah sebelum turnamen digelar.
Beberapa laga juga seret gol. Banjir gol terjadi sekali saat Bayern Munich membungkam Auckland City 10-0. Laga ini juga jadi sorotan karena kelasnya dianggap terlalu timpang.
Baca juga: Piala Dunia Antarklub 2025 Banjir Kritikan |
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu