Presiden Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) memberi ultimatum bagi suporter yang away. Hal ini imbas dari kerusuhan di laga PSIS Semarang vs PSS Sleman beberapa waktu lalu.
PSS Sleman sudah beberapa kali dijatuhi hukuman oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI karena berbagai pelanggaran di sepanjang Liga 1 2023/2024.
Terbaru, Super Elang Jawa dijatuhi hukuman larangan pendukungnya datang ke stadion selama tiga laga kandang imbas dari kerusuhan di laga PSS vs Bali United, 3 November 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, pada pekan ke-22 Liga 1 2023/2024, terdapat beberapa suporter PSS yang hadir di Stadion Jatidiri, Semarang. Para suporter itu datang meski sudah diimbau pihak manajemen untuk tidak away.
Menyikapi kondisi tersebut, Presiden PT PSS Gusti Randa tak henti-hentinya memberikan peringatan kepada suporter yang away. PSS tetap memberikan ultimatum untuk suporter.
"PSS tetap memberikan ultimatum kepada para suporter yang away. Bahwa away itu belum diperbolehkan PSSI dan LIB. Jadi nggak bisa," ujar Gusti Randa kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).
Selain itu, Gusti Randa juga menyoroti laga sebelumnya ketika PSS melawat ke Stadion Jatidiri. Dia mempertanyakan suporter PSS yang bisa mendapatkan tiket masuk stadion.
"Kalau penonton (away) bisa dapat tiket, itu gimana, saya juga nggak tahu," sambung pria kelahiran 1965 itu.
Tentu, hal ini dapat merugikan klub. Apalagi PSS telah mendapat hukuman dari PSSI dan posisi Super Elja pun kurang baik yakni berada di peringkat 12 klasemen.
Setelah laga tersebut, Gusti Randa mengaku telah mengadakan pertemuan dengan Ketum PSSI Erick Thohir dengan beberapa klub Liga 1. Dia pun menyerahkan hasilnya kepada federasi.
"Pasca PSIS, kami sudah ada pertemuan dengan ketua umum Pak Erick Thohir. Beberapa klub diundang juga. Kami sempat bicara, intinya kami serahkan semua ke federasi," pungkas Gusti Randa.
(apu/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu