Media sosial ramai membahas wilayah Kabupaten Sleman yang diselimuti kabut, pagi tadi. Berikut penjelasan BMKG.
Dilihat detikJogja, Kamis (31/8/2023), salah satunya diunggah akun X atau Twitter @merapi_uncover. Kabut menyelimuti beberapa wilayah Sleman seperti Godean, Moyudan, Minggir.
Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, menjelaskan fenomena kabut yang terjadi pagi tadi salah satunya karena kondisi atmosfer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada pagi hari tadi terjadi kabut karena kondisi atmosfer mendukung untuk terbentuknya kabut," kata Reni kepada wartawan, Kamis (31/8.
Dijelaskannya, terbentuknya kabut ini merupakan fenomena alam yang sering terjadi yaitu dimana kandungan udara dekat permukaan tanah cukup jenuh dengan uap air.
"Jika kandungan udara yang cukup jenuh tersebut berada pada daerah yang suhu udaranya cukup dingin, di bawah titik beku, maka uap air tersebut akan berkondensasi maka bisa terbentuk kabut di wilayah Sleman pada pagi hari tadi," urainya.
Biasanya kandungan uap air di dalam udara tersebut mempunyai kelembaban udara mendekati 100 persen.
"Setelah kami cek kelembaban udara cukup tinggi sekitar 95 persen dan suhu udara pada pagi hari tadi sekitar jam 6 pagi cukup dingin 19,6 derajat celsius, sehingga hal itu memungkinkan terjadi kabut di Sleman dan sekitarnya," bebernya.
Dia melanjutkan, fenomena Sleman diselimuti kabut masih berpotensi akan terjadi di bulan September mendatang.
"Pada bulan Agustus dan September ini masih berpotensi terjadi kabut, karena masih dalam periode musim kemarau. Di mana pada musim kemarau, biasanya suhu udara di pagi hari akan lebih dingin daripada biasanya dan disertai kelembaban udara yang tinggi," pungkasnya.
(aku/sip)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu