Polusi udara di Jogja semakin meningkat beberapa waktu terakhir. Meski begitu, Pj Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menyebut kualitas udara di Jogja hingga pertengahan Agustus masih tergolong baik hingga sedang.
Singgih mengatakan status kualitas udara pada bulan Agustus tersebut merupakan laporan hasil evaluasi dengan menggunakan alat Air Quality Monitoring System (AQMS) dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja.
AQMS tersebut berlokasi di kantor DLH kota Jogja dan memiliki radius pembacaan hingga 5 kilometer. Singgih mengklaim alat ini paling canggih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pemantauan kualitas dengan AQMS, kualitas udara di Kota Jogja sampai saat ini masih pada kategori baik hingga sedang," jelas Singgih saat jumpa pers di Balai Kota Jogja, Senin (14/8/2023).
Dijelaskan Singgih, rata-rata indeks standar pencemaran udara (ISPU) dengan parameter PM10 masih masuk kategori baik. Sedangkan pada parameter PM2.5 memang terjadi peningkatan pada kemarau.
"Dengan parameter PM 10, So2, Carbon Monoxida, Co Ozon O3 Nitrogen Dioxida atau No2 dan Hidrocarbon HC dalam kategori baik rentang nilai ISPU di bawah 50," jelas Singgih.
"Sedangkan untuk rata-rata ISPU dengan parameter PM2.5 itu menunjukkan kategori sedang rentang ISPU 50-100, itu cenderung mengalami peningkatan di setiap musim kemarau," tambahnya.
Data tersebut, menurut Singgih, sekaligus menyangkal kabar jika di Jogja kualitas udaranya buruk. Namun ia tak memungkiri pembakaran sampah juga berkontribusi buruk pada lingkungan.
"Jadi kalau ada kemarin ada broadcast, ada informasi yang kemudian menakut-nakuti warga supaya tidak keluar rumah, menggunakan masker karena berbahaya, itu adalah tidak berdasar," ujar Singgih.
"Pembakaran sampah ini secara regulasi memang tidak diperbolehkan dan ini juga akan mengganggu lingkungan, ini bisa lingkungan sekitar maupun dalam skala luas akan mempengaruhi kualitas udara kita kalau kemudian dilakukan secara masif," tutupnya.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mencatat kualitas udara di kota Jogja memburuk memasuki bulan Agustus ini. Pembakaran sampah menjadi salah satu penyumbang buruknya kualitas udara.
Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Kota Jogja, Sutomo menjelaskan pada Agustus kualitas udara di Kota Jogja lebih buruk daripada bulan-bulan sebelumnya.
"Pencemaran udara sekarang itu yang jadi tolok ukur lebih ke PM2.5 maka saya pakai parameter itu," jelas Tomo saat dihubungi wartawan, Kamis (10/8/2023).
"Kalau pakai parameter itu di Kota Jogja yang di sensor kami untuk Agustus sampai tanggal 10 ini rata-rata harian meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tapi itu karena apa, tentu juga harus ada identifikasi karena udara itu banyak aspek ya," lanjutnya.
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM