Merapat ke Bantul, Ada Pameran Seni tentang Laut Gratis!

Merapat ke Bantul, Ada Pameran Seni tentang Laut Gratis!

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Minggu, 23 Jun 2024 13:16 WIB
Satu instalasi multimedia bertajuk Membaca Bintang yang berisi perahu nelayan lengkap dengan lentera, dayung hingga langit yang penuh dengan bintang di pameran tunggal Tentang Laut di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024).
Satu instalasi multimedia bertajuk 'Membaca Bintang' yang berisi perahu nelayan lengkap dengan lentera, dayung hingga langit yang penuh dengan bintang. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Seniman Bantul, Seppa Darsono, menggelar pameran tunggal seni rupa dan instalasi dengan tema 'Tentang Laut' di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul. Para pengunjung bisa langsung datang dan menikmati pameran tersebut secara gratis.

Pantauan detikJogja, belasan lukisan tampak berjejer di lantai dua Galeri Lorong. Lukisan yang bergenre abstrak ini banyak menampilkan berbagai bentuk biota laut.

Selain itu, terdapat pula lorong khusus yang kanan kirinya terdapat jaring ikan dengan beraneka warna. Di ujung lorong tersebut terdapat instalasi berupa perahu nelayan berukuran kecil beserta lentera dan suara deburan ombak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seppa mengatakan, tujuannya menampilkan pameran ini adalah untuk menunjukkan kondisi laut Indonesia saat ini dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian laut.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pameran ini tercetus setelah melakukan perjalanan ke Kepulauan Riau bersama seniman asal Padang, Stefan Buana, pada awal tahun 2023. Sesampainya di Kepulauan Riau, Seppa mengaku suasananya seperti kembali pada masa kecilnya.

"Saya ini lahir di Sanur, Bali terus pindah ke Muncar, Banyuwangi, jadi sejak kecil sudah erat dengan pesisir laut. Nah, di Kepulauan Riau itu suasananya dan rasanya sama seperti saya waktu kecil," katanya kepada wartawan di Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024).

Selanjutnya, di Kepulauan itu pula Seppa banyak mendapatkan pengalaman unik, seperti nelayan yang mengucap mantra memanggil ikan sebelum melaut. Selain itu, ada pula nelayan yang masih menggunakan bintang untuk membaca arah.

"Dari situ saya lalu ada keinginan untuk buat beberapa lukisan bertema lautan dan akhirnya ada 12 lukisan, satu karya instalasi 'Membaca Bintang' dan video dokumenter selama di Kepulauan Riau," ujarnya.

Suasana di pameran tunggal 'Tentang Laut' di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024).Suasana di pameran tunggal 'Tentang Laut' di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Menurut Seppa, selain menceritakan kehidupan nelayan beberapa lukisan juga menampilkan bagaimana kondisi laut di Kepulauan Riau. Seppa lantas bercerita bahwa saat berada di Pulau Gara mendapat lautan yang penuh dengan oli.

"Karena itu saya buat satu lukisan ini judulnya 'Lautan Oli'. Pesannya agar masyarakat khususnya yang di pesisir menjaga laut," ucapnya.

"Karena ngeri sekali saat melihat tumpahan oli dan kiriman sampah di laut itu. Bahkan, setelah saya lihat sampah-sampah itu ternyata berasal dari sampah lokal, padahal Pulau Gara itu dekat dengan negara tetangga (Singapura dan Malaysia)," lanjut Seppa.

Kurator pameran 'Tentang Laut', Octalyna Puspa Wardany, mengatakan bahwa pameran tunggal kedua Seppa yang mengangkat tema dan isu tentang laut ini menguat setelah melakukan perjalanan bersama Stefan Buana selama 12 hari. Keduanya melakukan perjalanan ke 6 pulau di Selat Malaka yakni, Batam, Gara, Penawar Rindu, Buluh, Penyengat, dan Bintan.

"Pameran ini berangkat dari ingatan Seppa Darsono saat masa kecil yang dihabiskan di pantai dan laut karena lahir di Sanur, Bali," ujarnya.

Keseluruhan kisah dan cerita itu, lanjut Ophe terwujud dalam 12 lukisan akrilik, satu instalasi multimedia bertajuk 'Membaca Bintang', dan instalasi gapura/jalan masuk berjudul 'Bubu'. Ophe menyebut, karya instalasi 'Membaca Bintang' ini mengajak audiens masuk ke dalam lukisan-lukisannya.

"Dan memadukan sinar laser dan suara deburan ombak dan musik dengan berbagai found object berupa perahu, dayung, jala ikan, bandul dan pemberat jala," katanya.

"Sedangkan 'Bubu' terinspirasi dari bentuk bubu ikan suku laut Kepulauan Riau yang seperti rumah dipasang sebagai gapura," lanjut Ophe.

Suasana di pameran tunggal 'Tentang Laut' di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024).Suasana di pameran tunggal 'Tentang Laut' di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Minggu (23/6/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Yang unik, menurut Ophe, adalah kedua belas lukisan Seppa hadir dengan gaya abstrak naifisme. Pasalnya, gaya tersebut jarang Ophe temui di setiap pameran seni rupa.

"Dari jarak jauh, lukisan Seppa tampak abstrak dengan komposisi warna saling bertabrakan yang asimetris dan tak beraturan. Ketika dilihat secara dekat, tampaklah berbagai objek yang digoreskan bentuk-bentuk dan gaya yang kekanak-kanakan," ujarnya.

Pameran tunggal 'Tentang Laut' ini berlangsung mulai tanggal 22 Juni hingga 7 Juli di Galeri Lorong, Nitiprayan, Kasihan, Bantul. Selain itu, pada tanggal 29 Juni ada diskusi tentang laut di Galeri tersebut.




(cln/cln)

Hide Ads