Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul telah meminta kepada pelaku wisata khususnya di bidang kuliner dan parkir untuk mencantumkan harga secara tertulis. Jika ada wisatawan yang menjadi korban tarif tidak sesuai atau nuthuk, agar segera melaporkan melalui media sosial (medsos) resmi Dispar Bantul.
Plt Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait tarif kepada pelaku wisata selama libur Lebaran nanti. Hal itu agar di Bantul jangan sampai nanti ada pedagang atau tukang parkir yang nuthuk.
"Semuanya harus wajar, jika pun ada perubahan tarif silakan dan itu sangat dimaklumi karena Lebaran. Tapi tarif itu harus ditulis, biar wisatawan tidak kaget," kata Kwintarto kepada wartawan di Bantul, Kamis (28/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada wisatawan yang mengalami hal tidak menyenangkan saat berwisata di Bantul, bisa langsung melaporkannya ke akun medsos Instagram Dispar di @jelajahbantul.id. Kwintarto juga meminta agar pelapor menyebut secara detail apa yang mengganggu kenyamanannya.
"Untuk pengaduan terkait hal-hal yang tidak nyaman di semua obwis nanti bisa DM di medsos Dinas Pariwisata," ucapnya.
"Tapi nanti tolong disebutkan sekalian permasalahan ketidaknyamanan apa lalu lokasi di mana dan sebut oknumnya untuk mempermudah pelacakan. Jadi agar aduannya nanti segera bisa kita tindak lanjuti," lanjut Kwintarto.
![]() |
Dispar telah mengumpulkan para pelaku wisata yang tergabung dalam berbagai kelompok. Selain itu, kelompok-kelompok itu selalu menyelesaikan masalah jika ada keluhan dari wisatawan khususnya terkait tarif nuthuk.
"Insyaallah di luar itu, di area-area sana para pelaku wisata memiliki kelompok yang siap ketika mendapat keluhan untuk menyelesaikan," ujarnya.
Terkait sanksi, Kwintarto mengaku kelompok pelaku wisata yang bakal memberikannya. Mengingat seluruh pengelola tempat wisata, seperti di Parangtritis, telah mengumpulkan para pelaku wisata agar tidak ada yang menerapkan tarif nuthuk.
"Sanksi nanti kita serahkan ke kelompok, karena di sana sudah mempunyai kelompok-kelompok tertentu. Karena tugas kami di Dinas mengingatkan agar kejadian harga nuthuk tidak terjadi, kalau kecolongan nanti kelompok-kelompok pelaku wisata itulah yang menyelesaikan," pungkasnya.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan