Kawasan Pasar Kembang Jogja punya banyak gang kecil yang menjadi permukiman bagi masyarakat. Salah satunya punya julukan Kampung Internasional. Seperti apa kisahnya?
Kampung Internasional itu merupakan julukan bagi Gang 1 dan Gang 2 di Jalan Sosrowijayan Wetan. Kampung Sosrowijayan Wetan ini berada di sebelah barat Jalan Malioboro dan di sisi selatan Stasiun Tugu Jogja.
Para pengunjung bisa menemukan penginapan berupa losmen dan hotel, rumah makan, toko cendera mata, hingga agen travel di kampung ini. Pantauan detikJogja, Kamis (26/10/2023), plang aneka penginapan bakal menyambut pengunjung yang masuk ke Gang 1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, tembok-tembok di gang ini banyak yang dihiasi dengan lukisan motif batik. Masuk lebih dalam ke Gang 1 maka pengunjung akan menjumpai berbagai penginapan di kanan dan kiri gang.
Terdapat juga tempat laundry hingga toko buku antik di dalamnya. Para tamu penginapan pun terlihat berlalu-lalang sembari membawa tas dan koper.
Banyak juga masyarakat yang beraktivitas di luar rumah seperti berjualan makanan, angkringan, hingga saling berbincang. Ketika ada pengunjung yang lewat, warga Gang 1 akan menyapa dengan senyum ramah dan sesekali bertanya keperluan para pengunjung yang datang.
Hampir sama seperti Gang 1, saat memasuki Gang 2 akan disambut dengan gapura beserta plang-plang penginapan. Tembok di Gang 2 terlihat juga dihiasi lukisan motif batik dan di bawahnya ditanami tumbuhan.
Deretan penginapan dapat dijumpai di sepanjang gang ini bahkan terdapat spanduk berisikan daftar penginapan yang dipajang dekat gapura. Tampak beberapa wisatawan yang berinteraksi dan bermain bersama anak-anak penduduk Gang 2. Kemudian beberapa warga juga tampak asyik berbincang dengan tetangganya.
![]() |
Ketua RT 13 Kampung Sosrowijayan Wetan, Anif, menjelaskan terdapat dua kampung di area Pasar Kembang yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Kampung Sosrowijayan Wetan berada di Gang 1 dan Gang 2.
"Ada 2 Sosrowijayan, ada Sosrowijayan Wetan dan ada Sosrowijayan Kulon. Kalau Sosrowijayan Wetan itu ada Gang 1 dan Gang 2, terus kalau yang Sosrowijayan Kulon ada Gang 3," ujar Anif kepada detikJogja, Rabu (25/10).
Anif menuturkan Gang 1 dan Gang 2 sudah lama dijuluki Kampung Internasional. Hal ini karena banyak turis mancanegara yang datang menginap di kampung ini.
"Kelurahan Sosromenduran, ada kampung internasional yang namanya Sosrowijayan Wetan. Disebut kampung internasional karena dulu banyak turis di Gang 1 dan 2. Kalau sekarang sempat jarang semenjak ada pandemi. Alhamdulillah sekarang ini sedikit banyaknya mulai ada lagi," jelasnya.
"Wisatawan lokal juga alhamdulillah, pokoknya kampung ini itu mengikuti Malioboro, biasanya kalo Malioboro ramai, kampung ini juga ramai, apalagi kalau long weekend," sambung Anif.
Terpisah, Lurah Kelurahan Sosromenduran, Agus Joko Mulyono, menjelaskan Gang 1 dan 2 dihuni oleh masyarakat setempat. Di sini banyak ditemukan penginapan dengan harga yang relatif murah.
"Kalau Gang 1 dan 2 itu bersih, dihuni masyarakat, jadi isinya penginapan. Backpacker masuk, wisatawan yang uang-uangnya pas-pasan juga ke situ karena murah," ucap Agus kepada detikJogja, Kamis (26/10).
Selengkapnya cerita asal mula berjuluk Kampung Internasional di Sarkem di halaman berikut.
Awal Mula Dijuluki Kampung Internasional
Agus lalu menerangkan awal mula kawasan ini dijuluki Kampung Internasional. Menurutnya, pada tahun 1980-an sudah banyak turis asing yang datang ke kampung ini. Namun, sejak adanya larangan mengkonsumsi minuman keras (miras), para turis itu pindah ke Prawirotaman.
"Kenapa kok branded-nya kampung internasional? Dulu tahun 1980-1990-an, turis-turis ada di situ seperti sekarang di Prawirotaman. Bule itu sering minum dan di sini tidak boleh minuman keras, jadinya lari ke sana," tuturnya.
"Bule senangnya tradisional dan bersih, kemudian ramah. Hal itu saya lakukan sekarang dengan membuat lanskap kampung seperti itu untuk menarik turis ke sini. Akhirnya sudah mulai masuk ke sini kembali. Bule-bule sekarang sering hilir mudik di sini. Itu mulanya jadi Kampung Internasional," lanjutnya.
Budayawan Kotagede, Achmad Charris Zubair, mengatakan juga alasan disebut sebagai Kampung Internasional karena wisatawan asing tertarik untuk mencari keunikan yang ada di gang ini. Selain itu, Kampung Internasional ini juga berada di dekat pusat prostitusi yang terletak di Gang 3 dan Gang 4 Jalan Pasar Kembang sehingga memerlukan berbagai pengawasan yang lebih ketat.
"Orang mengatakan Kampung Internasional karena ada turis. Wisatawan ada yang cari keunikan, ada yang cari murah, itu bagian dari ekonomi masyarakat, yang penting bagi saya karena dekat pelacuran dan Kampung Internasional, ada hal-hal yang harus diperhatikan lebih dari kawasan lain karena bertemunya berbagai ras, berbagai orang yang tidak dikenal. Jadi ekonomi juga maju tetapi juga keamanan, kenyamanan, kesehatan, harus kita pikirkan," ujar Charis kepada detikJogja, Senin (30/10).
![]() |
Lebih lanjut, Charris menyebut alasan banyak dijumpai wisatawan asing di kampung ini karena lokasinya yang berdekatan dengan Stasiun Tugu. Ia juga mengatakan wisatawan asing kerap ditemukan di Prawirotaman sejak dulu karena sempat menjadi pusat batik.
"Dari dulu Pasar Kembang sudah muncul tempat-tempat penginapan kecil, seperti losmen, sekarang hotel. Saya kira itu wajar karena dekat stasiun kan. Di mana-mana kalau ada stasiun, pelabuhan, bandara membutuhkan tempat akomodasi untuk orang-orang yang mobilitasnya tinggi," ucapnya.
"Kalau Prawirotaman dulu terkenalnya batik. Ketika batik terpuruk, juragan batik punya rumah besar dialihfungsikan jadi hotel dan usaha lain, tapi dulu wilayah batik, pusatnya di situ," pungkas Charis.
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Novi Vianita Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM