Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja, Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo menghadirkan dua program unggulan yang berfokus pada pendidikan anak disabiltas dan pencegahan stunting di Kota Jogja. Dua program tersebut adalah Program GEMAS (Generasi Emas Jogja Sehat) dan KILAU (Kreativitas Inklusif untuk Anak Unggul).
Dalam Program GEMAS, Afnan-Singgih fokus pada pencegahan stunting. Apalagi, stunting merupakan masalah serius di Jogja dengan prevelensi mencapai 19,2% pada 2023, lebih tinggi dari target nasional yang ditetapkan sebesar 14% untuk tahun 2024.
"Kami ada beberapa intervensi penting seperti edukasi gizi terintegrasi melalui posyandu dan klinik kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian makanan tambahan serta pendampingan keluarga untuk pola hidup sehat," ujar Afnan kepada wartawan, Minggu (20/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program GEMAS sejalan dengan RPJMD 2025-2030, yang menjadikan peningkatan kesehatan ibu dan anak serta pencegahan stunting sebagai prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Jogja," jelasnya.
Pada program kedua, Afnan-Singgih juga memperjuangkan pendidikan inklusif untuk anak-anak dengan disabilitas melalui Program KILAU.
Menurut data BPS DIY tahun 2023, lebih dari 2.800 anak di Jogja tercatat sebagai anak dengan disabilitas. Di Jogja sendiri banyak sekolah yang belum dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung anak-anak disabilitas.
"Seperti namanya, KILAU menekankan pentingnya inklusivitas dalam membentuk anak-anak yang kreatif dan unggul dengan memastikan setiap anak bersinar dalam potensinya. PAS berkomitmen bahwa setiap anak, termasuk anak-anak dengan disabilitas, harus mendapatkan akses yang setara dalam pendidikan," ulas Singgih.
"Sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 dan 10, program ini mengedepankan pengurangan ketidaksetaraan dan peningkatan kualitas pendidikan bagi semua anak di Kota Jogja," ujarnya.
Dengan adanya dua program tersebut, Afnan-Singgih berharap generasi penerus di Kota Jogja bisa memiliki lingkungan pendidikan yang sehat, inklusif, dan siap menghadapi tantangan global.
"Dengan dilaksanakannya kedua program ini, kami memastikan bahwa Kota Jogja tidak hanya berfokus pada pencapaian kesehatan generasi mendatang melalui pencegahan stunting, tetapi juga mendorong kesetaraan dalam akses pendidikan bagi semua anak, termasuk anak dengan disabilitas," pungkas Singgih.
(ega/ega)