Calon Wali Kota (Cawalkot) Jogja nomor urut 2, Hasto Wardoyo berencana membuat tempat pengolahan dan mengelola sampah Jogja di Kulon Progo. Terkait program Hasto ini, Cawalkot Jogja nomor urut 1, Heroe Poerwadi menyoroti dua hal.
Heroe tak menampik jika pelibatan daerah lain sebagai tempat pengolahan sampah kota Jogja sangat memungkinkan. Namun menurutnya harus mempertimbangkan maksimal kapasitas.
"Ndak masalah, melibatkan daerah lain itu memungkinkan, cuma kita harus lihat kapasitasnya, misalkan di Kulon Progo itu bisa ndak sampai 200 ton mereka mengolah?" jelasnya saat dihubungi detikJogja, Minggu (6/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kapasitas kita itu yang harus dibuang itu kan sekitar 180 ton lebih, kalau ternyata di sana ndak mencukupi ya sama aja kan belum selesai semua," sambung Heroe.
Pertimbangan kedua yang juga penting diperhatikan, dijelaskan Heroe, yakni soal jarak agar efisiensi anggaran terjaga.
"Yang kedua biasanya kita juga menghitung soal jauhnya jarak, itu kan bisa meningkatkan biaya akomodasi dan segala macam, efisiensinya harus kita lihat," paparnya.
Terkait permasalahan sampah Kota Jogja yang belum selesai ini, Heroe pun telah menyiapkan setidaknya tiga program. Pertama, ada program darurat atau jangka pendek yang berfokus menyelesaikan tumpukan sampah di depo dan jalanan.
"Itu dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya memaksimalkan potensi masyarakat untuk bisa menyerap, sisanya kita carikan tempat pembuangan atau pengolahan di tempat lain," jelasnya.
Dalam program ini, Heroe merencanakan akan memaksimalkan APBD yang ada untuk mendorong dan mendukung masyarakat menyelesaikan sampahnya secara mandiri. Ia mencontohkan dengan pembuatan biopori jumbo.
"Kita berharap APBD prioritas pertama untuk menyelesaikan sampah, berapa pun anggarannya," papar Heroe.
"Anggaran di tahun pertama akan kita maksimalkan potensi masyarakat untuk mengolah sampahnya sendiri. Karena pada kenyataannya ada satu kampung yang bisa menyelesaikan sampahnya dengan 3 biopori jumbo saja," lanjutnya.
Program kedua yakni program jangka menengah. Diterangkan Heroe, pada kenyataannya warga Kota Jogja melibatkan pihak ketiga untuk membuang sampah dari lingkungannya, artinya sebenarnya ada pihak ketiga yang bisa dan mampu menampung.
Pihak ketiga ini, menurutnya, adalah kalurahan-kalurahan di luar Kota Jogja yang jaraknya terbilang dekat dan memiliki kemampuan mengolah sampah. Pada program ini, Pemkot Jogja yang akan menjembatani dengan kerja sama.
"Ada beberapa kelurahan yang sebenarnya secara mandiri mengirim ke tempat-tempat pengolahan sampah, bagi kami pemerintah harus mengambil alih itu, bekerja sama dengan kalurahan-kalurahan yang sudah punya mesin dan sudah beroperasi," ujarnya.
"Dengan cara kerja sama kita sebisa mungkin secepatnya membelikan mesin-mesin untuk meningkatkan kapasitas mereka mengolah, sampai benar-benar jumlah sampah di Kota Jogja bisa selesai," imbuh Heroe.
Kemudian program terakhir yakni program jangka panjang. Heroe mengatakan, program ini berfokus pada hasil pascasampah diolah dan apa yang harus dilakukan. Menurutnya, produksi hasil olahan sampah harus sesuai dengan sampah yang diproduksi.
"Yang penting, antara yang kita produksi sampahnya dan apa yang akan kita olah itu harus nyambung, jangan sampai kita membuang produk sampah yang tidak diolah di tempat pengolahan itu," terang Heroe.
"Misal anorganik akan kita buat kursi, papan, segala macam, ya sudah apa-apa yang masih bisa digunakan (membuat) itu. Produksi sampah yang akan kita produksi apa saja harus kita tentukan, supaya nanti pas pengolahannya selesai semua, teknologi harus kita sesuaikan kalau itu," pungkasnya.
Hasto Wardoyo Bakal 'Kirim' Sampah ke Kulon Progo
Diberitakan sebelumnya, Cawalkot Jogja, Hasto Wardoyo, membuka peluang mengelola sampah warga Jogja di wilayah lain. Salah satu sasarannya yaitu di tepi Sungai Progo wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Secara administratif calon tempat pengolahan sampah ini berada di Dusun Nglatiyan 1, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah. Persisnya di lahan nonproduktif yang ada di tepi Sungai Progo dan berdekatan dengan area pertambangan pasir setempat.
Rencananya lokasi itu akan dijadikan sebagai tempat penampungan sekaligus pengolahan sampah terpadu. Untuk meminimalisir limbah, sampah yang masuk ke lahan milik Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) itu bakal diolah menjadi wujud baru yang lebih bermanfaat.
Hasto bersama timnya meninjau lokasi tersebut. Dalam kesempatan ini, Hasto menyampaikan minatnya untuk berkolaborasi mengelola lokasi itu menjadi tempat pengolahan sampah bagi warga Kota Jogja, jika dirinya terpilih kelak.
"Ya, sebetulnya bagian dari nyicil embrio kolaborasi, ketika misalkan kita dapat amanah, kan kita sudah ada kesiapan untuk kolaborasi dengan kabupaten dan kota sekitar, karena kita tidak sendirian. Apalagi Kota Jogja tidak punya lahan sehingga ketika kita ingin punya konsep untuk menyelesaikan sampah kota ya harus dari sekarang draftnya sudah ada, dan salah satu draft adalah harus kolaborasi dengan kabupaten tetangga," ucap Hasto kepada wartawan di lokasi, Rabu (2/10).
(rih/rih)