Pernah mendengar tentang air rebusan daun keji beling, detikers? Tanaman hijau yang sering tumbuh liar di tepi sungai ini ternyata menyimpan banyak manfaat luar biasa untuk kesehatan. Mulai dari membantu menjaga fungsi ginjal, menurunkan kadar gula darah, hingga melawan radikal bebas.
Dalam pengobatan tradisional, keji beling atau Strobilanthes crispus dikenal sebagai tanaman herbal serbaguna. Rebusannya dipercaya ampuh membantu mengatasi berbagai keluhan tubuh dan telah dibuktikan secara ilmiah mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, hingga terpenoid. Namun, bagaimana cara membuat air rebusan yang benar agar khasiatnya tetap optimal?
Kalau kamu penasaran bagaimana cara membuat air rebusan keji beling yang tepat dan apa saja manfaat ilmiahnya bagi tubuh, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Poin utamanya:
- Air rebusan daun keji beling mudah dibuat di rumah dengan bahan segar dan proses perebusan sederhana agar kandungan aktifnya tidak rusak.
- Daun keji beling kaya senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan polifenol yang berperan sebagai antioksidan, antidiabetes, dan pelindung organ tubuh.
- Manfaatnya mencakup banyak aspek kesehatan, mulai dari menjaga fungsi ginjal, menurunkan gula darah, hingga melawan peradangan dan radikal bebas.
Apa Itu Daun Keji Beling?
Dikutip dari buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia tulisan Setiawan Dalimartha, daun keji beling atau Strobilanthes crispus BL adalah tanaman herbal dari suku Acanthaceae yang banyak tumbuh di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti kecibeling, enyoh kelo, atau ngokilo di Jawa, dan sering juga disebut daun picah beling di Jakarta.
Keji beling tumbuh liar di hutan, tepi sungai, dan tebing, namun kini banyak ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman obat keluarga di pekarangan rumah. Tumbuhan ini biasanya hidup pada daerah dengan ketinggian antara 50 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut, dan dapat ditemukan dari Madagaskar hingga seluruh wilayah Indonesia.
Tanaman keji beling termasuk jenis semak berbatang hijau dan berbulu kasar dengan tinggi sekitar 0,5-1 meter. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, dan tumbuh berhadapan. Bentuknya lanset memanjang dengan tepi bergerigi, permukaan daun terasa kasar, serta berwarna hijau segar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan bentuk menyerupai corong, sementara buahnya berbentuk gelendong kecil yang berisi 2-4 biji berwarna cokelat.
Cara Membuat Air Rebusan Daun Keji Beling
Untuk memperoleh manfaat daun keji beling secara alami, kamu bisa mengolahnya menjadi air rebusan yang mudah dibuat di rumah. Gunakan daun yang masih segar agar kandungan senyawa aktifnya tetap terjaga. Untuk cara membuat air rebusannya, detikers dapat mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan Drs H Arief Hariana dalam buku Tumbuhan Obat & Khasiatnya berikut ini.
- Siapkan daun keji beling segar sebanyak 20-40 gram (sekitar setengah genggam hingga satu genggam penuh). Cuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan debu dan kotoran.
- Rebus daun dengan 2-6 gelas air sesuai kebutuhan. Gunakan panci berbahan stainless steel atau tanah liat agar tidak bereaksi dengan zat aktif daun.
- Didihkan selama 10-20 menit hingga air tersisa sekitar setengah dari volume awal.
- Setelah direbus, biarkan hingga hangat, lalu saring airnya.
- Minum air rebusan 1-2 kali sehari, masing-masing setengah hingga satu gelas.
Apa Manfaat Daun Keji Beling untuk Tubuh?
Khasiat rebusan daun keji beling ternyata sudah dibuktikan secara ilmiah. Salah satunya dipublikasikan dalam sebuah artikel berjudul Traditional Uses, Biological Activities, and Phytochemical Profile of Keji Beling (Strobilanthes crispus) Leaf Extract: A Review tulisan Yeli Sukendi dkk. Mari kita simak apa saja manfaatnya!
1. Sebagai Antioksidan Alami
Daun keji beling (Strobilanthes crispus) mengandung berbagai senyawa flavonoid seperti kaempferol, rutin, luteolin, apigenin, naringenin, epikatekin, dan mirisetin. Semua senyawa ini memiliki kemampuan menangkap radikal bebas melalui gugus hidroksilnya.
Aktivitas antioksidan tersebut membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif. Kombinasi flavonoid dan polifenol juga meningkatkan daya tahan tubuh dan memperkuat sistem imun.
2. Menurunkan Kadar Gula Darah (Antidiabetes)
Saponin, flavonoid, dan steroid dalam daun keji beling memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah. Saponin bekerja dengan menghambat penyerapan glukosa di usus halus dan memperlambat pengosongan lambung, sementara flavonoid menstimulasi sekresi insulin alami.
Steroid turut berperan dengan menekan peradangan pada pankreas dan membantu mengatur metabolisme glukosa. Efek sinergis ketiga senyawa ini membuat keji beling berpotensi menjadi terapi pendukung bagi penderita diabetes tipe 2.
3. Bersifat Antikanker dan Antitumor
Hasil analisis menunjukkan adanya senyawa terpenoid seperti β-sitosterol dan limonena yang diketahui memiliki aktivitas antikanker. Senyawa ini bekerja dengan menghambat proliferasi sel abnormal serta meningkatkan mekanisme apoptosis (kematian sel kanker).
Kandungan flavonoid juga mendukung efek antitumor dengan menekan pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) pada jaringan kanker. Dengan demikian, konsumsi ekstrak keji beling secara terkontrol dapat membantu mencegah perkembangan sel kanker di tubuh.
4. Menghambat Pertumbuhan Bakteri dan Menjaga Kesehatan Pencernaan
Keji beling mengandung alkaloid, tanin, dan saponin yang berperan sebagai antibakteri alami. Alkaloid merusak dinding sel bakteri, sedangkan tanin mengendapkan protein mikroba sehingga menghambat pertumbuhannya.
Kombinasi senyawa ini efektif melawan bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan. Selain itu, tanin juga memberikan efek antidiare dengan cara memperkuat dinding usus dan menurunkan sekresi cairan berlebih di saluran cerna.
5. Membantu Meredakan Peradangan
Efek antiinflamasi daun keji beling berasal dari kandungan steroid dan flavonoidnya. Senyawa ini bekerja dengan menekan produksi mediator peradangan seperti prostaglandin dan sitokin.
Dalam beberapa pengujian, ekstrak daun keji beling menunjukkan kemampuan menurunkan pembengkakan dan rasa nyeri pada jaringan yang meradang. Manfaat ini menjadikan keji beling potensial sebagai bahan alami untuk membantu pemulihan luka dan mengurangi gejala inflamasi ringan.
6. Mendukung Fungsi Hati dan Ginjal
Selain kaya akan flavonoid, daun keji beling juga mengandung polifenol, glikosida, asam silikat, serta vitamin C, B1, dan B2. Senyawa-senyawa ini berperan dalam melindungi hati dan ginjal dari kerusakan akibat radikal bebas atau akumulasi racun metabolik.
Aktivitas antioksidannya membantu regenerasi sel hati serta mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Oleh karena itu, keji beling sering digunakan dalam ramuan tradisional untuk menjaga kesehatan ginjal dan melancarkan buang air kecil.
Air rebusan keji beling bukan sekadar ramuan tradisional, tapi juga warisan alami yang terbukti punya manfaat nyata bagi tubuh. Coba buat air rebusan daun keji beling sendiri di rumah dan rasakan khasiatnya secara rutin.
Simak Video "Video Sehat Nggak Harus Mahal, Cukup Minum Jamu Tradisi Leluhur"
(sto/apu)