Makan Dawet Pakai Sambel, Ada di Kulon Progo Lur!

Makan Dawet Pakai Sambel, Ada di Kulon Progo Lur!

Alyanisa Maulidina, Mutiara Zalsabilah Ridwan - detikJogja
Kamis, 30 Mei 2024 11:01 WIB
Dawet sambel kuliner khas Kulon Progo. Foto diunggah Kamis (30/5/2024).
Dawet sambel kuliner khas Kulon Progo. (Foto: Mutiara Zalsabilah/detikJogja)
Jogja -

Kuliner tradisional Indonesia memiliki beragam varian unik yang mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas lokal. Salah satu kuliner yang menarik yakni dawet sambel khas Kulon Progo. Seperti apa citarasanya?

Dawet sambel merupakan salah satu kuliner zaman dulu alias jadul yang mulai jarang ditemukan. Salah satu penjual dawet sambel yang masih eksis yakni Dawet Sambel Nyi Ponirah.

"Sudah dari tahun 80-an, lebih sih karena simbah sekarang sudah 75 tahun umurnya. Usaha turun temurun," kata pemilik Dawet Sambel Nyi Ponirah, Suci Kurniawati (29), kepada detikJogja di Festival Ajur Ajer Mbanyu Mili, Plaza Ngasem, Rabu (29/05/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suci merupakan generasi kedua usaha kuliner ini. Dia meneruskan usaha ini dari ibunya. Suci mengungkap ada kisah unik di balik penemuan menu dawet sambel ini.

"Asal muasalnya dulu, simbah itu penjual pecel. Kalau di Kulon Progo sambel pecelnya kan pakai sambal kelapa digoreng lalu ditumbuk hingga halus terus dikasih cabe. Nah, kebetulan pecelnya itu habis, tinggal sambal dan dawet, nah terus orang-orang itu minta dawetnya dikasih sambal dan juruhnya itu, kok ternyata rasanya enak, lama-lama akhirnya ada dawet sambel ini," jelas Suci.

ADVERTISEMENT

Suci menerangkan dawet yang digunakan untuk kuliner ini berbeda dengan dawet yang biasa digunakan untuk membuat minuman. Berbeda dengan dawet pada minuman, dawet sambel ini memiliki citarasa pedas dan gurih.

"Biasanya bikin dawetnya itu agak lama prosesnya, biasanya sekitar satu jam. Tepungnya direndam terus nanti dimasak di air mendidih, terus baru ditekan. Soalnya kalau dawet ayu itu kan adonannya bisa netes sendiri, kalau ini harus ditekan dulu sama alat press. Teksturnya lebih kenyal dari dawet biasanya. Nanti setelah jadi dawetnya, tinggal dikasih topping itu," kata Suci.

"Nanti toppingnya ada tahu goreng, brambang goreng sama kecambah. Terus nanti disiram pakai juruh. Juruh itu dari nira kelapa, dimasak sebelum jadi gula jawa," sambung Suci.

Dengan adonan ini, tekstur dawet sambel ini lebih kenyal dibandingkan dawet ayu. Meski ada rasa manis dari juruh, perpaduan sambal kacang, dan cabai menambah citarasa kuliner ini.

Suci mengungkap dawet sambel punya manfaat baik untuk penderita maag atau asam lambung. Suci menyebut kuliner ini cukup disukai anak hingga orang tua.

"Kalau dawet itu patinya ini bisa untuk sakit maag, atau asam lambung, karena ketika dimakan bisa nyaman di perut," kata Suci.

"Banyak yang suka di sana (Kulon Progo), mulai dari anak-anak hingga orang tua," sambung Suci.

Satu porsi dawet sambel ini pun terbilang murah. detikers cukup membayar Rp 3.000 untuk bisa menikmati seporsi dawet sambel. detikers bisa mencicip dawet sambel ini ke Pasar Cubak tempat Suci biasa berjualan pada hari Rabu dan Sabtu.

"Biasanya di pasar Cubak, pasarnya tuh buka hanya hari Rabu dan Sabtu. Tapi kalau dirumah ada pengunjung bisa, tapi nunggu," kata Suci.

Sebagai tambahan informasi, kuliner ini juga bisa ditemui di Festival Ajur Ajer Mbanyu Mili yang dilaksanakan dari tanggal 28-30 Mei di Pasar Ngasem. Suci berharap dengan adanya festival ini, dawet sambel makin dikenal banyak orang dan tetap lestari.

"Moga tetap lestari. Makin banyak yang mengenal. Buat hajatan, orang sakit, semua generasi bisa kenal semua," harap Suci.

Artikel ini ditulis oleh Alyanisa Maulidina dan Mutiara Zalsabilah Ridwan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/sip)

Hide Ads