Resep Jenang Sapar dan Filosofinya bagi Masyarakat Jawa

Resep Jenang Sapar dan Filosofinya bagi Masyarakat Jawa

Galardialga Kustanto - detikJogja
Minggu, 27 Agu 2023 16:23 WIB
Jenang Grendul
Resep Jenang Sapar dan Filosofinya bagi Masyarakat Jawa. Foto ilustrasi. (Foto: Dok. detikFood)
Jogja -

Masyarakat Jawa pasti sudah tidak asing dengan jenis makanan jenang. Salah satu jenis jenang yang selalu ada saat momen tertentu adalah jenang sapar.

Biasanya, jenang sapar disajikan saat memasuki bulan Safar. Makanan berbahan dasar beras ketan dengan dicampur gula merah ini memiliki rasa cenderung manis.

Jenang sapar sendiri terdiri dari dua bagian utama yaitu grendul dan kuah gula merah. Grendul merupakan olahan berbentuk bulat dari tepung, sementara kuah gula berwarna coklat merupakan kuah yang berasal dari bahan dasar gula merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata jenang sapar merupakan peninggalan warisan budaya Sunan Kalijaga, lho. Yuk, kita simak lebih jauh lagi mengenai filosofi jenang sapar.

Filosofi Jenang Sapar

Jenang sapar merupakan sajian bulan safar yang dahulunya bulan ini dianggap dengan bulan penuh kesialan, sehingga melalui tradisi 'njenang' ini diharapkan dapat menjauhkan manusia dari segala hal-hal buruk yang akan terjadi.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari artikel berjudul Jenang Grendul Sebagai Simbol Bulan Safar di Dusun Banjar Patoman, Amadanom, Dampit, Kabupaten Malang oleh Abdul Qodir Abdillah (2022), jenang grendul atau jenang sapar menggambarkan peristiwa di zaman Nabi Musa. Kala itu, Nabi Musa dikejar kaum kafir pasukan Fir'aun, namun kaum kafir tersebut tenggelam di lautan.

Lautan dalam peristiwa ini diibaratkan jenang, sementara kaum kafir diibaratkan sebagai grendul. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi saat bulan Safar sehingga inilah yang melatar belakangi tradisi njenang pada setiap bulan Safar.

Adapun tokoh yang menginisiasi tradisi njenang adalah Sunan Kalijaga melalui dakwahnya. Tradisi njenang ini merupakan bagian dari upaya menyebarkan budaya Islam pada saat itu.

Salah satu keutamaan bulan Safar adalah silaturahmi, biasanya masyarakat melakukan tradisi ini dengan membagikan jenang grendul kepada keluarga terdekat sebagai bentuk menjaga silaturahmi.

Adapun warna merah kecoklatan pada bubur melambangkan darah seorang ibu, sementara bulatan grendul berbentuk kelereng melambangkan bibit atau embrio.

Jenang sapar menggambarkan dari mana manusia berasal, sehingga sepatutnya untuk selalu menghormati segala jenis ciptaan Allah.

Resep Jenang Sapar

Bagi detikers yang ingin mencoba membuat jenang sapar sendiri di rumah, yuk simak bahan dan cara membuat jenang sapar berikut ini dikutip detikJogja dari buku 100 Resep Kue & Minuman Khas Daerah:

Bahan:

  • 200 gram singkong yang telah dikupas dan diparut
  • 25 gram gula aren
  • 40 gram gula pasir
  • 375 ml air
  • Β½ sdt garam
  • 2 lembar daun pandan yang telah disobek
  • 50 gram tepung tapioka atau kanji
  • 5 buah nangka yang telah dipotong-potong kecil

Bahan Saus Santan

  • 250 ml santan kental
  • 1 lembar daun pandan
  • Β½ sdt garam

Cara Membuat

  1. Langkah pertama adalah membuat jenang terlebih dahulu. Untuk membuat jenang, singkong diperas terlebih dahulu hingga tak tersisa air sedikit pun. Lalu cetak bulat-bulat dengan ukuran kecil sebesar kelereng.
  2. Gula aren dan gula pasir direbus bersama air hingga mendidih dan larut, kemudian angkat dan saring rebusan gula tersebut. Beri daun pandan ke dalam adonan gula dan tambahkan garam kemudian didihkan kembali.
  3. Campurkan adonan bulatan singkong dengan tepung kanji lalu aduk dan masak singkong hingga matang. Tambahkan potongan nangka sambil diaduk higga adonan jenang mengental
  4. Untuk membuat saus santan, santan direbus bersama garam dan daun pandan hingga mendidih lalu diangkat. Saus santan kemudian disiram ke atas adonan jenang yang telah jadi.

Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto Peserta magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads