Guru jurusan tata busana SMKN 1 Pandak, Bantul, Indra Gunawan (48), mengungkapkan pernah menerapkan fashion day, yakni murid yang diampunya boleh mengenakan pakaian yang modis dalam waktu tertentu. Namun hal itu tidak bertahan lama dan berganti penerapan six basic style yang dalam sepekan sekali murid mengenakan pakaian sesuai enam gaya yang ditentukan.
Indra mengatakan, seiring adanya kurikulum merdeka pernah meminta murid-muridnya untuk berpakaian secara modis. Hal itu tertuang dalam fashion day dengan tujuan murid-murid bisa mengekspresikan penampilannya.
"Sebenarnya kita juga ada namanya fashion day. Di mana anak-anak busana boleh dalam seminggu itu berpakaian secara modis tapi sesuai dengan kaidah sekolah," katanya saat ditemui detikJogja di SMKN 1 Pandak, Bantul, Selasa (3/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, fashion day di SMKN 1 Pandak hanya seumur jagung. Pasalnya mulai muncul pro dan kontra di kalangan Guru.
"Cuma itu tidak bertahan lama karena banyak pro dan kontra hingga akhirnya saya juga dapat semacam teguran. Akhirnya daripada menimbulkan kontroversi itu (fashion day) dihapus," ujarnya.
Menurutnya, saat itu banyak murid-murid yang mempertanyakan mengapa fashion day sudah tidak lagi kepada Indra. Oleh sebab itu, Indra membangkitkan materi six basic style.
"Tapi sekarang saya bangkitkan lagi karena di kurikulum yang baru ini ada namanya materi six basic style atau enam gaya berbusana. Nah, anak-anak harus mempraktikkan dalam enam gaya berbusana," ucapnya.
Enam gaya berbusana itu berlangsung satu hari dalam sepekan. Sedangkan enam gaya berbusana itu antara lain sporty, casual, feminim, romantic, classic, dan elegant.
Semua itu bukan hanya melalui penjelasan saja namun murid-murid jurusan tata busana harus menerapkannya. Bukan tanpa alasan, semua itu agar mereka paham bahwa ini benar dan ini salah dalam menerapkan six basic style.
"Kalau cuman kayak gitu kan datang dan pergi. Nah, caranya kemudian saya meminta mereka. Jadi saya bilang ke mereka, tolong pertemuan minggu depan kamu pakai yang nuansa classic elegant," katanya.
"Jadi mereka datang dalam tampilan padu-padu busana yang classical elegant sampai enam gaya kayak gitu. Setiap pertemuan seperti itu," lanjut Indra.
Tidak hanya muridnya, Indra juga akan mengenakan pakaian dengan nuansa yang telah ditentukan. Semua itu sebagai contoh kepada murid-muridnya mana yang pas tidak.
"Dan mereka akan saya panggil satu-satu saya evaluasi sudah benar atau belum, tepat atau belum, kombinasinya itu sesuai tidak dengan kulit dan proporsi tubuh kalian. Jadi kayak fashion konsultan gitu," ujarnya.
"Jadi mereka minggu depannya akan lebih baik lagi, karena di minggu ini sudah ada masukan itu saya nilai gitu ya makanya mereka tertib. Karena saya nilai kalau mereka tidak pakai kan enggak ada nilainya," imbuh Indra.
Bahkan, Indra bercerita bahwa yang tidak masuk sekolah pun kadang mengirim foto mereka di rumah dalam kondisi berpakaian sesuai dengan tema tersebut. Indra menyebut, dengan cara itu jurusan tata busana SMKN 1 Pandak kerap merajai lomba desain busana.
"Semua itu memberikan efek positif bagi anak-anak, dan terus-terang saja, bukan bermaksud sombong. Di Jogja SMK yang merajai lomba desain itu SMK Pandak. Kita sering masuk final, sering juara, lomba-lomba desain, lomba busana yang sebenarnya peruntukannya anak kuliah dan umum," ujarnya.
Oleh sebab itu, untuk materi six basic style mendapat lampu hijau dari Kepala SMKN 1 Pandak.
"Kalau kepala sekolahnya baik, makanya saya bisa seperti ini itu karena kepala sekolahnya yang sebagai pemimpinnya itu melegalkan saya," ucapnya.
Tetap Komunikasi dengan Mantan Siswa
Indra juga mengaku terus memonitor perkembangan siswa-siswanya bahkan setelah mereka lulus sekolah. Dia mengatakan rata-rata mantan muridnya itu kini tetap bekerja di bidang fesyen.
"Saya kan berteman dengan mereka di media sosial, jadi saya terkadang tanya sekarang ngapain dan ada yang jawab 'Aku buka di rumah, nerima jahitan' seperti itu," ucapnya.
Menurutnya, untuk menjadi desainer memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, anak didiknya yang sudah lulus memilih bekerja di bidang fashion lalu sebagian penghasilannya untuk menekuni desainer.
"Cuma lagi-lagi kalau mau jadi desainer itu butuh duit banyak. Karena itu mereka tetap bekerja di bidang fesyen tapi buka modiste sendiri di rumah," ujarnya.
(apl/afn)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka