Punya 3 Profesor Baru, UMY Jadi Kampus Swasta dengan Gubes Terbanyak di DIY

Punya 3 Profesor Baru, UMY Jadi Kampus Swasta dengan Gubes Terbanyak di DIY

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 25 Mar 2024 19:56 WIB
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Foto: Pradito Rida Pertana
Bantul -

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menerima 3 Surat Keputusan (SK) Guru Besar dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V (Yogyakarta). Tambahan SK tersebut menjadikan UMY sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) dengan profesor terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono menyebut dengan SK baru itu kini UMY telah memiliki 46 guru besar.

"Sehingga UMY menjadi kampus PTS di DIY dengan profesor terbanyak. Termasuk juga di wilayah V ini ada 206 guru besar, jadi kalau di UMY sudah 46, berarti sudah seperempatnya," kata Setyabudi kepada wartawan di lobi Rektorat Gedung AR Fachruddin A Lantai 1 UMY, Kasihan, Bantul, Senin (25/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tiga Guru Besar yang menerima SK tersebut ialah Prof Erna Rochmawati, Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Prof Suciati, Guru besar bidang Ilmu Psikologi Pendidikan Islam dan Prof Sudarisman, Guru Besar bidang Ilmu Mekanika Material.

Setyabudi menyebut penyerahan SK kepada tiga guru besar tersebut diharapkan dapat mengakselerasi tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Namun, urutan tersebut seharusnya dibalik dan penelitian menjadi urutan yang utama.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Setyabudi mengajak ketiga profesor baru tersebut untuk selalu menjaga dan mengembangkan keilmuan yang dimiliki.

Setyabudi menyebut, Prof Erna dengan bidang keperawatan medis bedah dihadapkan pada tantangan perkembangan ilmu pengetahuan yang harus dikembangkan dengan dukungan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI).

Begitu juga dengan Prof Suciati dengan bidang psikologi pendidikan Islam yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi perubahan perilaku generasi milenial dan Z. Menurutnya, mereka membutuhkan sentuhan psikologi Islam untuk membentuk karakter yang kuat bagi generasi mendatang.

"Demikian pula dengan Prof Sudarisman yang memiliki bidang mekanika material, ada tantangan untuk ke depannya terkait dengan smart material. Ini menjadi PR kita semua," kata Setyabudi.




(ahr/dil)

Hide Ads