Tangis Haru Ortu Mahasiswi UGM Gantikan Wisuda Anaknya yang Meninggal

Tangis Haru Ortu Mahasiswi UGM Gantikan Wisuda Anaknya yang Meninggal

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 21 Feb 2024 13:25 WIB
Sleman -

Momen haru terjadi di wisuda UGM Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode II Tahun Akademik 2023/2024. Dalam prosesi wisuda itu, satu peserta diwakilkan orang tuanya karena meninggal dunia usai menjadi korban kecelakaan.

Wisudawati itu bernama Dewi Sekar Rumpoko, seorang mahasiswi Fakultas Kehutanan UGM angkatan 2019 asal Kabupaten Bantul. Dia mengalami kecelakaan kendaraan saat hendak berangkat sidang pendadaran pada 7 Desember 2023. Sebulan dirawat, Dewi meninggal pada 26 Januari lalu.

Pantauan detikJogja, kedua orang tua almarhumah hadir langsung dalam prosesi wisuda. Mereka membawa foto almarhumah yang dipasang di pigura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tangis keduanya pun pecah saat MC memanggil nama almarhumah untuk maju ke podium. Sambil membawa foto almarhumah, sang ibu yakni Ngadinah (58) dan sang ayah yakni Jono (78) naik ke panggung.

"Pada wisuda periode periode ini penyerahan ijazah alan diserahkan kepada orang tua almarhumah. Almarhumah Dewi Sekar Rumpoko diberikan gelar Sarjana Kehutanan dengan predikat Cumlaude atau dengan pujian," ucap MC saat prosesi penyerahan ijazah dan disambut tepuk tangan para peserta wisuda yang hadir di GSP UGM, Rabu (21/2/2024).

ADVERTISEMENT

Ijazah pun diserahkan oleh Rektor UGM Prof Ova Emilia didampingi Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta.

Ibu almarhumah yakni Ngadinah mengaku bangga dengan perjuangan putri keduanya yang telah menempuh kuliah selama empat tahun lebih.

"Senang sekali, bangga, yang ngasihkan ijazah bu Rektor sendiri. Mungkin arwahnya anak saya kalau tahu dia senang, bahagia. Perjuangannya dia kuliah 4 tahun lebih, masuk keluar hutan kalau ngambil data sekarang membuahkan hasil, dia berhasil jadi sarjana," kata Ngadinah ditemui wartawan usai prosesi wisuda.

Dia juga menceritakan perjuangan putrinya untuk bisa sidang skripsi. Meski mengalami kecelakaan, almarhumah tetap berkeinginan keras untuk bisa melaksanakan sidang.

"Mau sidang skripsi itu dia kecelakaan sampai dia keluar masuk rumah sakit," ucapnya.

"Sampai dia meninggal itu yang diingat itu pulang dari RSA yang dicari laptop dan HP pokoknya dia mau sidang," sambungnya.

Momen orang tua wakili anaknya yang meninggal saat wisuda di GSP UGM, Rabu (21/2/2024).Momen orang tua wakili anaknya yang meninggal saat wisuda di GSP UGM, Rabu (21/2/2024). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Ngadinah menyatakan, Dewi sejak awal merupakan anak yang berprestasi sejak duduk di bangku sekolah. Bahkan hingga kuliah, Dewi juga lulus dengan IPK tinggi yakni 3,86.

"Kehilangan Dewi ya kaya kehilangan separuh nyawa lah. Rumah jadi sepi, adanya cuma pada sedih nangis, putus asa," katanya.

"Dia itu apa ya, kaya matahari keluarga lah," imbuhnya.

Sang ayah, Jono mengatakan, sebelum kelulusan Dewi juga telah menyampaikan rencana ke depan. Dari penuturan sang ibu, Dewi berniat untuk membantu biaya kuliah adiknya dan melunasi utang ayahnya.

"Ada pesan dari anak saya diamplopi, itu ada pesan terhadap rekan-rekan. Nak cara Jawa-ne tembang dandanggula," ucap Jono.

"Itu suratnya saya buka saya bagikan ke rekan-rekan nanti di Fakultas Kehutanan," sambungnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta mengucapkan turut berduka cita dengan meninggalnya salah satu mahasiswa di fakultasnya.

"Pertama turut berduka cita sedalam-dalamnya atas mahasiswa kami yang meninggal Januari kemarin," ucap Sigit.

Sigit bilang, secara akademik Dewi merupakan mahasiswi yang cukup berprestasi.

"Mahasiswa atas nama Dewi Sekar Rumpoko ini adalah mahasiswa yang berprestasi, beliau ini IPK-nya cukup tinggi 3,86. Tetapi Allah berkehendak lain saat mahasiswa ini mau ujian ternyata kecelakaan," bebernya.

Sigit melanjutkan, hasil penelitian Dewi ini dinilai sangat berguna bagi masyarakat. Terutama untuk meminimalkan konflik antara manusia dan satwa.

"Tema skripsi yang dia pilih sangat dibutuhkan oleh masyarakat kehutanan, utamanya adalah masyarakat yang berkonflik dengan satwa liar di tepi hutan. Karena beliau di bawah bimbingan Dr Ali Imron mengembangkan bioakustik di mana nanti antara satwa liar dan juga manusia itu diharapkan tidak akan ketemu," ujarnya.

Ke depan, sebagai bentuk penghargaan hasil penelitian skripsi Dewi akan ditulis ulang dan diunggah ke jurnal.

"Dari teman-teman sedang berdiskusi, sebagai penghargaan kita tulis ulang, kemudian kita summit ke jurnal harapannya bisa di-publish dan itu akan memberikan, saya pikir dampak yang bagus bagi masyarakat," pungkasnya.

(cln/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads