Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) detikcom, Elvan Dany Sutrisno menjadi pembicara kedua dalam workshop digital media journalism dalam rangka detikcom goes to campus yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini. Dalam kesempatan itu, Elvan menjelaskan serba-serbi menjadi jurnalis dan tantangan media digital saat ini.
Elvan mengatakan menjadi jurnalis hari ini bukan hanya tentang membuat berita saja namun bisa memproduksi konten yang berhubungan dengan platform digital. Selanjutnya, Elvan menjelaskan terkait bagaimana menjadi seorang jurnalis, dalam hal ini di detikcom.
"Jadi wartawan detik itu tidak harus ngantor. Seperti saya hari ini tidak ngantor, seminggu mungkin ngantor berapa kali hanya koordinasi meeting sisanya liputan, investigasi. Jadi betul-betul free tapi tetap tanggung jawab terhadap konten," katanya saat menjadi pembicara di detikcom goes to FEB UGM, kampus FEB UGM, Sleman, Rabu (13/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjutnya, jurnalis detikcom harus bisa melakukan liputan secara menyeluruh membuat jaringan dan yang terpenting mau belajar hal baru. Bahkan, tidak menutup kemungkinan melakukan liputan hingga ke luar negeri.
"Jurnalis itu nomor satu harus percaya diri, mudah bergaul, bikin networking, siap ditugaskan di mana saja. Jadi tidak ada jam kerja, hanya berangkat jam berapa pulangnya tidak jelas," ucapnya.
"Jadi kita harus kreatif, inovatif dalam membuat konten. Selain itu mau belajar hal baru, jadi harus dinamis. Karena arus informasi zaman sekarang semua orang bisa jadi wartawan karena media sosial," lanjut Elvan.
Lebih lanjut, Elvan membahas soal banyaknya masyarakat yang lebih memilih dompetnya ketinggalan daripada gawainya yang tertinggal. Semua itu karena kecenderungan masyarakat dalam mengakses media sosial (medsos) saat ini.
"Saat ini medsos sudah jadi hal wajib, namun medsos memiliki plus minus. Plusnya kecepatan, tidak ada yang bisa mengalahkan medsos. Negatifnya belum tentu terkonfirmasi, ini bedanya medsos dan media mainstream, media harus terkonfirmasi dan terverifikasi," katanya.
Oleh sebab itu, Elvan menyebut tantangan terbesar media saat ini adalah medsos. "Sekarang tantangannya adalah media sosial, bukan hanya antara media dengan media," ucapnya.
Menurutnya, ada dua tantangan saat ini, pertama adalah iklim berbelanja secara daring melalui aplikasi TikTok. Elvan mengaku beberapa hari lalu melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan rencananya Mendag bakal membuat regulasi khusus.
"Pertama keranjang kuning. Jadi keranjang kuning ini saat ini menjadi sebuah tragedi ekonomi nasional. Karena apa? Karena Mendag kemarin akan membuat aturan terkait keranjang kuningnya TikTok. Karena keranjang kuning TikTok menghancurkan bisnis UMKM," ucapnya
"Jadi UMKM sudah tidak bisa berkembang misal warung dan Indomaret, saat ini UMKM disikat keranjang kuning, online shop, karena mereka tidak perlu tempat, lebih murah, pajak tidak clear," imbuh Elvan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sedangkan dampak semua itu bagi bisnis media adalah dari segi iklan. Menurutnya, saat ini seharusnya media mainstream sudah tidak mengutamakan iklan.
"Dan untuk bisnis media, media-media baru lumayan terdampak, terutama yang masih berfokus kepada iklan. Media sekarang seharusnya sudah tidak lagi fokus ke iklan, jadi otomatis idealisme lebih terjaga dengan banyaknya terobosan," katanya.
Tantangan kedua, kata Elvan, adalah soal banyaknya influencer di media sosial. "Kedua, tantangannya adalah influencer di media sosial. Karena itu media-media harus punya cara-cara untuk menjawab tantangan ini," ucapnya.
Terlepas dari hal tersebut, Elvan mengungkapkan mengapa detikcom tetap menjadi nomor satu di ranah media digital. Menurutnya semua itu karena detikcom mengutamakan empat hal.
"Kenapa detik selalu menjadi nomor satu, karena leading, kita selalu memimpin perkembangan isu. Lalu pemberitaan harus memberikan dampak, jangan sampai pemberitaan tidak memberi dampak. Selanjutnya kecepatan dan dipercaya," ujarnya.
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa