JAFF 2025 Cetak Sejarah Penonton Tertinggi, Becoming Human Jadi Film Terbaik

JAFF 2025 Cetak Sejarah Penonton Tertinggi, Becoming Human Jadi Film Terbaik

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 09 Des 2025 12:04 WIB
JAFF 2025 Cetak Sejarah Penonton Tertinggi, Becoming Human Jadi Film Terbaik
Clossing ceremony JAFF 2025, Sabtu (9/12/2025). (Foto: Dok. JAFF)
Jogja -

NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 menutup edisi dua dekadenya dengan capaian besar. Film Becoming Human (Polen Ly, 2025) dinobatkan sebagai penerima Golden Hanoman, penghargaan tertinggi di JAFF.

JAFF 2025 telah resmi ditutup pada Sabtu (6/12) lalu. Edisi kali ini mencatat lebih dari 30.000 penonton, dan menjadikan edisi 2025 sebagai penyelenggaraan terbesar sepanjang dua dekade festival.

"Dua dekade JAFF adalah tentang kebersamaan, perayaan, dan saling percaya. Ke depan, tantangannya justru semakin besar, bagaimana kita memikirkan keberlanjutan ekosistem film di tengah perubahan lanskap media dan digital," ujar Direktur Festival, Ifa Isfansyah dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Selasa (9/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Clossing ceremony JAFF 2025, Sabtu (9/12/2025).Clossing ceremony JAFF 2025, Sabtu (9/12/2025). Foto: Dok. JAFF

Ia menegaskan bahwa perubahan pola konsumsi film dan perkembangan platform digital membuat festival harus terus meninjau ulang peran dan pemrogramannya. Termasuk persoalan arsip film yang kembali ia tekankan.

ADVERTISEMENT

"Kita perlu duduk bersama, berbicara lagi, dan memikirkan ulang kebutuhan pertumbuhan ekosistem film kita di masa depan, khususnya pengarsipan film. Sudah ada teman-teman dari festival internasional yang menghubungi kami untuk mulai mengambil langkah, semoga ini menjadi langkah kecil yang berarti bagi perfilman Indonesia dan bahkan Asia," tambahnya.

Selama delapan hari, JAFF20 menggelar 47 diskusi, forum, dan public lecture, menayangkan 227 film dari 43 negara, termasuk 27 world premiere dan 87 Indonesian premiere. Festival juga dihadiri para pembuat film dan lebih dari 100 media, serta didukung 78 partners dan collaborators.

Komitmen JAFF terhadap talenta baru dan sineas perempuan juga tercermin dari program tahun ini, yang menayangkan film dari 34 sutradara debut dan 63 sutradara perempuan.

"Banyak diskusi yang diadakan, bahkan ada sesi tanya-jawab bersama pembuat film yang berlangsung hingga dini hari dan diikuti oleh hampir seluruh penonton dengan antusias. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak selalu bisa terjadi," ungkap Direktur Program JAFF, Alexander Matius.

Direktur Eksekutif JAFF, Ajish Dibyo, menambahkan bahwa festival akan terus berbasis kerelawanan dan melibatkan generasi muda.

"Regenerasi yang sudah berjalan akan terus kami pertahankan dan itu tanda baik untuk keberlanjutan JAFF. Begitu pula komitmen berkelanjutan terhadap festival ramah lingkungan, termasuk pengelolaan limbah sampah yang tahun ini lebih dari 1.500 kg," ujarnya.

Memasuki usia 20 tahun, JAFF menegaskan diri bukan hanya sebagai ajang pemutaran film, tetapi juga ruang dialog, eksperimen, dan penguatan ekosistem sinema Asia.

Clossing ceremony JAFF 2025, Sabtu (9/12/2025).Clossing ceremony JAFF 2025, Sabtu (9/12/2025). Foto: Dok. JAFF




(alg/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads