Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, terus mendukung percepatan penanganan stunting atau tengkes di Kota Jogja. Salah satunya adalah melalui anggaran Rp 100 Juta untuk setiap kelurahan.
Hal itu diungkapkan Eko saat berdialog dalam forum sosialisasi Perda 3/2024 tentang Pemajuan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan dan Kelurahan dengan warga Muja Muju, Umbulharjo, Kota Jogja. Hadir pula Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo, Ketua DPRD Kota Jogja Wisnu Sabdono Putro, dan anggota DPRD Kota Jogja Haryanto.
"Mulai tahun 2025, kita sudah perjuangkan Rp 4.5 miliar. Setiap kelurahan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 100 juta yang secara spesifik ditujukan untuk percepatan penanganan masalah stunting," kata Eko dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (20/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap anggaran tersebut dapat digunakan secara tepat sasaran.
"Kita harapkan anggaran tersebut tepat sasaran utamanya bagi balita, ibu hamil dan calon penganten yang memerlukan bantuan dan pendampingan akibat kurang berat badan dan berbagai aspek lainnya. Kita juga matur nuwun kepada wali kota dan terkhusus PKK, TPK, posyandu, dan kader kesehatan yang tanpa kenal lelah memberikan edukasi dan membagikan PMT, makanan tambahan ini," lanjutnya.
Eko menyebut anggaran Rp 100 juta itu dialokasikan untuk 45 kelurahan di Kota Jogja. Adapun fokus utama alokasi anggaran tersebut adalah membantu anak-anak yang berat badannya masih kurang dan ibu hamil yang kurang sehat.
"Jumlah balita dan ibu hamil yang menerima bantuan tahun ini sekitar 2.250 orang. Harapan saya dengan bantuan ini dapat membantu masyarakat sekaligus menggugah semangat untuk bergotong royong atasi masalah stunting ini," ungkap politisi dari Fraksi PDIP itu.
Sementara itu, Hasto menyebut Perdais 3/2024 dan anggaran Rp 100 juta untuk per kelurahan adalah langkah strategis dalam mendukung penurunan angka stunting. Dia berharap anggaran tersebut bisa tepat sasaran dan didukung oleh masyarakat.
"Kota Yogyakarta berhasil menurunkan angka stunting, kita jelas berterima kasih dengan alokasi Rp 100 juta untuk kelurahan. Pak Lurah tolong pastikan bisa jalan program ini dengan baik. Membangun generasi sehat Yogyakarta adalah tanggung jawab bersama," kata Hasto.
Seorang menerima manfaat tersebut, Wahyuni, berterima kasih dan mengharapkan program PMT tetap dilanjutkan.
"Anak saya suka telur dengan orak-arik. Telur ini membantu sebagai tambahan protein," kata Wahyuni.
Sementara itu, Lurah Muja Muju, Dwi Wahyudi Hamzah ST, menyampaikan sejumlah masukan terkait program PMT. Dia menyebut telur omega banyak disukai, tetapi ayam, lele, dan bahan makanan beku dalam kemasan tidak semua penerima manfaat menyukainya.
(apu/ahr)
Komentar Terbanyak
Sultan HB X soal Keracunan MBG di SMA Teladan: Saya Kan Sudah Bilang...
Jokowi Hadiri Acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM
Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya