Ketua Pinsar Dorong Peternak Ayam UMKM Naik Kelas

Ketua Pinsar Dorong Peternak Ayam UMKM Naik Kelas

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Sabtu, 19 Jul 2025 20:14 WIB
Ketua Pinsar, Singgih Januratmoko.
Ketua Pinsar Singgih Januratmoko. Foto: Dok Istimewa
Jogja -

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), mendorong kesejahteraan peternak ayam yang tergolong dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sederet upaya dilakukan asosiasi ini untuk mendorong para peternak naik kelas mulai dari perlindungan payung hukum hingga koperasi.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko, menyoroti payung hukum tentang perlindungan peternak mandiri, terutama UMKM. Menurutnya, perlu ada ketegasan dalam undang-undang tentang kesejahteraan peternak UMKM.

"UU no 18 tahun 2009 itu menurut saya belum melindungi peternak UMKM. Apalagi saat ini keberadaan UMKM ayam broiler itu sudah hampir habis. Intinya, semua perusahaan yang budidaya harus diatur siapa yang boleh budidaya," jelas Singgih kepada detikJogja di kawasan Sleman, Sabtu (19/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal, perusahaan (besar) boleh ternak saja, sementara budidaya diserahkan ke UMKM. Kita saat ini berusaha untuk memperkuat asosiasi agar perusahaan besar tidak masuk," kata pendiri Grup Janu Putra Sejahtera ini.

Dia menyebut ada beda nasib antara peternak ayam broiler dengan ayam petelur (layer). Menurutnya, pemerintah sudah mendukung peternak telur lewat regulasi yang tidak mengizinkan industri bermain di pasar peternak ayam petelur.

ADVERTISEMENT

"Regulasinya sudah bagus untuk peternak layer karena pemain besar tidak bisa di situ, cuma boleh di pakannya, sehingga harganya pun stabil," jelasnya.

"Selain itu konsumsi telur di masyarakat Indonesia sudah jauh lebih tinggi daripada konsumsi daging ayam. Sehingga suply and demandnya lebih terjaga telur," sambungnya.

Dia lalu membandingkan nasib para peternak broiler yang harus bersaing dengan perusahaan besar. Menurutnya, para peternak ayam broiler kini makin banyak yang gulung tikar.

"Peternak ayam broiler ini juga kadang harus bersaing dengan harga eceran yang ditetapkan badan pangan nasional (Bapanas) di tingkat peternak masih terlalu murah, sedangkan bagi pebisnis besar tak masalah karena mereka bermain dari hilir mulai dari pakan hingga olahan. Hal itu yang membuat pebisnis besar bisa jual lebih murah beda dengan peternak UMKM," jelasnya.

PINSAR pun mendorong peternak UMKM dengan membangun koperasi daerah. Lewat koperasi tersebut para peternak bisa mendapatkan jagung yang menjadi bahan baku pakan ayam dengan harga yang rendah.

"Teman-teman di daerah itu membuat koperasi. Kita kan masalahnya di penjualan karena sering ditekan bakul-bakul, terus kedua masalah bahan baku. Misalnya, jagung, kalau jagung mahal pemerintah bisa bantu lewat impor sehingga harga jagung pakan bisa ditekan," ungkapnya.

Kemudian Singgih juga memberikan pandangannya terkait Program makan bergizi gratis (MBG) yang saat ini gencar dilakukan pemerintah. Menurutnya, program MBG bisa dikolaborasikan dengan menggunakan hasil dari peternak ayam UMKM sebagai salah satu dukungan menyejahterakan peternak.

"Mungkin salah satunya juga bisa lewat MBG. Jadi pemerintah membeli ayam atau telur dari peternak UMKM untuk program MBG lewat BUMN," ucap Singgih.

"Biar nanti pendataan peternakan kan bisa dari BUMN terus dilanjutkan ke MBG. Ini menurut saya, bisa jadi salah satu dukungan untuk peternak lokal," tutur pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu.

Diketahui, Singgih juga memiliki peternakan grand parent stock (GPS) berbasis industri 4.0 dengan kandang yang canggih yang terkomputerisasi dan ramah lingkungan. Peternakan GPS milik Singgih ini berada di lokasi di Wonogiri Jawa Tengah dan Gunungkidul DIY.

"GPS sebetulnya awalnya dimulai dari nol dari 2009. GPS perusahaan di bidang peternakan ayam broiler mulai dari pembudidayaan grand parent stock, induk, parent stock, broiler hingga ayam petelur," kata Singgih.

Kandang di Wonogiri disebut merupakan salah satu kandang peternakan GPS terbaik se-Asia Tenggara. Dia menyebut dengan ayam GPS itu diharapkan menghasilkan indukan ayam broiler yang berkualitas.

"Kita impor ayamnya sendiri dari Amerika sama Selandia Baru, satu ekor ayam itu bisa menelurkan 25-50 ayam dari satu periode. Dari GPS ke parent stock terus kita edarkan ke breeding yang lain." terangnya.




(afn/afn)

Hide Ads