Menkop Budi Arie: Percontohan Koperasi Merah Putih di Bantul Bisa Direplikasi

Menkop Budi Arie: Percontohan Koperasi Merah Putih di Bantul Bisa Direplikasi

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Senin, 16 Jun 2025 11:09 WIB
Menkop Budi Arie Setiadi saat di acara Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Bantul, Minggu (15/6/2025).
Menkop Budi Arie Setiadi saat di acara Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Bantul, Minggu (15/6/2025). Foto: dok. Istimewa
Bantul -

Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi, mengungkapkan percontohan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih di Bantul dapat direplikasi oleh Kopdes lainnya. Hal itu diungkapkan Budi dalam Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih di Kalurahan Srimulyo, Bantul.

Budi menerangkan, pihaknya terus mempercepat pembentukan 80 percontohan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/kel) Merah Putih. Saat ini terdapat 8 percontohan Kopdeskel Merah Putih.

Adapun 8 kopdeskel tersebut yakni Srimulyo di Bantul; Penfui Timur di Kupang, NTT; Tamanmartani di Sleman; Sinduadi di Sleman; Rengel di Tuban, Jatim; Wonokerto di Pasuruan, Jatim; Randugading di Malang, Jatim; dan Sidomulyo di Jember, Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkop Budi Arie Setiadi saat di acara Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Bantul, Minggu (15/6/2025).Menkop Budi Arie Setiadi saat di acara Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Bantul, Minggu (15/6/2025). Foto: dok. Istimewa

"Saya berharap mereka dapat menjadi contoh yang membanggakan dan dapat direplikasi daerah lain di seluruh Indonesia," kata Menkop Budi di Bantul saat Soft Launching Percontohan Kopdes/Kel Merah Putih, Minggu (15/6/2025), seperti dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (16/5/2025).

Budi mengatakan, percontohan koperasi tersebut dapat dijadikan sebagai praktik terbaik sehingga dapat direplikasi oleh koperasi di daerah lain.

ADVERTISEMENT

"Ini kan namanya piloting, contoh bagaimana mengelola Kopdes/Kel yang baik dan prudent, menguntungkan, tingkat partisipasi masyarakat tinggi, serta bisa memberikan manfaat," ungkapnya.

Menurutnya, koperasi begitu berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Kita akan bikin jaringan koperasi nasional, dengan memetakan potensi-potensi Kopdes yang ada agar terbaca daerah mana butuh apa, kurang apa, akan disuplai Kopdes daerah lain," jelasnya.

"Jadi, Kopdes/Kel Merah Putih itu jaringan distribusi baru, jaringan pemasaran baru, dan jaringan kekuatan ekonomi rakyat berbasis gotong royong," lanjutnya.

Sesuai amanat Inpres Nomor 9/2025, Budi mengatakan, seluruh penerima program Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Kementerian Sosial didorong untuk menjadi anggota kopdes.

"Saya akan melihat berapa jumlah anggota Kopdes, maka syarat menjadi anggota jangan memberatkan," ungkapnya.

Budi menambahkan, tingkat partisipasi masyarakat untuk menjadi anggota koperasi adalah salah satu tolok ukur suksesnya Kopdeskel Merah Putih.

Pada acara tersebut, Budi juga berdialog secara daring bersama pengurus kopdes percontohan lainnya. Saat itu Ketua Kopdes Penfui Timur menyebutkan, koperasinya telah memiliki enam gerai berupa kantor, logistik, cold storage, sembako, yang merambah sektor peternakan, pertanian, dan perikanan.

"Namun, kita belum bisa memiliki klinik dan apotek desa karena berkaitan dengan proses perizinan," kata Ketua Kopdes Penfui Timur.

Menanggapi hal itu, Budi Arie menegaskan, Kementerian Kesehatan pun masuk ke dalam Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih. "Tenang, saya akan bereskan masalah perizinan itu," tegasnya.

Budi pun menegaskan, aturan yang ada termasuk di daerah harus mendukung suksesnya Kopdeskel Merah Putih.

"Kalau perlu relaksasi aturan, bila untuk kepentingan masyarakat. Jangan sampai aturan menghambat kita," terangnya.

Dia mencontohkan, aturan yang mensyaratkan hanya Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) yang boleh mengeluarkan sertifikat atau akta kopdes. "Saya surati Menteri Hukum, dan semua notaris boleh mengeluarkan akta Kopdes," sebutnya.

Sementara itu, Kopdes Sidomulyo menyebutkan Desa Sidomulyo adalah penghasil kopi robusta terbesar di Jember. Adapun total produksinya mencapai 5 ribu ton yang siap diekspor ke Jepang dan Singapura.

"Itu direct export," ucap Ketua Kopdes Sidomulyo.

Ketua Kopdes Sidomulyo juga menyebutkan desanya juga penghasil domba terbaik di Indonesia. "Kita juga sudah bekerja sama dengan Singapura sebanyak 2.500 ekor," terangnya.

Selanjutnya, Ketua Kopdes Randugading menerangkan koperasinya telah memenuhi enam gerai koperasi dan ditambah satu gerai untuk mengelola air bersih.

"Kami juga mempunyai merek beras lokal sendiri yang bisa melayani 3 ton per bulan untuk seluruh anggota koperasi," kata Ketua Kopdes Randugading.

Kopdes yang dikembangkan dari koperasi wanita (kopwan) dan memiliki aset senilai Rp 3 miliar itu ingin menjadi menjadi distributor pupuk bersubsidi dan gas elpiji 3 kilogram.

"Kami juga memohon agar proposal pinjaman dana bergulir LPDB bisa segera dicairkan," ungkap Ketua Kopdes Randugading.

Motor Penggerak

Di Bantul, telah ada tiga bakal percontohan Kopdeskel Merah Putih untuk nasional, yakni di Kalurahan Srimulyo di Piyungan, Sriharjo di Imogiri, dan Bangunharjo di Sewon. Meski begitu, kopdeskel di Srimulyo yang dinilai lebih siap.

Adapun Kopdeskel Srimulyo dirancang untuk menjadi motor penggerak ekonomi desa. Unit usahanya meliputi ketahanan pangan, klinik desa, apotek, unit simpan pinjam, pergudangan, toko sembako, jasa pariwisata, peternakan, hingga perikanan.

Lurah Srimulyo, Wajiran, menerangkan unit usaha koperasi tersebut fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sekaligus memperkuat ekonomi desa.

"Kopdes/Kel Merah Putih sebagai garda terdepan perekonomian, sehingga perlu dikelola dan dibangun agar tercipta kesejahteraan masyarakat Srimulyo," kata Wajiran.

Kodeskel Srimulyo pun menjalin kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan warga setempat yang telah ingin berkerja sama hingga menyumbangkan aset.

Wajiran mengatakan, koperasi yang didukung Danais sebesar Rp 700 juta itu diharapkan dapat menjadi penggerak utama ekonomi desa dan menjadi penyertaan modal berupa aset.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads