Waketum Kadin Bicara Percepatan Hilirisasi Gas Alam di Fakultas Teknik UGM

Waketum Kadin Bicara Percepatan Hilirisasi Gas Alam di Fakultas Teknik UGM

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Jumat, 21 Feb 2025 22:53 WIB
Dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Jumat (21/1/2025).
Dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Jumat (21/1/2025). Foto: dok. UGM
Jogja -

Alumni Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Tekagama) bersama Persatuan Insinyur Indinesia (PII) menyelenggarakan forum dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia berjudul 'Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional'.

Forum itu digelar di Gedung Fakultas Teknik UGM, Jumat (21/2/2025). Sejumlah tokoh penting dari berbagai pemangku kepentingan hadir memberikan masukan dan gagasan serta solusi agar hilirisasi industri petrokimia dalam negeri bisa tumbuh berkembang.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perindustrian, Dr Saleh Husin menjadi salah satu pembicara dengan topik 'Atmosfir dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Jumat (21/1/2025).Dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Jumat (21/1/2025). Foto: dok. UGM

Saleh mengatakan, Indonesia yang memiliki cadangan gas sebesar 142,72 TSCF, yang baru dimanfaatkan baru 5,494 BBTUB, di mana 68,2% dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31,8% untuk pasar ekspor.

Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1%, di mana 71% melalui energi batubara, dan sektor industri yang paling banyak mengkomsumsi energi diikuti sektor transportasi.

ADVERTISEMENT

Saleh juga menyampaikan bahwa potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar.

Dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Jumat (21/1/2025).Dr Saleh Husin juga memberikan buku 'Hilirisasi Sawit, Cegah Midle Income Trap' kepada Rektor UGM, Prof Ova Emelia. Foto: dok. UGM

Dia menjelaskan, gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2, dan methanol dan masih bisa dihilirisasi ke bawah menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel, dan lain lain sesuai produk industri yang akan dikembangkan.

Untuk itu, kata Saleh, kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan konstribusi terhadap PDB harus minimal 29%.

Menurut Saleh, saat ini masih ada beberapa kendala yang dialami dunia usaha di dalam negeri. Pertama, harga energi gas di Indonesia masih mahal jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing di sekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Kedua, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi.

Ketiga, logistik cost di Indonesia masih mahal dan sektor industri penerima HGBT agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.

"Keempat, adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah-ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8% yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai," ujar Saleh yang juga mantan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia itu, dikutip dari keterangan tertulis yang diperoleh detikJogja, Jumat (21/2/2025).

Disela kegiatan tersebut, Dr Saleh Husin juga memberikan buku 'Hilirisasi Sawit, Cegah Midle Income Trap' kepada Rektor UGM Prof Ova Emelia.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads