Hasto Ungkap Program 100 Hari Kerja Jelang Dilantik Jadi Walkot Jogja

Hasto Ungkap Program 100 Hari Kerja Jelang Dilantik Jadi Walkot Jogja

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Jumat, 31 Jan 2025 13:32 WIB
Wali Kota Jogja terpilih, Hasto Wardoyo. Diunggah Jumat (31/1/2025).
Wali Kota Jogja terpilih, Hasto Wardoyo. Diunggah Jumat (31/1/2025). Foto: dok. Hasto Wardoyo
Jogja -

Wali Kota Jogja terpilih, Hasto Wardoyo, akan dilantik pada 6 Februari 2025. Hasto mengungkapkan program 100 hari kerjanya setelah resmi dilantik menjadi Wali Kota Jogja.

Pelantikan sebagai kepala daerah kali ini menjadi yang ketiga bagi Hasto. Maka itu dia mengaku tidak ada persiapan khusus. Mantan Bupati Kulon Progo itu menyatakan lebih fokus untuk menyiapkan program 100 hari kerja pertama usai dilantik jadi Wali Kota Jogja.

Hasto menyatakan telah membentuk tim transisi yang melibatkan semua sektor dan komunitas untuk menyusun langkah-langkah strategis setelah dirinya resmi menjabat.

"Kita sudah membentuk tim transisi untuk membantu merumuskan langkah-langkah apa yang harus diambil. Jadi setelah pelantikan, saya dapat konsep yang matang dan tinggal diterapkan," ujar Hasto kepada detikJogja di Caturtunggal, Sleman, Jumat (31/1/2025).

Dengan adanya tim transisi tersebut, Hasto berharap setelah dilantik dia dapat bekerja secara efektif untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Kota Jogja.

Dalam program 100 hari kerja itu, Hasto menitikberatkan pada permasalahan sampah, perbaikan pelayanan publik, hingga soal pengelolaan pariwisata.

"Sampah itu diskenario mulai sekarang. Mau seperti apa itu sudah ada pilot project kebijakan saya seperti ini. Biar nggak shock ya, bikin pilot project dulu kecil-kecilan seperti manajemen sampah dari RW ke depo itu seperti apa," ungkapnya.

"Jadi begitu saya masuk itu udah ada hasil dari project itu," lanjut dia.

Mengenai pengelolaan pariwisata, Hasto menyinggung soal sumbu filosofi untuk mewujudkan destinasi wisata baru yang bisa menarik lebih banyak turis asing.

"Artinya sukses pariwisata itu ada tiga, atraksi itu destinasi, kedua eternity yakni hunian hotel, ketiga transportasi. Dari tiga hal ini, Jogja yang paling bermasalah itu kenapa turis asing nggak naik, karena destinasinya itu-itu saja," kata dia.

"Sebab turis asing bisa meningkatkan kesejahteraan karena spending money-nya tinggi," tegas lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Selain meningkatkan atraksi wisata, Hasto juga ingin mendukung mobilitas warga Jogja dengan memperbaiki layanan transportasi yang ada.

"Transportasi kalau macet kan jadi susah. Jogja saya kira dengan logika itu mendongkrak wisatawan harus menambah atraksi dan transportasi ditata," tutup dia.




(dil/aku)

Hide Ads