Dosen Desain Produk UKDW Sabet Juara 1 Indonesia Fashion-Craft Awards

Dosen Desain Produk UKDW Sabet Juara 1 Indonesia Fashion-Craft Awards

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 19 Nov 2024 09:34 WIB
Dosen Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW, Christmastuti menyabet juara 1 di Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) 2024.
Dosen Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW, Christmastuti menyabet juara 1 di Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) 2024. Foto: Dok UKDW.
Jogja -

Kabar membanggakan datang dari Program Studi Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Jogja. Dosen Prodi FAD, Christmastuti Nur, menyabet juara 1 dalam kompetisi Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) 2024.

IFCA merupakan kompetisi desain nasional yang bertujuan mencari desainer muda berbakat, dengan visi sustainability dalam bidang kriya dan fashion. Di edisi 2024 ini, IFCA mengangkat tema "Neighbourhood Spirit: Creative Collaboration for Sustainable Future".

Kompetisi ini digelar oleh Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian yang diikuti oleh 725 peserta dari seluruh Indonesia. Adapun penjurian dilakukan pada Agustus-November.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Christmastuti, dengan karya BeriSinar, berhasil menjadi juara 1 untuk kategori kriya. Penghargaan tersebut disampaikan dalam acara puncak penganugerahan Gebyar IKMA 2024 "Mendorong Kemandirian IKM Melalui Inovasi dan Penguatan Rantai Pasok" Kamis (14/11) di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.

Christmastuti menjelaskan, BeriSinar merupakan produk lampu dekoratif bergaya eklektik kontemporer yang dapat digunakan untuk mendukung ambient lighting suatu ruangan. Desain ini terinspirasi dari Peksi Beri yang terdapat di Situs Manuk Beri, Kotagede, Kota Jogja, sebuah situs yang kurang mendapat perhatian, tergerus masa dan peradaban.

ADVERTISEMENT

"Situs ini dipilih karena menggambarkan kondisi kerajinan perak di Kotagede yang juga terlupakan dan terpinggirkan setelah mengalami kejayaan pada masa 90-an," jelas Christnastuti dalam keterangannya, Selasa (19/11/2024).

"Secara desain, kerajinan perak di Kotagede dianggap tertinggal, serta limbah merkurinya bahkan dituduh mencemari Sungai Gajah Wong dan sumur warga setempat. Akibat penurunan pesanan, banyak perajin terpaksa alih usaha demi menyambung hidup," paparnya.

Setelah melakukan studi literatur dan wawancara dengan berbagai pihak, Christmastuti mengusulkan gagasan berupa konsep desain "Jewellery for Home Series".

"Para perajin di Kotagede yang selama ini terbiasa membuat produk dari perhiasan untuk tubuh, diberi tantangan membuat perhiasan untuk hunian karena sektor Home Decor memiliki pasar yang lebih luas," kata dia.

Untuk menjawab tantangan "Neighbourhood Spirit", Christmastuti juga menggandeng perajin tanduk di Kotagede dalam pembuatan produk lampu ini dengan menonjolkan karakter translusen dan marbling hitam kecokelatan dari material tanduk.

"Karya ini masih banyak kekurangan dan tidak luput dari kritik yang diberikan oleh dewan juri maupun desainer ternama lainnya. Tapi hal ini bisa dijadikan sebagai saran konstruktif untuk perbaikan produk selanjutnya," ungkap dia.

"Kompetisi semacam ini juga menuntut saya untuk terus belajar hal baru, mengikuti perkembangan desain terkini, serta mendorongnya untuk mengembangkan kapasitas diri melampaui sekat-sekat penghalang," lanjut Christmastuti.

Lebih lanjut, Christmastuti berharap kesempatan ini dapat membuka peluang kerja sama Prodi Desain Produk UKDW di masa mendatang. "Selain itu, mahasiswa harapannya dapat terinspirasi untuk memiliki keberanian dan semangat dalam mengikuti kompetisi serupa," pungkas dia.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads