Arca Kuno Bertebaran di Kampung Gepolo yang Hilang, dari Mana Asalnya?

Arca Kuno Bertebaran di Kampung Gepolo yang Hilang, dari Mana Asalnya?

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 23 Sep 2025 07:30 WIB
Lokasi Kampung Gepolo, Prambanan, Sleman, yang hilang tersapu bencana tanah longsor tahun 1955. Foto diambil Rabu (17/9/2025).
Lokasi Kampung Gepolo, Prambanan, Sleman, yang hilang tersapu bencana tanah longsor tahun 1955. Foto diambil Rabu (17/9/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Sebuah permukiman bernama Kampung Gepolo pernah berdiri di Kapanewon Prambanan, Sleman. Sejak 70 tahun silam kampung itu ditinggalkan penduduknya sehingga kini lenyap.

Bencana longsor yang terjadi pada 1955 membuat kampung itu ditinggalkan oleh sekitar 20 keluarga yang mendiaminya.

Jejak berupa rumah sudah tidak lagi ditemukan di kampung tersebut. Justru peninggalan bersejarah berupa arca batu kuno bertebaran di eks Kampung Gepolo itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu yang sampai hari ini masih bisa dilihat yakni keberadaan situs Arca Gupolo. Situs Arca Gupolo sendiri berisi beberapa arca, dengan arca utama yang dipercaya sebagai perwujudan Agastya.

ADVERTISEMENT

Arca-arca lain yang ditemukan banyak yang kondisinya sudah tidak utuh. Termasuk arca Ganesha berukuran raksasa yang jatuh di bawah tebing.

Keberadaan arca-arca tersebut membuat para ahli sejarah menduga bahwa Kampung Gepolo memiliki kaitan erat dengan banyaknya candi yang ada di sekitar Prambanan. Kampung tersebut diduga adalah 'bengkel' arca pada masa lampau.

"Kalau dari laporan-laporan (dokumen) Belanda itu memang di lokasi Gunungsari, Tinjon ke atas itu di dokumen ada yang menyebut sebagai bengkel tempat patung-patung besar atau arca berukuran besar diukir dari batu," kata Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Septi Indrawati, Rabu (17/9/2025).

Penyebutan bengkel kerja, lanjut Septi, merupakan interpretasi. Sebab, temuan arca atau batuan struktur candi di sekitar situs selalu acak. Selain itu, di sekitar situs terdapat bekas batu yang dipotong.

"Itu interpretasi ya. Karena mungkin temuan di situ tidak ada polanya. Biasanya Ganesha itu kalau sudah ditempatkan di candi posisinya di utara, kemudian Agastya itu di selatan. Kalau di situ kan secara arah tidak merujuk ke penempatan satu bangunan dan beberapa objek yang ditemukan itu dalam kondisi belum jadi," ujar dia.

Dia mengatakan untuk situs Arca Gupolo diperkirakan dari abad 9 Masehi. Perkiraan itu muncul dengan membandingkan temuan benda bersejarah lain di sekitar lokasi seperti Candi Ijo dan lain sebagainya.

Lokasi Kampung Gepolo, Prambanan, Sleman, yang hilang tersapu bencana tanah longsor tahun 1955. Foto diambil Rabu (17/9/2025).Lokasi Kampung Gepolo, Prambanan, Sleman, yang hilang tersapu bencana tanah longsor tahun 1955. Foto diambil Rabu (17/9/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

"Mungkin semasa dengan Candi Ijo atau Candi Tinjon yang di bawahnya karena itu merupakan satu kompleks. Mungkin di akhir abad ke-9 karena secara material yang digunakan sebelumnya menggunakan andesit kemudian beralih ke batu putih itu mulai digunakan untuk membangun struktur bangunan candi dan arca," ujar dia.

Dengan banyaknya temuan-temuan itu, dia meyakini masih ada benda cagar budaya lain yang masih terkubur di bawah tanah.

"Area itu dulu ada batu lepas, blok-blok batu. Pada pendataan tahun 1981 di sekitar kompleks Arca Gupolo itu selain ditemukan patung Ganesha yang berukuran besar juga ada ditemukan beberapa bentuk blok-blok batu tapi dari batu putih," kata dia.

"Kemarin kita juga menemukan landasan arca di dekatnya juga ada blok-blok batu andesit dan batu putih," pungkas dia.

Gepolo Kampung yang Hilang

Tak jauh dari Prambanan, pernah ada sebuah kampung kuno yang ditinggali puluhan keluarga. Namun, sejak 70 tahun silam, kampung itu hilang

Adapun kampung Gepolo itu terletak di Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Sleman. Meski kini kampung itu telah lenyap, masih ada beberapa jejaknya.

Beberapa jejaknya berupa peninggalan kuno seperti arca raksasa Resi Agastya dan arca-arca dewa Hindu lainnya ada di kampung itu. Jejak itu menunjukkan bahwa Gepolo merupakan salah satu permukiman kuno yang masih eksis hingga masa kemerdekaan.

Kampung itu ditinggalkan penduduknya setelah bencana besar di tahun 1955. Saat itu, tanah di bawah kampung bergerak dan menyeret seisi kampung ke bibir jurang yang berada di sisi selatan kampung.

"Namanya Gepolo, dulu kampungnya dari sana, dekat bukit yang dibelah untuk jalan itu. Di sini (sekitar situs arca gupolo) dulu juga ada beberapa rumah," kata Carik Kalurahan Sambirejo, Mujimin saat berbincang dengan detikJogja, Rabu (17/9/2025).

Mujimin menyebut kawasan Kampung Gepolo yang terdampak bencana saat itu mencapai 1,5 hektare dengan total 20 KK harus menyelamatkan diri. Beruntung tidak ada korban jiwa karena kejadian itu.

"Di Kampung Gepolo ini satu RT kurang lebih waktu itu ada 20 KK. Nah terjadi peristiwa alam terjadi kurang lebih tahun 1955 terjadi tanah longsor. Nah itu menyebabkan satu RT itu kurang lebih kawasan 1,5 hektare dalam satu RT. Nah itu longsor sudah tidak bisa ditempati," ujar dia.




(ahr/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads