Mengenal Prajurit Wanita Langenkusuma di Prosesi Hajad Dalem Sekaten

Mengenal Prajurit Wanita Langenkusuma di Prosesi Hajad Dalem Sekaten

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 05 Sep 2025 17:16 WIB
Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025).
Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025). Foto: Dok Keraton Yogyakarta
Jogja -

Gelaran Hajad Dalem Sekaten dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu menyita perhartian. Terutama kehadiran kelompok prajurit dalam prosesi Garebeg Mulud Dal 1959. Satu kelompok prajurit yang muncul dalam prosesi ini adalah Prajurit Langenkusuma.

Sebagai informasi, setiap penyelenggaraan Garebeg, 10 Bregada Prajurit Keraton bertugas mengawal gunungan. Mereka adalah prajurit Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa.

Bregada Bugis akan mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain prajurit-prajurit itu, setiap tahun Keraton Jogja selalu menampilkan prajurit atau Abdi dalem yang jarang muncul ke publik. Pada Garebeg Sawal 2024 lalu, Keraton Jogja menghadirkan Abdi Dalem Palawija.

ADVERTISEMENT
Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025).Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025). Foto: Dok Keraton Yogyakarta

Sedangkan, pada Garebeg Mulud Dal 2025 Keraton menghadirkan eksistensi prajurit Bregada Langenkusuma, Sumoatmaja, Jager, dan Suranata. Satu yang menyita perhatian adalah Prajurit Langenkusuma, yakni prajurit yang berisikan pasukan wanita.

Koordinator Rangkaian Prosesi Garebeg Mulud Dal 1959, KRT Kusumonegoro mengatakan dalam sejarah, Keraton Jogja pernah memiliki kesatuan perempuan (estri) perkasa, yakni korps Prajurit Langenkusuma.

"Prajurit tersebut hadir sejak awal pemerintahan Keraton Yogyakarta pada tahun 1767," jelas Kanjeng Kusumo dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).

Kanjeng Kusumo menjelaskan, awalnya kesatuan Langenkusuma berfungsi sebagai prajurit pengawal putra mahkota, namun setelah Sri Sultan Hamengku Buwono II naik takhta tugas dan fungsinya pun bertambah.

Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025).Potret prajurit wanita Keraton Jogja bernama Prajurit Langenkusuma dalam Garebeg Mulud Dal 1959. Foto diunggah Jumat (5/9/2025). Foto: Dok Keraton Yogyakarta

"Mereka adalah putri-putri yang tangkas dalam olah watang (sejenis tombak), keris, panahan, berkuda, dan sebagainya," jelas Kanjeng Kusumo.

Selain Prajurit Langenkusuma, dalam Garebeg tahun ini juga muncul Prajurit Sumoatmaja yang bertugas mengawal Miyos Dalem. Mereka berbaris di sisi kanan dan kiri singgasana Ngarsa Dalem yang dibawa oleh para Abdi Dalem Keparak menuju Sitihinggil untuk melakukan pisowanan.

Salah satu ciri khas pasukan ini adalah tata cara penghormatan kepada Ngarsa Dalem, yang dilakukan dengan sikap jengkeng menghadap sang raja, gerakan tersebut menyerupai gerak tari dalam wayang orang.

Lalu ada pula kesatuan Prajurit Jager. Dulu kesatuan ini memiliki tugas berjaga di keraton, terutama saat Abdi Dalem prajurit lainnya bertugas dalam barisan kirab. Sehingga, prajurit Jager juga dikenal sebagai prajurit Puraraksaka, yang berarti penjaga istana.

Selain bertugas menggantikan berjaga di istana, satuan prajurit ini juga memiliki kewajiban caos (berjaga) di Kumendaman atau tempat kediaman seorang komandan prajurit Keraton Jogja yang juga disebut Wadana Hageng Prajurit atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Manggalayuda atau Manggala.

Kamudian ada prajurit Suranata yang berbaris saling berhadapan di depan Kagungan Dalem Tratag Bangsal Kencana untuk ngurung-urung margi atau menjadi pembuka jalan sekaligus pagar betis masuknya rombongan prajurit dari Magangan menuju Srimanganti.

"Kesatuan-kesatuan tersebut termasuk Abdi Dalem Palawija dan Langenastra yang sudah lebih dulu direkonstruksi, bersama 10 kesatuan prajurit bersama-sama mengiringi arak-arakan Gunungan Garebeg Dal 1959," pungkas Kanjeng Kusumo.




(afn/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads