Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November setiap tahunnya. Pada hari peringatan ini biasanya lagu hymne guru akan diputar di seluruh penjuru Nusantara sebagai tanda penghormatan kepada para pendidik yang telah mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), Hari Guru Nasional ditetapkan pada tanggal 25 November berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Penetapan tersebut tidak lepas dari peristiwa sejarah yang melibatkan guru di tanah air yaitu pelaksanaan Kongres Guru Indonesia pertama.
Kongres Guru Nasional pertama digelar pada tanggal 24-25 November 1945. Kongres tersebut menghasilkan kesepakatan tentang dihapuskannya perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya sehingga bergabung menjadi Indonesia seutuhnya dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Guru Nasional biasanya diperingati dengan upacara. Dalam upacara itu, hymne guru akan dinyanyikan bersama-sama oleh seluruh peserta upacara. Dikutip dari laman resmi SD Negeri Gambiranom, Daerah Istimewa Yogyakarta dan SDIT Muhammadiyah Sinar Fajar, Klaten, berikut lirik hymne guru.
Lirik Hymne Guru
Ciptaan: Sartono
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia
Terdapat pengubahan lirik pada bagian 'pembangun insan cendekia' dari yang sebelumnya adalah 'tanpa tanda jasa'. Pengubahan ini disepakati dan ditandatangani pada 27 November 2007 dengan disaksikan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen PMPTK Depdiknas) dan Ketua Pengurus Besar PGRI.
Pengubahan lirik hymne guru yang juga tertuang dalam Surat Edaran PGRI Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007 ini dilakukan karena kalimat 'tanpa tanda jasa' memiliki kesan jika profesi guru kurang penting. Untuk menegaskan betapa besar dan mulianya peran guru, bagian tersebut lalu diubah menjadi lirik yang seperti sekarang kita dengarkan.
Profil Pencipta Hymne Guru
Dikutip dari laman Ashadu Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif Kendal-Ngawi dan Universitas Brawijaya, Hymne guru diciptakan oleh Sartono, seorang guru seni musik honorer di SMP Katolik. Pria yang gemar bermusik ini lahir pada 29 Mei 1936 di Madiun.
Ayah Sartono bernama R. Soepardi, seorang camat di Lorog, Pacitan, Jawa Timur. Jabatan camat ayah Sartono tak terlalu lama, karena setelah Jepang menduduki Indonesia ketika Sartono berusia 7 tahun, ayahnya tidak lagi menjadi camat.
Sang guru honorer ini hidup sederhana bersama istrinya, Damiyati, yang berprofesi sebagai guru pegawai negeri sipil. Sartono memiliki moto hidup 'ana dina ana sega' yang artinya (selama masih) ada hari, (maka masih) ada nasi (yang bisa dicari).
Di usia senja, Sartono dan istri masih tetap hidup sederhana dengan ditunjang uang pensiunan yang diterima istrinya. Sartono meninggal dunia pada 1 November 2015 lalu.
Makna Hymne Guru
Lirik hymne guru begitu mengharukan dan memiliki makna yang dalam. Dikutip dari laman Sekolah Islam Athirah dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Tengah, lirik hymne ini berisi pujian dan apresiasi kepada guru sebagai pahlawan pendidikan.
Laksana pemberi cahaya dalam kegelapan, tanpa pamrih, guru terus memberikan ilmu yang bermanfaat bagi putra-putri penerus bangsa agar dapat menjadi generasi emas Indonesia. Tanpa guru, tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki masa depan yang gemilang.
Hymne guru juga menjadi pembangkit semangat untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air. Guru sebagai penuntun langkah generasi penerus bangsa juga harus bisa memberi contoh yang baik, seperti embun penyejuk, hadirnya guru di tengah-tengah masyarakat akan membawa kedamaian dan ketenangan.
Demikian lirik hymne guru lengkap dengan profil pencipta dan maknanya. Semoga dapat menambah pengetahuan.
Artikel ini ditulis oleh Ardian Dwi Kurnia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM