Jogja Fashion Week (JFW) kembali bergulir hingga 25 Agustus di Jogja Expo Center (JEC). Tahun ini gelaran tersebut melibatkan tiga desainer asal Australia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Beny Suharsono, menjelaskan JFW 2024 bukan sekadar pameran mode, tetapi juga sebuah platform yang mempertemukan beragam ide dan kreativitas tanpa batas. Mengusung tema 'Fusion Fashion', JFW mengajak masyarakat untuk menyaksikan perpaduan yang harmonis antara integrasi budaya, kreativitas, dan sentuhan modern dalam dunia fashion.
"Sebuah konsep yang sangat relevan dengan semangat zaman, di mana batas-batas budaya semakin lebur dan kreativitas menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan global," kata Beny kepada wartawan di JEC, Bantul, DIY, Kamis (22/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
JFW tahun ini, kata Beny tidak hanya diisi dari kalangan desainer lokal, tetapi juga dari mancanegara. Hal itu juga dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Australia.
"Kehadiran tiga desainer dari Australia melalui program Emerging Designers Bootcamp in Jogjakarta, yang merupakan hasil kerja sama antara DIY dan Victoria, Australia, adalah bukti nyata dari eratnya hubungan ini. Saya percaya, kolaborasi ini akan semakin memperkaya industri fashion kita dan membawa pengaruh positif bagi para desainer muda yang terlibat," ucapnya.
Selain itu, Beny berharap JFW tahun ini tidak hanya meningkatkan kreativitas di dunia fashion, tetapi juga efek berganda yang dapat dirasakan oleh sektor-sektor lainnya, seperti pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM. Bahkan, Beny optimis keberadaan JFW dapat memperkuat posisi Jogja sebagai pusat mode dan budaya yang berkelas dunia.
"Saya berharap Jogja Fashion Week akan terus berkembang dan menjadi ajang yang dinanti setiap tahunnya. Mari kita terus dukung kreativitas tanpa batas, menjunjung tinggi harmoni budaya dan memajukan industri fashion di Jogja," ujarnya.
![]() |
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti, menambahkan JFW tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-19 kalinya. Menurutnya tahun ini jumlah fashion show sebanyak 10 kali.
"Dan diikuti oleh 147 designer, 975 fashion mode, dan 116 model," ujarnya.
Selanjutnya, untuk fashion exhibition bertempat di Hall B dan diikuti oleh 92 booth IKM, 3 booth island, dan 48 booth fashion designer serta 25 IKM mandiri kolaborasi kementerian, asosiasi, dan swasta. Selain itu, ada pula Jogja Fashion Competition.
"Competition diikuti oleh 76 peserta dari berbagai penjuru wilayah Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, Syam menyebut jika dengan craft fashionnya yang kaya, Jogja bercita-cita untuk menjadi pusat fashion berkelanjutan dan berjati diri. Oleh sebab itu, Jogja menuju pusat fashion dunia bukan hanya tentang bersaing dengan kota-kota lain, tetapi tentang membangun identitasnya sendiri di panggung fashion global.
"Dengan menggabungkan warisan budaya yang kaya dengan keahlian lokal dan inovasi, Jogja siap untuk memukau dunia dengan craft fashionnya yang unik dan inspiratif. Karena itu Jogja Fashion Week tahun ini merupakan batu loncatan menuju Jogja pusat fashion dunia," ujarnya.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang