45 Contoh Peribahasa Jawa Lengkap dengan Artinya

45 Contoh Peribahasa Jawa Lengkap dengan Artinya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 08 Mei 2024 11:11 WIB
ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis peribahasa Jawa Foto: iStock
Jogja -

Layaknya bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga memiliki peribahasa yang menarik untuk dipelajari. Di bawah ini 45 contoh peribahasa Jawa lengkap beserta artinya.

Dikutip dari buku Peribahasa Jawa sebagai Cermin Watak, Sifat, dan Perilaku Manusia Jawa karya Sri Rahayu Prihatmi dkk, peribahasa Jawa didefinisikan sebagai perumpamaan, ungkapan, atau semacam pepatah yang tidak menggunakan arti sesungguhnya.

Peribahasa Jawa sering digunakan untuk menyatakan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan secara langsung. Sebab, orang Jawa memegang teguh prinsip harmoni dan pertentangan langsung dalam hubungan komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini detikJogja rangkumkan 45 contoh peribahasa Jawa dari buku yang telah disebutkan, buku Peribahasa dalam Bahasa Jawa karya Adi Triyono dkk, buku Baboning Pepak Basa Jawa oleh Budi Anwari, dan buku Metodologi Kajian Tradisi Lisan oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Kumpulan Peribahasa Jawa dan Artinya

1. Kaya tumbu oleh tutup
Dua orang yang cocok sekali dalam segala hal

ADVERTISEMENT

2. Suwe mijet wohing ranti
Melakukan pekerjaan dengan mudah dan cepat sekali

3. Mburu uceng kelangan dheleg
Mengejar keuntungan kecil tapi kehilangan sesuatu yang lebih besar

4. Ketula-tula ketali
Hidupnya sengsara sekali

5. Nabok nyilih tangan
Melakukan keburukan dengan menyuruh orang lain

6. Njajah desa milang kori
Bepergian sampai ke mana-mana

7. Desa mawa cara, negara mawa tata
Setiap tempat memiliki aturan tersendiri

8. Becik ketitik ala ketara
Tindakan baik dan buruk akan diketahui oleh orang lain

9. Busuk ketekuk pinter keblinger
Baik orang bodoh ataupun pintar sama-sama terkena celaka

10. Ana catur mungkur
Tidak mendengarkan omongan atau pembicaraan yang buruk

11. Angon mangsa
Mencari waktu yang bagus

12. Anak polah bapa kepradhah
Orang tua akan merasakan perlakuan anaknya

13. Ambaguguk nguthowaton
Orang yang memegang pendiriannya kuat-kuat

14. Bebek diwuruki nglangi
Sudah pandai masih perlu diajari

15. Beras wutah arang mulih ing takere
Barang sesuatu yang telah pindah tempat sulit dikembalikan ke tempat semula

16. Dahwen ati open
Orang yang suka mencampuri urusan orang lain

17. Janma tan kena kinira kinaya ngapa
Orang tidak dapat ditebak bagaimana batinnya

18. Ladak ora kacagak
Orang angkuh tidak sepadan dengan tingkahnya

19. Midak tembelek ora penyet
Orang yang tidak ada kekuatannya

20. Nrenggiling api mati
Orang yang berhati jahat pura-pura baik

21. Ora ana banyu mili mendhuwur
Tidak ada tingkah laku yang tidak berasal dari orang tuanya

22. Padu jiwa dikantongi
Orang yang pandai berbantah

23. Tepa selira
Segala sesuatu diukur dari dirinya sendiri

24. Tunjung tuwuh ing sela
Sesuatu yang mustahil

25. Wastra bedhah kayu pokah
Orang yang luka karena perbuatannya

26. Ora ana teken wedi ing jeblogan
Tidak mungkin sesuatu yang pasti itu tidak terjadi

27. Slaman-slumun slamet
Orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat

28. Sugih pari angawak-awakake
Orang sombong karena mampu menguasai bahasa

29. Amek iwak aja nganthi buthek banyune
Orang yang hendak menyelesaikan perkara hendaknya jangan sampai menimbulkan perkara baru

30. Dhalang karubuhan panggung
Pembicaraan terhenti oleh selaan orang lain

31. Gabah sinawur
Orang yang tidak punya tempat tinggal tetap

32. Mantra kacuta
Mendapat malu

33. Mendhak-mendhak kaya liwet
Orang yang semula mempunyai kedudukan tinggi, lalu semakin rendah kedudukannya

34. Pathok bangkrong
Penawaran dengan harga tetap

35. Semut marani gula
Orang yang berusaha mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya

36. Kaduk wani kurang deduga
Kelebihan berani kurang pertimbangan

37. Legan golek momongan
Orang yang hidupnya enak mencari pekerjaan yang sulit-sulit

38. Melok nanging ojo nyolok
Biarlah tampak, tetapi jangan sampai keterlaluan

39. Rai gedheg
Tidak tahu malu

40. Lamun sugih aja sumugih
Kalau kaya jangan berlagak kaya, kalau pandai jangan berlagak pandai

41. Yumana mati lena
Orang yang mendapat kecelakaan karena kurang hati-hati

42. Wani ngalah duwur wekasane
Melakukan negosiasi dengan mengalah tentu akan menghasilkan kemenangan di kemudian hari

43. Wedi ing wayangane dewe
Orang yang berbuat kesalahan takut akan bayangannya sendiri

44. Wedi rai wani silit
Takut ketika berhadapan muka

45. Walik gereh
Mengerjakan pekerjaan secara bergantian

Jenis Peribahasa Jawa

Dalam bahasa Jawa, peribahasa dapat dikelompokkan menjadi enam kategori sebagai berikut:

1. Paribasan

Merupakan satuan lingual yang tetap pemakaiannya, dengan arti kias, tidak mengandung makna perumpamaan. Ringkasnya, paribasan memiliki struktur yang tetap, arti kias, bukan perumpamaan, dan kata-katanya lugas.

2. Saloka

Saloka adalah kata kias, tetapi kata-katanya tidak berubah, tidak boleh diganti, harus tetap pemakaiannya, serta mengandung makna perumpamaan. Yang dipentingkan untuk diumpamakan adalah orangnya.

3. Bebasan

Ciri khas bebasan adalah bentuknya kias dan memiliki makna perumpamaan. Biasanya, yang diumpamakan dalam bebasan adalah keadaan atau barang.

4. Pepindhan

Pepindhan adalah satuan lingual yang mengandung arti persamaan. Biasanya, digunakan kata "seperti" atau sinonimnya dalam pepindhan. Ciri pepindhan adalah adanya arti persamaan dan penggunaan kata "seperti" atau sinonimnya.

5. Sanepa

Sanepa adalah perumpamaan yang berfokus pada keadaan, watak atau sifatnya. Dalam peribahasa Jawa tipe sanepa, terkandung makna perlawanan.

6. Isbat

Isbat adalah peribahasa yang isinya menyangkut ilmu tua atau kebatinan. Kata-kata yang digunakan dalam isbat seringkali begitu dalam maknanya sehingga memerlukan perenungan berulang-ulang.

Nah, itulah 45 contoh peribahasa Jawa plus artinya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads