Layaknya bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga memiliki peribahasa yang menarik untuk dipelajari. Di bawah ini 45 contoh peribahasa Jawa lengkap beserta artinya.
Dikutip dari buku Peribahasa Jawa sebagai Cermin Watak, Sifat, dan Perilaku Manusia Jawa karya Sri Rahayu Prihatmi dkk, peribahasa Jawa didefinisikan sebagai perumpamaan, ungkapan, atau semacam pepatah yang tidak menggunakan arti sesungguhnya.
Peribahasa Jawa sering digunakan untuk menyatakan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan secara langsung. Sebab, orang Jawa memegang teguh prinsip harmoni dan pertentangan langsung dalam hubungan komunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini detikJogja rangkumkan 45 contoh peribahasa Jawa dari buku yang telah disebutkan, buku Peribahasa dalam Bahasa Jawa karya Adi Triyono dkk, buku Baboning Pepak Basa Jawa oleh Budi Anwari, dan buku Metodologi Kajian Tradisi Lisan oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).
Kumpulan Peribahasa Jawa dan Artinya
1. Kaya tumbu oleh tutup
Dua orang yang cocok sekali dalam segala hal
2. Suwe mijet wohing ranti
Melakukan pekerjaan dengan mudah dan cepat sekali
3. Mburu uceng kelangan dheleg
Mengejar keuntungan kecil tapi kehilangan sesuatu yang lebih besar
4. Ketula-tula ketali
Hidupnya sengsara sekali
5. Nabok nyilih tangan
Melakukan keburukan dengan menyuruh orang lain
6. Njajah desa milang kori
Bepergian sampai ke mana-mana
7. Desa mawa cara, negara mawa tata
Setiap tempat memiliki aturan tersendiri
8. Becik ketitik ala ketara
Tindakan baik dan buruk akan diketahui oleh orang lain
9. Busuk ketekuk pinter keblinger
Baik orang bodoh ataupun pintar sama-sama terkena celaka
10. Ana catur mungkur
Tidak mendengarkan omongan atau pembicaraan yang buruk
11. Angon mangsa
Mencari waktu yang bagus
12. Anak polah bapa kepradhah
Orang tua akan merasakan perlakuan anaknya
13. Ambaguguk nguthowaton
Orang yang memegang pendiriannya kuat-kuat
14. Bebek diwuruki nglangi
Sudah pandai masih perlu diajari
15. Beras wutah arang mulih ing takere
Barang sesuatu yang telah pindah tempat sulit dikembalikan ke tempat semula
16. Dahwen ati open
Orang yang suka mencampuri urusan orang lain
17. Janma tan kena kinira kinaya ngapa
Orang tidak dapat ditebak bagaimana batinnya
18. Ladak ora kacagak
Orang angkuh tidak sepadan dengan tingkahnya
19. Midak tembelek ora penyet
Orang yang tidak ada kekuatannya
20. Nrenggiling api mati
Orang yang berhati jahat pura-pura baik
21. Ora ana banyu mili mendhuwur
Tidak ada tingkah laku yang tidak berasal dari orang tuanya
22. Padu jiwa dikantongi
Orang yang pandai berbantah
23. Tepa selira
Segala sesuatu diukur dari dirinya sendiri
24. Tunjung tuwuh ing sela
Sesuatu yang mustahil
25. Wastra bedhah kayu pokah
Orang yang luka karena perbuatannya
26. Ora ana teken wedi ing jeblogan
Tidak mungkin sesuatu yang pasti itu tidak terjadi
27. Slaman-slumun slamet
Orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat
28. Sugih pari angawak-awakake
Orang sombong karena mampu menguasai bahasa
29. Amek iwak aja nganthi buthek banyune
Orang yang hendak menyelesaikan perkara hendaknya jangan sampai menimbulkan perkara baru
30. Dhalang karubuhan panggung
Pembicaraan terhenti oleh selaan orang lain
31. Gabah sinawur
Orang yang tidak punya tempat tinggal tetap
32. Mantra kacuta
Mendapat malu
33. Mendhak-mendhak kaya liwet
Orang yang semula mempunyai kedudukan tinggi, lalu semakin rendah kedudukannya
34. Pathok bangkrong
Penawaran dengan harga tetap
35. Semut marani gula
Orang yang berusaha mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya
36. Kaduk wani kurang deduga
Kelebihan berani kurang pertimbangan
37. Legan golek momongan
Orang yang hidupnya enak mencari pekerjaan yang sulit-sulit
38. Melok nanging ojo nyolok
Biarlah tampak, tetapi jangan sampai keterlaluan
39. Rai gedheg
Tidak tahu malu
40. Lamun sugih aja sumugih
Kalau kaya jangan berlagak kaya, kalau pandai jangan berlagak pandai
41. Yumana mati lena
Orang yang mendapat kecelakaan karena kurang hati-hati
42. Wani ngalah duwur wekasane
Melakukan negosiasi dengan mengalah tentu akan menghasilkan kemenangan di kemudian hari
43. Wedi ing wayangane dewe
Orang yang berbuat kesalahan takut akan bayangannya sendiri
44. Wedi rai wani silit
Takut ketika berhadapan muka
45. Walik gereh
Mengerjakan pekerjaan secara bergantian
Jenis Peribahasa Jawa
Dalam bahasa Jawa, peribahasa dapat dikelompokkan menjadi enam kategori sebagai berikut:
1. Paribasan
Merupakan satuan lingual yang tetap pemakaiannya, dengan arti kias, tidak mengandung makna perumpamaan. Ringkasnya, paribasan memiliki struktur yang tetap, arti kias, bukan perumpamaan, dan kata-katanya lugas.
2. Saloka
Saloka adalah kata kias, tetapi kata-katanya tidak berubah, tidak boleh diganti, harus tetap pemakaiannya, serta mengandung makna perumpamaan. Yang dipentingkan untuk diumpamakan adalah orangnya.
3. Bebasan
Ciri khas bebasan adalah bentuknya kias dan memiliki makna perumpamaan. Biasanya, yang diumpamakan dalam bebasan adalah keadaan atau barang.
4. Pepindhan
Pepindhan adalah satuan lingual yang mengandung arti persamaan. Biasanya, digunakan kata "seperti" atau sinonimnya dalam pepindhan. Ciri pepindhan adalah adanya arti persamaan dan penggunaan kata "seperti" atau sinonimnya.
5. Sanepa
Sanepa adalah perumpamaan yang berfokus pada keadaan, watak atau sifatnya. Dalam peribahasa Jawa tipe sanepa, terkandung makna perlawanan.
6. Isbat
Isbat adalah peribahasa yang isinya menyangkut ilmu tua atau kebatinan. Kata-kata yang digunakan dalam isbat seringkali begitu dalam maknanya sehingga memerlukan perenungan berulang-ulang.
Nah, itulah 45 contoh peribahasa Jawa plus artinya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(par/aku)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM