Pengertian Kongzili, Apa Bedanya dengan Tahun Baru Imlek?

Pengertian Kongzili, Apa Bedanya dengan Tahun Baru Imlek?

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Sabtu, 10 Feb 2024 14:05 WIB
Ilustrasi Imlek 2574 Kongzili
Ilustrasi Pengertian Kongzili dan Bedanya dengan Tahun Baru Imlek. Foto: Thinkstock
Jogja -

Tahun ini, Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili akan diperingati pada 10 Februari 2024. Lantas, apa yang dimaksud Kongzili dan apa bedanya dengan Tahun Baru Imlek?

Di Indonesia, penanggalan Imlek yang dikenal sebagai Kongzili dihitung sejak kelahiran Khonghucu. Hal ini merupakan versi modifikasi dari penanggalan China yang sebelumnya tidak mengenal angka.

Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan tentang Kongzili yang dihimpun dari buku 'Kaisar Pertama China' dan laman Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Kongzili

Mengutip buku 'Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti', Kongzili berarti penanggalan berdasarkan bulan mengelilingi bumi. Tahun Baru Imlek atau Kongzili merupakan perayaan tahun baru tradisional yang diperingati oleh masyarakat yang mengikuti ajaran Khonghucu, terutama di China dan beberapa negara Asia Timur.

Seperti diketahui, Imlek merupakan pergantian tahun berdasarkan kalender Lunar. Umumnya, Imlek jatuh pada bulan Januari atau Februari dalam kalender Gregorian. Tradisi Kongzili diisi dengan berbagai kegiatan, doa, dan interaksi sosial yang melibatkan keluarga dan komunitas.

ADVERTISEMENT

Penanggalan Imlek yang digunakan dalam perayaan ini tidak mengenal angka tahun seperti kalender Masehi dan Hijriah, melainkan menggunakan kombinasi dua huruf yang mewakili "batang langit" dan "cabang bumi".

Siklus tahun yang terbentuk dari kombinasi memiliki 60 pasangan nama tahun dan dapat dibagi ke dalam lima kelompok 12 shio dalam astrologi China, seperti Naga Api, Ayam Emas, dan Tikus Tanah.

Penanggalan Kongzili

Kalender Kongzili merupakan sistem penanggalan yang digunakan dalam kalender China. Berbeda dengan penanggalan Masehi, Kongzili juga dikenal sebagai penanggalan Yinli.

Yin, dalam bahasa Hanyu, berarti bulan, sehingga Yinli/Kongzili merujuk pada penanggalan yang berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi selama 12 bulan, di mana bulan membutuhkan waktu 29 Β½ hari untuk melakukannya.

Di Indonesia, istilah Yinli/Kongzili lebih dikenal dalam bahasa Hokkian sebagai Imlek. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia lebih akrab menggunakan istilah Tahun Baru Imlek daripada Tahun Baru Yinli atau Tahun Baru Kongzili.

Sejarah Penanggalan Kongzili

Penanggalan Kongzili bermula dari sistem kalender yang dirancang oleh Huang Di (Kaisar Kuning) pada tahun 2698-2596 SM, mengandung akar sejarah yang dalam. Huang Di, yang juga dianggap sebagai Nabi Purba Ru Jiao (pengikut agama Khonghucu), merancang kalender ini dengan dasar prinsip-prinsip Yin Yang Wu Xing, yang mencakup aspek negatif-positif dan lima unsur/elemen.

Sistem kalender Huang Di, dikenal sebagai kalender Xia, pertama kali diadopsi oleh Dinasti Xia (2205-1766 SM). Kalender ini sangat bermanfaat bagi para petani karena berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari (Yangli) dan perubahan musim. Dengan memberikan panduan yang akurat untuk kegiatan pertanian, kalender ini menjadi alat yang berharga.

Pada masa Dinasti Han (206 SM-220 M), Kaisar Han Wu Di (140-86 SM) mengambil keputusan penting untuk mengembalikan penggunaan kalender Xia sebagai kalender resmi negara. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan penghormatan terhadap ajaran Khonghucu, tetapi juga memberikan petunjuk yang akurat untuk masyarakat dalam mengatur pekerjaan pertanian dan merayakan Tahun Baru Imlek.

Sejak saat itu, penanggalan Kongzili tidak mengalami perubahan yang signifikan dan terus digunakan oleh masyarakat Asia Timur. Perayaan Tahun Baru Kongzili atau Imlek tidak hanya menjadi momen menyambut tahun baru, melainkan juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kesetiaan, dan penghormatan terhadap leluhur.

Demikian penjelasan seputar Kongzili dan Tahun Baru Imlek. Semoga bermanfaat!




(rih/rih)

Hide Ads