Makna Prosesi Dahar Klimah, Simbolisasi Nafkah dalam Pernikahan Adat Jawa

Makna Prosesi Dahar Klimah, Simbolisasi Nafkah dalam Pernikahan Adat Jawa

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Minggu, 07 Jan 2024 17:10 WIB
traditional java wedding couple husband and wife hold each other
Ilustrasi pasangan pengantin Jawa (Foto: Dok. iStock)
Jogja -

Pura Pakualaman akan mengadakan hajat dalem Dhaup Ageng Pakualaman, yakni pernikahan BPH Kusumo Kuntonugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti. Rangkaian acara pernikahan tersebut dimulai pada hari ini, 7 Januari 2024.

Salah satu prosesi pernikahan yang akan dilakukan adalah Dahar Klimah. Kabarnya, prosesi Dahar Klimah pada acara Dhaup Ageng Pakualaman dilakukan usai prosesi persembahan Tompo Koyo pada Rabu, 10 Januari 2024.

Lantas, seperti apa prosesi Dahar Klimah? Simak penjelasannya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Prosesi Dahar Klimah?

Mengutip buku Pengantin Solo Putri & Basahan: Prosesi, Tata Rias, dan Busana (2010) karya Puspita Martha, Dahar Klimah ini merujuk pada proses saling menyuapi nasi kuning kepal yang dilakukan oleh pengantin.

Biasanya, prosesi ini menggunakan nasi rendang atau nasi kuning lengkap dengan lauk pauk berupa telor goreng cincang, bergedel, tempe kering, abon, dan lain-lain. Semuanya disajikan di piring bersama dengan sayuran seperti seledri, tomat, cabai merah yang dibentuk menyerupai bunga, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Javanese Traditional Wedding Ceremony terbitan Unika, Dahar Klimah atau juga disebut Kepelan, dimulai ketika mempelai pria membuat nasi kepelan menggunakan tangan. Kemudian sang mempelai pria menyuapi mempelai wanita, lalu sebaliknya.

Makna Prosesi Dahar Klimah

Makna prosesi Dahar Klimah ini adalah untuk mengingatkan sang pengantin bahwa menjalani hidup bersama harus selalu rukun dan saling tolong-menolong. Tak hanya itu, dalam adat Jawa, prosesi Dahar Klimah juga memiliki makna bahwa sang pengantin pria siap menafkahi istrinya.

Sementara itu, sang istri akan patuh kepada suami. Hal tersebut merupakan gambaran dari rasa syukur pengantin putri terhadap nafkah yang diberikan oleh suami. Nafkah yang dimaksud adalah nafkah sandang, pangan, dan papan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa nafkah sandang merujuk kepada sandang lahir berupa pakaian, sandang batin berupa budi pekerti, serta sandang iman berupa takwa. Kemudian nafkah pangan merujuk pada makanan secara lahir, yakni makanan halal dan higienis.

Sementara makanan batin merujuk pada ajaran agama, seperti kitab suci Al-Qur'an, hadits, dan fatwa ulama. Terakhir, nafkah papan batin merujuk pada tempat di dalam hati masing-masing mempelai yang saling merasakan keteduhan dan kedamaian.

Demikian penjelasan seputar Dahar Klimah dalam pernikahan adat Jawa. Dahar Klimah menjadi salah satu prosesi yang akan dilaksanakan dalam acara Dhaup Ageng Pakualaman mendatang. Semoga bermanfaat, Dab!




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads