Berbentuk Persegi dan Banyak Relief, Ini Situs Watu Gilang Baturetno di Bantul

Berbentuk Persegi dan Banyak Relief, Ini Situs Watu Gilang Baturetno di Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 30 Nov 2023 18:46 WIB
Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023).
Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jogja -

Kabupaten Bantul ternyata memiliki beberapa situs bersejarah, salah satunya situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan. Situs berbentuk persegi panjang ini dipercaya sebagai tempat pertapaan.

Pantauan detikJogja, Kamis (30/11/2023), situs Watu Gilang berada di sebuah tanah kosong. Di mana tanah kosong itu kanan-kirinya merupakan pemukiman warga.

Melongok lebih dekat, terdapat plakat bertuliskan 'Watu Gilang'. Selain itu, tampak pula batu berwarna putih berada di tengah-tengah tanah kosong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya berwarna putih, batu yang bentuknya condong ke persegi panjang ini memiliki ukiran relief di setiap sisinya. Tampak pula papan bertuliskan 'dilarang naik/duduk" di atas batu'.

Tim detikJogja pun mencari bagaimana sejarah situs tersebut. Namun, seorang pria yang dituakan dan paling mengerti soal Watu Gilang Baturetno ternyata sudah meninggal beberapa waktu yang lalu.

ADVERTISEMENT
Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023).Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengatakan, bahwa belum mengetahui pasti sejarah Watu Gilang Baturetno. Namun, berdasarkan sebuah laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005 yang ditulis oleh Herindra Wikan Nur Pragnyana berjudul 'Potensi Situs-Situs Masa Klasik di Kawasan Piyungan dan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta' menyebut bahwa situs itu dulunya bekas tempat bertapa.

"Sejarah situs watu gilang baturetno hingga saat ini belum jelas, juga kegunaannya dan masa pembuatannya. Tapi dari laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005 disebutkan bahwa dulu situs Watu Gilang merupakan sebuah pertapaan dari seorang Kyai bernama Kyai Gejawan," katanya kepada detikJogja, Kamis (30/11/2023).

Terkait bentuk, Nugroho mengungkapkan jika Watu Gilang Baturetno berbentuk persegi panjang. Di mana tiap sisinya terdapat relief binatang dan sulur-suluran atau tumbuhan yang menjalar.

"Tentang relief yang berbentuk binatang dan dikombinasikan dengan sulur-sulur dan ornamen bunga, diduga merupakan sebuah perlambangan dari tokoh-tokoh dalam wayang," ucapnya.

Sedangkan dimensi situs tersebut, Nugroho menyebut jika Watu Gilang Baturetno memiliki panjang 260 cm; lebar 250 cm, dan tinggi 100 cm. Selain itu pada bagian atas terdapat lubang sedalam 15 cm dan garis tengah 18 cm.

"Secara detail, pada sisi selatan situs terdapat relief burung, sisi barat relief gajah, dan kuda terbang. Lalu pada sisi utara relief ikan dan gurita serta sisi timur relief rusa," ujarnya.

Selanjutnya, Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul melakukan observasi dan memberi rekomendasi bahwa Watu Gilang Baturetno menjadi cagar budaya. Hingga akhirnya, Bupati Bantul menetapkan Watu Gilang Baturetno sebagai cagar budaya pada tahun 2016.

Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023).Penampakan situs Watu Gilang di Pedukuhan Gilang, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (30/11/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.

Terkait alasan penetapan Watu Gilang Baturetno sebagai cagar budaya, Nugroho menyebut ada tiga. Pertama, Watu Gilang Baturetno menjadi bukti sejarah bahwa masyarakat Jawa kuno telah dapat melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti meskipun memakai alat-alat yang sederhana.

Sedangkan dari sisi pendidikan menjadi sarana pendidikan bagi siswa didik, terutama pengetahuan tentang keberagaman kepercayaan pada saat
itu. Selanjutnya, dari sisi kebudayaan Watu Gilang merupakan sebuah karya seni yang indah dan menjadi bukti keahlian nenek moyang kita.

"Sehingga keberadaan Watu Gilang Baturetno menjadi penting karena dapat menunjukkan keahlian nenek moyang kita dalam bidang seni pahat tentang cerita fabel atau cerita binatang yang memiliki nilai-nilai pendidikan moral," katanya.




(cln/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads