Mitos Jembatan Jirak Gunungkidul, Konon Pengantin Baru Dilarang Melintas

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Sabtu, 09 Sep 2023 11:24 WIB
Jembatan Jirak di Semanu, Gunungkidul. Foto diunggah pada Sabtu (9/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Gunungkidul -

Jembatan Jirak di Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY, menyimpan cerita turun-temurun. Ada mitos larangan bagi calon pengantin atau pengantin baru melintas di Jembatan Jirak. Seperti apa kisahnya?

Jembatan Jirak berada di Pedukuhan Munggi Pasar, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu. Ada dua bangunan jembatan, di sisi utara dan selatan.

Pada Jembatan Jirak sisi utara terdapat tulisan 'dengan rakhmat Tuhan yang maha esa JEMBATAN JIRAK, diresmikan pada hari Senin tanggal 16 Januari 1989 oleh Gubernur, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta, KGPAA Paku Alam VIII'. Sedangkan Jembatan Jirak di sisi selatan terdapat tulisan 'JEMBATAN JIRAK NO.26.030.001.B TH.2008 KM 45+77'.

Bentuk jembatan ini juga sama dengan jembatan pada umumnya. Jembatan ini tampak ramai lalu lintas kendaraan karena berada di jalur utama dari Semanu ke Wonosari dan sebaliknya, serta berada di jalan penghubung DIY ke arah Jawa Tengah menuju Jawa Timur.

Lalu, seperti apa kisah calon pengantin atau pengantin baru dilarang melintasi Jembatan Jirak?

Ketua Kalurahan Budaya Semanu, Sumaryanto menjelaskan bahwa dari cerita para pendahulunya, dahulu ada kerajaan jin bernama Alas Kali Jirak. Kerajaan itu dipimpin seorang ratu bernama Sekar Cendani.

"Sekar Cendani mempunyai putri yang sangat cantik bernama Nini Pantarwati," kata Sumaryanto kepada detikJogja, Kamis (7/9/2023).

Jembatan Jirak di Semanu, Gunungkidul. Foto diunggah pada Sabtu (9/9/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Ratu Sekar Cendani mempunyai prajurit lelembut yang kuat, salah satunya bernama Gus Serut yang menaruh hati pada Nini Pantarwati. Di sisi lain, Nini Pantarwati telah jatuh cinta kepada seorang manusia bernama Sutejo.

Sutejo merupakan putra dari Kiai Singo Wijoyo yang berasal dari Kemadang. Mengetahui hubungan tersebut, Ratu Sekar Cendani tidak merestui keduanya karena berbeda alam.

"Akhirnya Gus Serut terlibat pertarungan dengan Sutejo untuk memperebutkan Nini Pantarwati," ucapnya.

Di tengah pertarungan sengit itu, Gus Serut melempar ajirak kepada Sutejo. Menurutnya, itulah asal muasal mengapa jembatan itu akhirnya bernama Jembatan Jirak.

"Terus sambil lari berebut Gus Serut akhirnya terjadi perkelahian sambil melempar ajirak, itu aji-aji semacam jarak. Karena itu disebut Jirak, saat itu belum ada jembatannya, hanya ada sesek (jembatan berbahan bambu) saat itu," ujarnya.

Setelah kejadian itu, ternyata Nini Pantarwati tetap mencintai Sutejo. Akhirnya, Ratu Sekar Cendani mengutuk Nini Pantarwati dan Sutejo menjadi batu.

"Yang akhirnya dikatakan menjadi watu manten kali Jirak (batu pengantin Kali Jirak)," ungkapnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya



Simak Video "Video: Viral Lurah di Gunungkidul Disiram, Disebut Karena Masalah Utang"

(rih/rih)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork