Sejarah Keraton Jogja tidak bisa lepas dari sebuah perjanjian yang dilakukan oleh VOC dan Kerajaan Mataram Islam. Perjanjian tersebut adalah perjanjian Giyanti.
Salah satu tokoh yang mewakili kerajaan Mataram Islam ialah Pangeran Mangkubumi. Beliau merupakan pendiri Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat setelah Kerajaan Mataram Islam dibagi dua dalam perjanjian Giyanti pada tahun 1755 M.
Berikut merupakan biografi dari Pangeran Mangkubumi dikutip dari laman Kraton Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biografi Pangeran Mangkubumi
Pangeran Mangkubumi merupakan pendiri Keraton Jogja. Beliau merupakan putra Sunan Amangkurat IV dengan selir yang bernama Mas Ayu Tejawati.
Pangeran Mangkubumi lahir pada tanggal 5 Agustus 1717 dengan nama asli yaitu Bendara Raden Mas (BRM) Sujono.
Sejak kecil, BRM Sujono dikenal sangat cakap dan terampil dalam keprajuritan. Beliau juga mahir dalam berkuda dan bermain senjata, sehingga pada saat pamannya yang bernama Mangkubumi meninggal pada tanggal 27 November 1730, beliau diangkat sebagai Pangeran Lurah, atau pangeran yang dituakan di antara para putera raja.
Kemudian setelah beranjak dewasa, BRM Sujono juga menyandang nama yang sama dengan pamannya, yaitu Mangkubumi dan kemudian beliau lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Mangkubumi.
Pemimpin yang Baik Hati dan Taat Beribadah
Pangeran Mangkubumi dikenal sebagai seseorang yang taat beribadah. Bahkan ketaatan beliau dalam beribadah juga dikisahkan secara rinci dalam Serat Cebolek. Di sana digambarkan bahwa Pangeran Mangkubumi memiliki kebiasaan berpuasa Senin-Kamis, sholat lima waktu, hingga mengaji Al-Qur'an.
Selain itu dalam serat tersebut juga dijelaskan bahwa Pangeran Mangkubumi gemar mengembara dan mengadakan pendekatan dengan masyarakat dan memberikan pertolongan pada yang lemah. Sehingga, sifat beliau tersebut menghasilkan kesetiaan yang mendalam di antara para pengikutnya.
Mendirikan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Setelah ditandatanganinya perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, sebulan kemudian babak awal dari Kasultanan Jogja dimulai, tepatnya pada Kamis, 13 Maret 1755. Dan Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai raja pertama dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Sultan Hamengku Buwono I merupakan pemimpin yang bijak dan cerdas. Kecerdasan beliau dapat dilihat dari arsitektur dan ilmu tata kota dalam menentukan posisi Keraton Jogja, yang menurut catatan sejarah, beliau mempertimbangkan letak keadaan lahan agar berpotensi menyejahterakan dan memberi keamanan para penduduk Jogja.
Bahkan, Keraton Jogja yang berdiri kokoh hingga sekarang menempati posisi yang sangat strategis dan memiliki batas-batas yang berupa Kali Code di sebelah timur dan Kali Winongo di sebelah barat. Kemudian, di sebelah utara dibatasi oleh Gunung Merapi, dan sebelah selatan berbatasan dengan pantai laut selatan.
Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I wafat pada tanggal 24 Maret 1792, dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Pajimatan, Imogiri.
Kemudian pada tanggal 3 November 2006, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan jati diri bangsa.
Demikian pembahasan mengenai Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Talita Leilani Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara