Apa Itu Thrifting Baju? Ini Kelebihan, Kekurangan, dan Dampaknya

Apa Itu Thrifting Baju? Ini Kelebihan, Kekurangan, dan Dampaknya

Anindya Milagsita - detikJogja
Selasa, 28 Okt 2025 15:42 WIB
Sejumlah warga memilih berbelanja pakaian thrifting di kaswasan Jakarta Pusat, Kamis (31/7/2025).Β Bisnis thrifting barang impor ilegal di Tanah Air masih menjamur. Kemenperin menyebut kerugian produsen lokal akibat thrifting bisa mencapai triliunan rupiah.
Ilustrasi thrifting baju. Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jogja -

Alih-alih membeli baju yang baru, beberapa orang mungkin lebih mengincar baju-baju bekas yang dibanderol dengan harga murah. Inilah yang memicu tren thrifting baju di kalangan masyarakat tertentu. Namun, sebenarnya apa itu thrifting baju?

Menurut Cambridge Dictionary, pengertian thrifting adalah kegiatan mencari atau membeli barang dari toko barang bekas maupun tempat lainnya yang menjual barang-barang bekas. Adapun barang yang dijual biasanya berkaitan dengan pakaian, buku, atau perabotan.

Sementara itu, arti thrifting juga dijelaskan dalam Merriam-Webster Dictionary yang memaknainya sebagai berbelanja atau membeli barang bekas. Terutama di toko yang secara khusus menjual barang-barang bekas tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thrifting baju maupun barang-barang lainnya dikenal cukup menarik. Bukan hanya mereka yang mengincar barang-barang bekas layak pakai yang masih bisa digunakan dengan baik, tapi juga pelaku bisnis yang mencari keuntungan dalam tren tersebut.

Poin Utamanya:

ADVERTISEMENT
  • Thrifting baju adalah kegiatan membeli pakaian bekas yang masih layak pakai.
  • Thrifting dinilai lebih ramah lingkungan, hemat biaya, dan dapat mendorong gaya hidup minimalis karena membantu mengurangi produksi dan pembelian barang baru yang berlebihan.
  • Tidak semua barang thrift memiliki kualitas baik atau tahan lama, dan tren ini berpotensi mengurangi minat pada produk UMKM lokal hingga barang yang tidak laku tetap berisiko menjadi limbah baru.

Apa Itu Thrifting Baju?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, thrifting secara umum diartikan sebagai kegiatan untuk mencari barang-barang bekas di tempat yang menyediakan barang-barang bekas. Di dalam bahasa Inggris, kata dasar thrift memiliki arti penghematan. Ini dikarenakan karena awalnya thrifting barang dilakukan karena seseorang ingin melakukan penghematan dengan membeli barang-barang bekas yang masih layak pakai.

Menurut buku 'Kiat-kiat Usaha Online Thrifting' karya Aloysius Fernandi, thrifting adalah kegiatan berbelanja barang bekas yang masih layak pakai dan bisa digunakan kembali. Tidak hanya itu saja, thrifting juga berkaitan dengan kegiatan mengincar barang yang sebelumnya dijual dalam edisi terbatas dan sudah tidak lagi diproduksi.

Biasanya ada beberapa produk yang menjadi andalan dalam kegiatan thrifting ini. Sebut saja pakaian atau baju, tas, aksesoris, sepatu, hingga barang-barang yang bermerek terkenal lainnya.

Lantas, bagaimana sejarah awal adanya thrifting bisa muncul? Masih dijelaskan dalam buku yang sama, thrifting pertama kali terjadi di abad ke-19. Pada saat itu berlangsung revolusi industri yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap perilaku berpakaian.

Masyarakat pada saat itu cenderung terlalu konsumtif terhadap pakaian yang dimilikinya. Mereka cenderung memakai baju hanya sekali pakai saja. Saat tidak lagi digunakan, mereka akan membuangnya. Inilah yang membuat ada begitu banyak limbah pakaian yang menumpuk.

Kondisi tersebut membuat Amerika Serikat membuat shelter atau tempat khusus untuk menampung baju-baju yang masih layak pakai. Baju-baju inilah yang nantinya bisa didonasikan kepada mereka yang kurang mampu.

Meskipun awalnya thrifting berwujud pemberian baju bekas secara cuma-cuma, tapi seiring berjalannya waktu justru hal ini menjadi ide bisnis tersendiri. Bisnis thrifting kemudian semakin berkembang dan menyebar di berbagai negara di dunia. Termasuk Indonesia yang mana hingga kini turut mengalami tren thrifting baju atau barang-barang berwujud lain.

Kelebihan Thrifting Baju

Lantas, apa kelebihan thrifting baju? Ada begitu banyak manfaat melakukan thrifting baju yang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap individu saja, tapi juga lingkungan sekitar. Menurut laman Repearch, berikut beberapa kelebihan thrifting baju.

1. Ramah Lingkungan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tindakan memakai baju sekali saja lalu membuangnya bisa memicu limbah yang tidak terkendali. Hal inilah yang membuat thrifting baju dengan menggunakan kembali baju bekas layak pakai mampu mendukung tindakan yang lebih ramah lingkungan. Mengapa? Ini dikarenakan thrifting mampu mengatasi masalah lingkungan secara tidak langsung.

Mode cepat atau produksi massal yang dilakukan terhadap busana mampu berpengaruh terhadap limbah tekstil, polusi udara, hingga penggunaan air yang cukup berlebihan. Oleh karenanya, dengan menggunakan kembali baju atau busana yang masih layak pakai diharapkan mampu memberikan pengaruh bagi lingkungan.

Dibandingkan berakhir di tempat pembuangan sampah yang memicu limbah, barang-barang bekas yang menemukan tempat baru justru memberikan manfaat terhadap individu yang mengenakannya sekaligus lingkungan sekitar. Inilah yang membuat thrifting dikenal ramah lingkungan.

2. Lebih Hemat

Awalnya thrifting memang dilakukan oleh tidak sedikit orang dalam rangka berhemat. Ini dikarenakan barang-barang bekas yang dijual biasanya punya harga yang lebih terjangkau dibandingkan membeli yang baru. Misalnya saja pakaian atau perabotan yang sebelumnya punya harga tinggi, saat dijual kembali dalam kondisi bekas biasanya lebih murah.

Untuk itu, bagi orang-orang yang ingin lebih berhemat, thrifting biasanya cukup menjadi andalan. Bahkan sering kali barang-barang bekas yang masih layak pakai memiliki kualitas yang tak kalah baiknya dengan versi baru dari barang serupa. Inilah yang membuat pembelian barang bekas mampu menghemat anggaran sekaligus mendapatkan kualitas yang tetap sepadan.

3. Mendorong Gaya Hidup Minimalis

Beberapa orang mungkin tengah menerapkan gaya hidup minimalis. Ada berbagai tindakan yang bisa dilakukan guna mendorong gaya hidup tersebut. Misalnya saja dengan menghindari konsumsi berlebihan atau sekadar menggunakan barang bekas yang masih layak pakai.

Dengan adanya thrifting, seseorang bisa terdorong untuk menerapkan kebiasaan berbelanja yang lebih bijak. Ini dikarenakan mereka akan menekan pembelian barang-barang baru yang tidak diperlukan. Sebaliknya, mereka justru mengutamakan pembelian barang dengan harga yang terjangkau dengan kualitas tetap baik.

Salah satunya bisa didapatkan melalui thrifting. Pola pikir tersebut membantu seseorang mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan menekan tambahan barang yang tidak terpakai di rumahnya.

Kekurangan Thrifting Baju

Di balik setiap kelebihan, tentu terdapat kekurangan yang tersimpan di dalamnya. Termasuk thrifting yang juga punya kekurangan tertentu. Berikut beberapa kekurangan thrifting baju yang dihimpun melalui laman Earth Day.

1. Tidak Tahan Lama

Salah satu kekurangan thrifting baju adalah beberapa barang yang tidak tahan lama. Ada begitu banyak faktor yang membuat barang-barang thrifting cenderung tidak awet. Baik itu kualitas bahan di awal pembuatan yang berkualitas rendah maupun faktor usia yang mempengaruhinya.

Belakangan ini terdapat fesyen cepat yang membuat beberapa produksi pakaian melibatkan bahan yang tidak terlalu mempertimbangkan daya tahan. Sebaliknya, mereka hanya memikirkan tren terbaru yang laku cepat di pasaran. Saat berakhir di tempat barang bekas nantinya, barang-barang ini cenderung tidak awet karena dari awal sudah memiliki kualitas yang tidak begitu baik.

2. Tidak Semua Bisa Dijual Kembali

Selanjutnya, thrifting baju juga memberikan kekurangan tersendiri kepada pelaku bisnis yang menekuninya. Salah satunya adalah kondisi tidak semua baju atau barang-barang bekas bisa dijual kembali. Beberapa pelaku bisnis thrift baju mungkin membeli barang-barang dari supplier atau penjual lain dalam wujud yang acak.

Kondisi ini memicu kualitas yang diperoleh tidak sepenuhnya dalam kondisi baik. Ada beberapa baju bekas yang mungkin sobek, berbahan tipis, atau tidak layak digunakan. Hal ini membuat baju-baju tadi justru akan kembali berakhir menjadi limbah yang tidak bisa digunakan kembali. Inilah yang membuat thrifting baju tidak sepenuhnya memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis.

3. Dijual dengan Harga Lebih Tinggi

Seiring berkembangnya tren thrifting baju, ada pergeseran yang terjadi pada harga yang ditawarkan. Kendati sebagian individu mengincar thrifting baju untuk mendapatkan baju-baju layak pakai dengan harga yang murah, tapi tidak sedikit juga yang ingin membeli baju bermerek.

Beberapa baju bekas yang dijual di toko atau tempat barang bekas turut menyediakan baju-baju bermerek. Permintaan pasar yang semakin tinggi terhadap thrift baju bermerek, membuat harga banderol dari baju-baju terlebih cukup tinggi. Meskipun tidak semahal versi barunya, tapi hal ini justru mengubah cara pandang terhadap thrifting baju.

Apa Dampak Thrifting Baju?

Selain punya kelebihan dan kekurangan, thrifting baju juga memberikan dampak tersendiri. Termasuk di lingkup ekonomi yang berkaitan dengan pelaku bisnis. Mengutip dari buku 'Terapi Krisis Persoalan Bangsa' karya Risma Novia D, dkk., dampak thrifting baju bisa berpeluang memberikan efek negatif terhadap pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) produk lokal.

Ini dikarenakan beberapa orang lebih memilih membeli baju-baju thrifting dibandingkan produksi UMKM. Padahal beberapa produk tekstil bekas atau thrifting tadi merupakan produk impor yang diambil dari luar negeri. Hal ini bisa turut memberikan pengaruh terhadap pendapatan negara.

Bukan hanya itu saja, dampak negatif thrifting baju juga berkaitan dengan masalah lingkungan yang cukup serius. Tidak semua baju thrifting bisa dijual kembali. Sebaliknya, barang-barang yang tidak layak pakai dan tidak laku dijual akan berakhir di tempat sampah. Inilah yang membuat limbah semakin meningkat.

Itulah tadi penjelasan mengenai pengertian thrifting baru lengkap dengan kelebihan, kekurangan, dan juga dampaknya. Semoga menjawab, ya.




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads