Harga Sembako Jogja Hari Ini 7 Oktober 2025: Telur Ayam-Ikan Kembung Naik!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 07 Okt 2025 12:55 WIB
Ikan kembung. (Foto: topntp26/Freepik)
Jogja -

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.

Informasi dari PIHPS pada Selasa (7/10/2025) pukul 12.06 WIB, cabai merah besar tercatat turun. Sebaliknya, cabai merah keriting dan telur ayam ras segar mengalami peningkatan harga.

Banderol cabai merah besar turun dari Rp 48.000 menjadi Rp 46.750 per kilogram. Dengan demikian, dalam sepekan terakhir, cabai merah besar sudah naik 2 kali dan turun 1 kali.

Berbanding terbalik dengan cabai merah besar, patokan harga cabai merah keriting justru tancap gas naik. Grafik menunjukkan, harga cabai merah keriting naik menjadi Rp 57.000 dari sebelumnya Rp 55.000 per kilogram.

Senada, telur ayam ras segar tampak naik sebesar 250 Rupiah, terhitung dari Rp 28.500 menjadi Rp 28.750 per kilogram. Dilihat dari kacamata nasional, harga telur terbilang stabil, karena hanya bergeser 50 Rupiah saja dibanding kemarin.

Daftar lengkap perubahan harga bahan pokok Jogja versi PIHPS dapat detikers simak melalui uraian harga sembako Jogja hari ini, 7 Oktober 2025 di bawah ini.

Perubahan Harga Sembako Jogja 7 Oktober 2025 Versi PIHPS

Sebagai catatan, data sembako Jogja PIHPS diambil dengan menghitung rata-rata harga di Pasar Beringharjo dan Kranggan. Berikut informasi lengkap perubahan harganya:

  • Bawang merah ukuran sedang: Rp 38.750/kg
  • Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
  • Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg
  • Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
  • Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg
  • Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg
  • Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
  • Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg
  • Cabai merah besar: Turun dari Rp 48.000 menjadi Rp 46.750/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 55.000 menjadi Rp 57.500/kg
  • Cabai rawit hijau: Rp 30.500/kg
  • Cabai rawit merah: Rp 33.750/kg
  • Daging ayam ras segar: Rp 35.750/kg
  • Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
  • Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
  • Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
  • Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
  • Minyak goreng curah: Rp 18.150/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
  • Telur ayam ras segar: Naik dari Rp 28.500 menjadi Rp 28.750/kg

Perubahan Harga Sembako Jogja 7 Oktober Versi Bapanas

Data Panel Harga Bapanas pada Selasa (7/10/2025) pukul 12.15 WIB justru menyorot kenaikan harga cabai merah besar alih-alih penurunan. Harganya tercatat naik dari Rp 48.571 menjadi Rp 50.714 per kilogram.

Bahan pangan lain yang juga naik harga, di antaranya adalah cabai rawit merah, dari Rp 34.286 menjadi Rp 36.429, dan telur ayam ras, dari Rp 27.625 menjadi Rp 28.000 sekilo. Ada pula yang turun harga, seperti cabai merah keriting dan daging ayam ras.

Daftar lengkap perubahan harga sembako Jogja 7 Oktober menurut Bapanas dapat dilihat via poin-poin berikut:

  • Beras premium: Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.913/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Rp 31.571/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 29.500 menjadi Rp 29.429/kg
  • Cabai merah keriting: Turun dari Rp 53.571 menjadi Rp 52.571/kg
  • Cabai merah besar: Naik dari Rp 48.571 menjadi Rp 50.714/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari Rp 34.286 menjadi Rp 36.429/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Turun dari Rp 37.167 menjadi Rp 36.500/kg
  • Telur ayam ras: Naik dari Rp 27.625 menjadi Rp 28.000/kg
  • Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
  • Minyak goreng kemasan: Turun dari Rp 19.091 menjadi Rp 19.000/liter
  • Minyak goreng curah: Rp 17.083/liter
  • Minyakita: Naik dari Rp 15.711 menjadi Rp 15.790/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Turun dari Rp 10.889 menjadi Rp 10.875/kg
  • Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
  • Ikan kembung: Naik dari Rp 37.833 menjadi Rp 38.000/kg
  • Ikan tongkol: Naik dari Rp 34.333 menjadi Rp 34.500/kg
  • Ikan bandeng: Turun dari Rp 41.167 menjadi Rp 41.000/kg

Perlu dicatat, data final PIHPS dan Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

  1. Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
  2. Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
  3. Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Selasa, 7 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.



Simak Video "Video: Beda Harga Sembako di Indonesia Vs Jerman"

(sto/ahr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork