Petani di Banjarharjo, Kulon Progo, hingga kini masih setia menanam tanaman kentang jembut. Siapa sangka, meski namanya terkesan jorok, kentang jembut ternyata mampu menangkal penyakit kanker, khususnya kanker usus besar.
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sri Raharjo menyebut kentang jembut juga sering mendapat sebutan kentang hitam. Dia mengatakan, penyebutan kentang jembut oleh masyarakat karena bentuk kentang tersebut.
"Ini ada kebingungan juga di masyarakat, sebutan kentang jembut sendiri dikaitkan dengan penampilannya yang berserat, ada rambut, dan warnanya juga hitam. Kalau dikaitkan dengan nama latinnya coleus tuberosus itu sebetulnya mengarah ke kentang hitam," ujar Raharjo saat dihubungi detikJogja, Jumat (19/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski rupa kentang jembut berbeda dengan jenis kentang pada umumnya, Raharjo menyebut kandungan di kentang jembut pada dasarnya sama. Yakni didominasi dengan karbohidrat.
"Jadi kelompok kentang yang warnanya hitam, termasuk kentang jembut ini yang warnanya juga hitam itu sebagaimana kentang isinya sebagian besar karbohidrat," katanya.
Adapun yang menjadi pembeda dengan kentang biasa adalah warna hitam pada kulit kentang jembut. Kulit tersebut terdapat zat antosianin yang juga terdapat pada ubi jalar ungu, beras hitam, dan kedelai hitam.
"Kentang hitam, selain hitam kulitnya agak tebal dan berserat. Yang membuat warna hitam itu ada zat yang namanya antosianin. Antosianin ini dia bisa sebagai antioksidan, dia bisa menghambat reaksi-reaksi oksidasi," ungkapnya.
"Kalau di makanan yang oksidasi itu menjadi tengik. Kalau kesehatan di sel-sel tubuh atau kulit, oksidasi itu sering dikaitkan dengan penuaan. Zat ini disebut antioksidan dimaknai sebagai antiaging. Kalau di makanan itu menghambat terjadinya ketengikan," jelasnya.
Menurut Raharjo, baiknya kentang jembut dikonsumsi bersamaan dengan kulitnya. Sebab, serat pada kulit kentang jika dikonsumsi dengan karbohidrat akan bisa menurunkan indeks glikemik, atau satu ukuran tentang seberapa tinggi atau mudah karbohidrat tadi dikonsumsi berubah menjadi gula darah.
![]() |
"Kentang hitam atau kentang jembut ini karbohidratnya indeks glikemik sedang. Karena karbohidrat yang ada di kentang hitam ini patinya tersusun dari dua komponen utama amilosa dan amilopektin," katanya.
Sehingga, Raharjo menjelaskan, jika kentang jembut dikonsumsi secara bersamaan, kandungan-kandungan tersebut bisa mencegah terjadinya kanker usus besar.
"Maka keterserapan dari patinya kentang juga lebih rendah lagi karena kehadiran serat. Serat itu sifatnya tidak mudah diserap, itu memberikan sensasi kenyang di lambung. Ketika dicerna sampai di usus halus, serat-serat ini tidak akan terserap maka akan lanjut ke usus besar (kolon)," jelasnya.
"Yang berserat itu nanti akan difermentasi, karena di usus besar itu ada mikroba yang hidup di sana dan tugasnya memfermentasi menjadi asam lemak rantai pendek atau short chain fatty acids (SCFA). Dengan adanya SCFA ini bisa menghambat terbentuknya cancer kolon atau kanker usus besar," kata Raharjo.
Diberitakan sebelumnya, Salah satu petani di Banjarharjo, Kulon Progo, Suranto mengatakan sudah membudidayakan kentang jembut sejak masih belia.
"Sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu, atau komoditas yang sudah turun temurun dari para leluhur," ucapnya kepada detikJogja, Rabu (24/9/2025).
Suranto yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Salam, Banjarharjo ini mengatakan ada sejumlah alasan yang membuatnya masih setia dengan menanam kentang jembut. Modalnya tidak begitu besar. Perawatan mudah, serta gampang ditanam di lahan tanah liat yang merupakan jenis tanah paling umum ditemui di Banjarharjo.
"Ini merupakan usaha yang ringan modal, murah perawatan dan mudah dilakukan juga cocok ditanam di area persawahan tanah liat, Untuk perawatan kentang kleci sangat minim OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), kecuali gulma dan minim pupuk. Untuk penyiangan cukup dua kali dan kebutuhan air juga minim," terangnya.
(ahr/dil)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi