Petani Kulon Progo Setia Tanam Kentang Jembut, Tumbuh Rimbun Tanpa Ribet

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Minggu, 28 Sep 2025 13:45 WIB
Kalurahan Banjarharjo, Kulon Progo yang merupakan salah satu penghasil tanaman kentang jembut. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Petani di Kulonprogo memiliki komoditas pertanian yang namanya cukup unik. Tanaman itu bernama kentang jembut. Para petani menanamnya secara turun temurun.

Kentang jembut ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding kentang biasa. Warnanya yang hitam membuat tanaman umbi ini memiliki sebutan lain berupa kentang hitam atau kentang kleci. Serabut di bagian bawah umbi membuat kentang ini memiliki nama yang terkesan jorok.

Meski demikian, kentang jembut masih menjadi andalan petani di Kalibawang, Kulon Progo, dalam bercocok tanam.

Salah satunya adalah Suranto, warga Salam, Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo. Dia sudah membudidayakan kentang jembut sejak masih belia.

"Sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu, atau komoditas yang sudah turun temurun dari para leluhur," ucapnya kepada detikJogja, Rabu (24/9/2025).

Suranto yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Salam, Banjarharjo ini mengatakan ada sejumlah alasan yang membuatnya masih setia dengan menanam kentang jembut. Modalnya tidak begitu besar. Perawatan mudah, serta gampang ditanam di lahan tanah liat yang merupakan jenis tanah paling umum ditemui di Banjarharjo.

"Ini merupakan usaha yang ringan modal, murah perawatan dan mudah dilakukan juga cocok ditanam di area persawahan tanah liat, Untuk perawatan kentang kleci sangat minim OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), kecuali gulma dan minim pupuk. Untuk penyiangan cukup dua kali dan kebutuhan air juga minim," terangnya.

Kentang jembut alias kentang kleci Foto: warisanpetani.blogspot

Suranto menerangkan proses tanam kentang dengan nama latin Coleus Tuberosus ini sampai panen memakan waktu hingga 95 hari. Untuk hasil menurut Suranto cukup memuaskan, bahkan jika dibandingkan dengan padi yang notabene merupakan komoditas andalan petani Kulon Progo.

"Hasil panen sangat menguntungkan ya dibandingkan dengan komoditas padi, karena jelas minim modal dan minim OPT dan perawatannya itu memang lebih mudah," ujarnya.

Adapun harga jual kentang ini berkisar Rp12.000/kilogram. Rimbunnya tanaman ini membuat rata-rata petani bisa menghasilkan sekitar 320 kg kentang dari lahan seluas 1.000 meter persegi.

"Sedangkan pemasarannya di pasar-pasar tradisional yang ada di Kulon Progo dan sekitarnya," ujarnya.

Meski demikian, dia mengakui, tak banyak petani yang menanam kentang jembut. Mayoritas petani lebih memilih menanam padi yang tentunya lebih mudah dijual.

"Iya memang di wilayah Banjarharjo ada penurunan. Kemungkinan karena generasi petani yang berbeda dari tahun ke tahun," ucapnya.

Sayangnya, detikJogja belum berhasil menemukan lahan pertanian di Banjarharjo yang masih menanam kentang tersebut karena sudah habis dipanen sekitar 4 bulan lalu. Adapun kentang ini baru akan ditanam lagi pada awal tahun depan.

"Wah kalau nyarinya sekarang sudah habis, karena kemarin itu sudah panen dan dijual. Kalaupun masih ada kondisinya sudah busuk jadi buat rabuk tanaman atau pakan ternak," ucap Carik Banjarharjo, Suwandi, saat ditemui detikJogja di kantornya, Selasa (23/9/2025).

Suwandi mengatakan budidaya kentang Jembut Ireng di Banjarharjo pernah berjaya di masa lampau. Saat itu hampir seluruh wilayah desa ini ditanami komoditas tersebut, mendampingi padi dan jagung. Berjalannya waktu, jumlah pembudidaya kentang ini mulai menurun dan sekarang hanya dapat dijumpai di empat dusun yaitu Salam, Duwet 3, Ngemplak dan Kenaran.

"Iya memang daerah sini cenderung lebih banyak ya, terutama di wilayah selatan seperti di Salam, Duwet 3, Kenaran dan sebagian Ngemplak. Cuma sekarang tidak seperti dulu," ungkapnya.

Suwandi mengaku tidak tahu kenapa tren budidaya Kentang Jembut Ireng di Banjarharjo mengalami penurunan. Di sisi lain, pihaknya terus berupaya agar warisan leluhur tersebut bisa tetap lestari.

"Saya nggak tahu ya penyebabnya kenapa kok tidak banyak pembudidayanya, padahal juga hasilnya bagus. Perawatannya lebih mudah daripada padi. Perlu penelitian lebih lanjutlah begitu," ujarnya.



Simak Video "Video: Baru di Transmart Kokas! Donat Kentang Jadul yang Lembut"

(ahr/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork